Eunwoo mengernyit melihat ruang hampa berwarna hitam di sekelilingnya. Ia mulai menerka, mungkin ini 'ruang jiwa' yang akan mempertemukannya dengan sisinya yang lain seperti dulu.
"Ruang jiwa? Nama yang bagus."
Ucapan Jeon membuat Eunwoo mendengus. "Ada apa?"
"Aku menginginkan ragamu untukku. Atau kau mau berbagi? Bagaimana kalau kita jadwalkan saja?" Balas Jeon to the point membuat Eunwoo menggeleng. "Ini tubuhku, milikku. Hanya aku yang boleh menempatinya."
Patrick yang muncul tiba-tiba ikut bicara, "Kalau begitu, hapuslah keberadaan kami. Maka tubuh ini tak akan dapat lagi diambil alih." Jeon terkekeh, "Mana bisa ia melakukannya." Eunwoo hanya mengangguk, "Ya. Aku tak tahu bagaimana kalian bisa muncul. Atau bagaimana aku 'membentuk' kalian. Apalagi 'menghapuskan'-nya?"
Baru saja Patrick hendak membalas namun dicegah oleh Jeon. "Kami akan memberitahumu, tapi dengan satu syarat."
"Apa?"
"Ayo bermain. Siapa yang kalah, ia akan mendapat yang ia mau. Kalau aku menang, aku mendapatkan ragamu. Kalau kau menang, kami beritahu cara 'menghapus' keberadaan kami."
"Bagaimana jika Patrick menang?" Tanya Eunwoo membuat Jeon membalas. "Ia hanya sisi tengah. Aku bahkan tak yakin ia ingin hidup." Mendengar jawaban Jeon tak cukup membuat Eunwoo puas. Ia menatap Patrick, meminta jawaban. Menghela nafas, ia menjawab. "Jeon benar. Lagipula, aku tak akan ikut bermain karena tak menginginkan apapun. Tapi, berhubung aku pun 'tinggal' dan mungkin akan 'dihapus', izinkan aku turut serta dengan menentukan permainan."
Jeon mulai berpikir, "Menentukan permainan?"
"Aku menyetujuinya. Bagaimana denganmu?" Tanya Eunwoo membuat Jeon menghela nafas. "Baiklah. Apa permainannya?"
"Kebenaran dari orangtua kita." Mendengar itu membuat keduanya mengernyit bingung tak mengerti. "Begini. Jeon akan mengambil alih tubuh Eunwoo dan akan mencoba mencari kebenaran dari hal yang Eunwoo risaukan."
Eunwoo mengernyit, "Bisakah lebih jelas lagi?"
"Inti dari permainan ini adalah ketakutanmu bahwa kau tak diinginkan di kekuargamu. Maka permainannya untuk menguji apakah menurut mereka kau berharga atau tidak. Agar tidak terjadi kecurangan, maka Jeon yang memancing dan menyampaikan kegelisahan dan keraguanmu yang membentuk kami."
Jeon tersenyum puas dan merasa menang. Ia yakin ini akan membuat Eunwoo takut dan menyerah hingga otomatis akan menjadikannya pemenang. Bukan maksud sombong, tetapi terkadang hampir setiap insan merasa takut untuk mengetahui kebenaran dari sesuatu yang bersifat 'sensitif' bagi mereka. Padahal, belum tentu kebenarannya sesuai dengan ketakutan mereka.
"Bagaimana, Eunwoo? Kau takut?" Tanya Jeon membuat Eunwoo berdecak. Permainan ini sudah seperti uji nyali. Ia ingin mengetahui kebenarannya namun takut kebenaran itu akan membuatnya tersakiti dan memilih untuk hilang sepenuhnya. Tetapi di sisi lainnya, ia yakin Mama dan Papa akan selalu menyayanginya dan menganggapnya berharga walau ada banyak hal yang diragukan olehnya, seperti apa yang dikatakan Patrick.
Ini untuk memastikan apakah Eunwoo berharga atau tidak. Untuk menghapus segala keraguan yang sejak kecil melandanya. Harusnya, Eunwoo siap mendengar semua ini, kan?
Jeon yang merasakan Eunwoo gelisah tersenyum puas. "Hei, Eunwoo. Masih ada waktu untuk menyerah, loh." Eunwoo menggeleng tegas. "Tidak. Ini tubuhku. Aku akan memperjuangkannya."
"Bukankah kau takut?" Pancing Jeon lagi berusaha membuat Eunwoo goyah. Lagi, Eunwoo menggeleng. "Aku siap untuk mengetahui semuanya dan sudah ku bilang, ini tubuhku. Bahkan Mama Papa pun adalah Mama ku dan Papa ku. Sejak awal, kamu tak memiliki apapun."
Mengerjap beberapa kali, Jeon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ah, oke. Baiklah."
Patrick memasangkan rantai, membuat Eunwoo panik. "Apa ini?"
"Jaga-jaga agar kau tak mengambil alih kesadaran secara paksa." Jelas Patrick. Eunwoo menghela nafas, mengerti. Sedangkan Jeon sudah bersiap.
"Kehidupan, aku datang!"
-Mama, Don't Cry-
Wah bentar lagi ending, nih
Gimana menurut kalian part ini?
Maaf daritadi ga sempet up karena tugas:(
Tinggalkan jejak berupa vote dan komentar, ya♡
See you!♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Mama, Don't Cry (Completed)
Hayran Kurgu[ C o m p l e t e d ] Sequel of Roleplay : Take Me To Your Real Life Jeon Jungkook Fanfiction | Lizkook -Mama, Don't Cry- Start : 23 Januari 2020 Finish : 20 April 2020 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Jungkook dan As...