Hari ini aban ada jadwal kampus siang tapi ia ingin pergi pagi karna ia ingin ke toko buku terlebih dahulu untuk mencari tambahan skripsinya. Namun ketika ia ingin berjalan ke motornya ia melihat hafidz yang sedang buru buru sekali. Aban pun penasaran dan berjalan mendekati hafidz.
"Mas hafidz.." Ucap aban.
"Ehh ban.." Jawab hafidz sambil menyalakan motornya.
"Mau kemana mas? Kayanya buru buru banget.." Tanya aban.
"Mau ke RS ban.." Jawab hafidz.
"Siapa yang sakit?" Tanya aban kaget.
"Ais ban.." Jawab hafidz.
"Ais? Aban boleh ikut ke RS ga?" Tanya aban.
"Boleh.. Ayo.." Jawab hafidz.
Lalu aban pun langsung buru buru berjalan ke motornya dan berjalan menyusul hafidz.
"Tuh kan feeling ane bener dia lagi sakit.. Pantesan perasaan ga enak.." Gumam aban sambil membawa motor.
Karna jarak dari pondok ke RS tidak terlalu jauh. Jadi sekarang mereka sudah sampai di RS. Aban pun mengurungkan niatnya untuk ke toko buku karna ia sangat khawatir dengan keadaan ais.
"Assalamu'alaikum.." Ucap hafidz dan aban ketika sudah sampai di ruangan. Karna ais sudah di pindahkan ke ruang rawat.
"Wa'alaikumsalam.." Jawab hana dengan suara bindeng karna ia terus menangis melihat keadaan ais yang tak sadar sadar.
"Ada perkembangan han?" Tanya hafidz. Dan di balas gelengan oleh hana.
"Astaghfirullahalazim.." Gumam aban dalam hati karna syok melihat keadaan ais.
"Ais kok ente bisa kaya gini? Ais bangun is.." Gumam aban dalam hati sambil melihat ke arah ais yang terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.
"Mba udah ngabarin orang tua ais?" Tanya aban. Dan di balas gelengan oleh hana.
"Kabarin han mereka harus tau keadaan ais sekarang.." Ucap hafidz.
"Hana takut ka.. Hana takut mereka kecewa.. Karna hana ga bisa ngejaga ais dengan baik.. Sampe ais kaya gini.." Jawab hana masih terus sambil menangis.
"Ini bukan salah kamu.. Mungkin ais memang lagi di kasih sakit.. Jangan menyalahkan diri kamu sendiri.." Ucap hafidz.
"Bener mba kata mas hafidz.. Ini bukan salah mba.. " Ucap aban.
"Hana ga kuat bilang ke merekanya.. Ga tega.." Jawab hana.
"Udah sekarang bilang aja sama orang tua ais kalo ais masuk RS.. Jangan bilang ais kritis.. Kalo kamu ga tega bilangnya.. Apa perlu kaka yang bilang?" Tanya hafidz.
"Yaudah.. Tapi hana chat aja ya.." Ucap hana.
"Iya ga papa.. Yang penting ngabarin.." Jawab hafidz.
Lalu hana pun membuka hpnya dan mencari kontak bunda dan ayahnya ais. Kemudian mengirim pesan.
"Udah?" Tanya hafidz. Dan di balas anggukan oleh hana.
"Hana udah sarapan?" Tanya hafidz.
"Hana ga nafsu makan.." Jawab hana sambil melihat ke arah ais.
"Mba harus makan mba.. Jangan sampai mba ikutan drop nanti ais juga ikut sedih kalo mba drop.." Ucap aban.
"Iya bener kata aban.. Ayo kita ke kantin.." Ucap hafidz.
"Yaudah iya deh.. Aban mba nitip ais ya.." Ucap hana pasrah. Karna memang ada benarnya juga ucapan aban. Lagian kalo aku sakit nanti siapa yang ngurusin ais.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Anak Pesantren 🖤 (PROSES TERBIT)
Teen Fiction⚠ Part masih lengkap!! Buruan baca sebelum Part di hapus acak!!! Kisah dua orang santri yang di satukan oleh sebuah rumah Allah yaitu pesantren🌻 ••••••••••••• High Ranting #1 hafidzulahkam (5 November 2019) #1 syubban (29 Desember 2019) #1 nuruss...