29. Celah

494 46 0
                                    

"Leo?"

Sedetik setelah ia menyebutkan nama itu, sang pemilik nama menyeringai. Berusaha tetap tenang, Mild mencoba untuk bersikap seperti biasa. "Ada apa?"

"Kamu Mild yang itu kan?"

"Hm?"

"Gak usah pura-pura gak tau. Aku tahu siapa kamu." Respon Leo muak melihat sandiwara Mild yang seolah tidak tahu apapun. Ia mendekati gadis itu, membuat gadis yang lebih tua satu tahun darinya itu terpojok dalam kungkungannya.

"Mild the wild. Mild Wiraporn J."

Tak memberi Mild kesempatan untuk bicara, Leo kembali angkat suara.

"Mild, model majalah dewasa. Model yang hampir tiap foto cuma pake pakaian dalam atau lingerie. Gak gue sangka Mild belom pernah melakukan 'itu'." Jelas Leo sambil menyeringai. Mild mendoromg tubuh Leo kuat untuk menjauh darinya. Ia tidak suka dengan laki-laki mesum seperti Leo. Terlebih lagi, ia masih remaja.

Yah, walau kebenaran bahwa ia adalah model majalah dewasa membuatnya tidak layak untuk berbicara seperti itu.

"Terus?"

Leo mengernyit. Namun terkekeh kemudia. "Iya juga ya. Gak apa, sih. Tapi gak nyangka aja orang yang cuma bisa gue bayangin di kamar mandi ternyata bisa gue temuin di dunia nyata." Geram, Mild hanya bisa mengepalkan tangannya kuat. Tapi lagi-lagi, ia tak bisa apa-apa.

Tenang. Tahun depan, aku ga bakalan dapet perlakuan kayak gini lagi. Batinnya mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Baru saja ia akan berlalu, suara teriakan Judy, Daniel, serta Eunwoo terdengar. Bertukar tatap, sedetik kemudian keduanya berlari ke arah ruang tengah dan mendapati beberapa orang dewasa berpakaian hitam menarik Eunwoo. Eunwoo memberontak sambil menangis kencang sedangkan Daniel dan Judy sudah mencoba melawan beberapa orang dewasa itu. Leo segera menghadapi beberapa diikuti oleh Mild. Syukurlah Mild dulu sempat memgikuti latihan bela diri ketika SMP.

Beberapa dari mereka sudah tak dapat bergerak. Mata Mild mencari-cari orang yang tadi menggendong Eunwoo. Ketika menyadari sesuatu, Mild membanting tubuh orang yang masih dihajarnya ke lantai.

Sial. Mereka lengah.

-Mama, Don't Cry-

"Aley," Lirih Jungkook mendapati adiknya yang tampak kacau. Aleyna memang sudah di mandikan oleh Ibu. Penampilannya memang rapi, tapi wajah muram itu tak bisa membuat Jungkook berhenti memaki siapapun yang melakukan itu pada adiknya.

Sorot mata Aley tak secerah biasanya. Matanya begitu sayu dan tatapannya nyaris kosong. Aleyna yang dihadapannya ini bukanlah Aleyna yang ia kenal. Sungguh. Rasanya hati Jungkook terasa remuk melihatnya seperti ini.

Melangkah mendekat, Jungkook mencoba memeluk tubuh adiknya itu. Namun, itu tak berlangsung lama. Karena dalam sepersekian detik, raut wajah Aley menegang karena menyadari Jungkook akan memeluknya. Tetes air mata mengalir dari sudut mata gadis itu. Bibir mungil serta tubuh gadis itu berguncang hebat. Walau begitu lirih, Jungkook dapat mendengar Aleyna berkata jangan.

Miris.

Hati Jungkook benar-benar teriris melihatnya. Taehyung dan Rapmonster yang mengintip dari bilik pintu merasakan hal yang sama. Mereka kehilangan jati diri adik kecil mereka. Walau lahir dalam rentang waktu yang benar-benar jauh, nyatanya mereka berempat akrab. Walau harus mereka berdua akui, Jungkook lebih akrab pada Aley dibandingkan yang lainnya.

"Andai aku menyadarinya lebih cepat." Ucap Taehyung tiba-tiba. Rapmonster menatap adiknya, "Tidak akan ada yang menyadari itu. Terlebih lagi kau bilang ia memang kerap kali membawa seorang perempuan yang katanya adalah pacarnya dan sering mendengar suara desahan."

Menggeleng, Taehyung merasa miris pada dirinya sendiri. "Aku tak mengenali suara adikku sendiri. Andai itu Jungkook, ia pasti akan menyelamatkannya di hari pertama bahkan menit pertama gadis itu diculik. Gak heran, karena mereka memang sedekat itu. Bahkan jika itu terjadi di dekatmu, hyung, aku yakin kau akan menyadarinya dengan cepat. Aku terlalu jauh dengan Aley. Aku bukan oppa yang baik untuknya."

Rapmonster menepuk pundak adiknya itu, mencoba menyemangati. "Kau tahu? Bulu ku merinding melihatmu seperti ini. Bersikaplah seperti biasa." Terkekeh, Taehyung membalas. "Di saat seperti ini?"

"Kita harus menenangkan orang yang paling tak terima dengan kejadian ini."

Pandangan Taehyung dan Rapmonster langsung mengarah ke tempat yang sama. Di ruangan tengah, tempat istri mereka dan ibu berkumpul. "Ibu benar-benar membutuhkan kita."

-Mama, Don't Cry-

Ku hanya diaaaaam

Menggenggam menahan

Segala kerinduaaan

"Rindu apa thor?"

Vote dan komen kalian:(

Gimana part ini?

Suka?

Ayo dong berinteraksi dengan ku disiniii

Seperti biasa aku mengingatkan untuk vote dan komen cerita ini

Kalau mau share cerita ini ke teman kamu juga boleh banget

Wkwkwk

Buat yang nanya,
"Itu siapa kak di mulmed?"

Itu mild yaaaa

Oke deh, see you!

Mama, Don't Cry (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang