32. Rasa Takut

491 37 0
                                    

Asyiela membuka kelopak matanya perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah suaminya memeluknya erat sambil tertidur. Jejak air mata terlihat jelas pada wajah rupawan Jungkook, membuat jemari Asyiela tergerak untuk menghapusnya. Tetapi, ketika jemari Asyiela baru saja menyentuh wajah Jungkook, pria itu terbangun. Mengucek mata, Jungkook menatap istrinya dan melepaskan pelukannya.

"Kamu udah bangun? Sini cium." Ucap Jungkook dengan suara serak khas bangun tidur. Tersenyum kecil, Asyiela mengecup bibir suaminya itu singkat. Bukannya senang, hal itu justru membuat Jungkook mengerucutkan bibirnya. "Masa gitu doang? Bentar banget!" Protesnya membuat alis Asyiela bertaut. Belum lagi Asyiela sempat membalas perkataannya, Jungkook segera melahap bibir istrinya itu rakus hingga membuat Asyiela sulit untuk bernafas. Wanita itu segera memukul-mukul dada bidang suaminya sebagai isyarat ia sudah tidak mampu menghirup nafas lagi.

Setelah Jungkook melepas ciumannya, keduanya terengah-engah. "Kook nyebelin!" Kesal Asyiela membuat Jungkook terkekeh. "Halah, kamu juga suka digituin, kan?" Goda Jungkook membuat Asyiela kembali memukul-mukul dada Jungkook. Jungkook terkekeh serta gemas dengan perlakuan istrinya. Ia meraih kedua tangan Asyiela, Jungkook menahan tangan itu kemudian memeluk tubuh istrinya erat.

Keduanya tersenyum, hingga suatu hal mengganggu pikiran Asyiela. Perlahan senyuman wanita itu pudar. Perubahan ekspresi wajah istrinya itu membuat Jungkook bingung. Baru saja pria itu akan bertanya, perkataan Asyiela membuatnya kembali terdiam.

"Eunwoo," Lirih Asyiela dengan mata yang berkaca-kaca. Asyiela menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jungkook sembari memeluknya.

Hening menyelimuti keduanya sesaat. Kalaupun ada suara, maka itu adalah suara isak tangis Asyiela yang tak mampu lagi diredam. Perasaan sakit itu timbul begitu saja ketika mereka kembali menyadari bahwa putra mereka sekarang entah berada dimana. Tentunya tetesan hangat dari sudut mata Asyiela itu jelas dapat dirasakan oleh Jungkook karena wajah istrinya itu tepat menempel di dadanya.

"Dia bakal balik ke kita, kok. Jangan takut, Eunwoo pasti kembali ke kita." Ucapnya membuat Asyiela semakin terisak. Rasa takut, kesal, marah, serta sedih menyatu pada wanita itu. Ia benar-benar merasa tidak pantas sebagai seorang ibu. Ia tak bisa menjaga anak-anaknya dengan baik, barang sekali saja.

Ia telah kehilangan banyak orang dalam hidupnya. Ia kehilangan putrinya. Ia kehilangan Ayah, Ibu, dan Ibu tirinya. Ia kehilangan Suga. Dan sekarang, haruskah ia kehilangan putranya juga?

"Aku gak mau kehilangan lagi, Kook. Aku... hiks," Lirih Asyiela terputus yang masih dapat di dengar oleh Jungkook. Jungkook mengusap kepala Asyiela, berusaha memberi ketenangan. "Eunwoo gak akan hilang. Eunwoo gak akan pergi. Eunwoo pasti baik-baik aja. Jangan takut, semua akan baik-baik aja." Ucap Jungkook menenangkan walau hatinya sendiri porak poranda. Ia meyakinkan Asyiela agar tidak takut padahal ia sendiri takut akan kehilangan darah dagingnya untuk kedua kalinya. Ini menyulitkan.

Sulit untuk meyakinkan orang tentang hal yang bahkan diri sendiri pun ragu untuk meyakininya.

"Kook, aku ga mau kehilangan lagi." Lirih Asyiela parau sambil mendongak menatap suaminya. Jungkook mengusap pipi Asyiela, semakin tak kuasa melihat bulir air yang terus jatuh.

Aku juga ga mau kehilangan lagi, Syiela. Batin Jungkook membalas pedih. Jujur saja, ia sama takutnya dengan Asyiela. Tapi jika mereka berdua tak saling menguatkan, bagaimana jadinya?

Menahan air mata, Jungkook berdeham agar suaranya tak terdengar parau. "Berdoa, sayang. Tuhan pasti bakal kabulin doa kita. Jangan takut, Eunwoo akan pulang."

-Mama, Don't Cry-

Heyhoo

Bagaimana part ini?

Syuka tidak?

Berhubung saya sedang tidak bisa banyak ngebacot, ku langsung katakan saja

Jan lupa vommentnya manteman


See you

Mama, Don't Cry (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang