34. Gotcha

429 38 0
                                    

Bruk!

Suara itu membuat mereka semua menoleh. Tubuh bocah mungil itu ambruk dan tergeletak di lantai. Hening sejenak, Dei mendekati tubuh anak itu dan mengangkatnya. Dei membaringkan Eunwoo di kasur tadi kemudian menempelkan tangannya ke kening bocah itu.

Gak panas. Batin Dei heran. "Lanjut minum ke ruang sebelah." Ucap Dei membuat yang lainnya mengernyit. Jaemin menyahut, "Tuh bocah gimana?"

"Biarin aja. Gapapa kok." Balas Dei. Semua berbalik menuju pintu dan Dei mengikut di belakang. Tapi sebelum jemarinya menyentuh kenop pintu, ia menatap anak kecil itu dengan tatapan yang tak terdefenisi. Bukan karena merasa takut, hanya saja Dei punya firasat.

Tampaknya aksi mereka kali ini tidak akan berjalan baik.

"Engh,"

Dei terbelalak. Bocah itu bangkit dari tidurnya tiba-tiba. Duduk, bocah itu turun dari kasur dan menuju kaca. Ia tampak mematut penampilannya di cermin kemudian bergaya disana. Itu tak berlangsung lama karena bocah itu menoleh padanya.

"Oh, halo!" Sapa bocah itu riang ketika pandangan mereka bertemu. Tubuh Dei mematung selama beberapa detik hingga akhirnya kesadarannya kembali. "Ha.. lo?" Balasnya dengan nada bingung. Bocah itu terkekeh, menghampirinya dan menyentuh tangannya yang ada di kenop pintu. "Masuklah, temani aku disini." Pinta bocah itu dengan senyuman manis yang mengembang.

Dei hanya mengikuti kemana tangan mungil yang menggenggamnya itu menuntunnya. Hingga akhirnya, sampailah mereka di cermin tadi. Kalau tidak salah ingat, sebelum kehilangan kesadaran pun bocah ini berdiri tepat di depan cermin ini.

Apa cermin ini berhantu?

Berdecak, Dei mengenyahkan pikiran konyolnya itu. Tampaknya ia terlalu sering menakut-nakuti Kieu ketika di rumah hingga akhirnya pikirannya menjadi sebobrok itu.

"Lihatlah, aku benar-benar menggemaskan!" Sorak bocah itu riang sambil melompat dan merentangkan tangannya. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Dei menanggapinya dengan anggukan terpatah. Bocah itu duduk, kemudian menatapnya. "Duduklah disini." Perintah bocah itu pada Dei. Masih terlalu bingung dengan tingkah ajaib bocah ini, Dei hanya menurut. Ia duduk dihadapan bocah itu dan menatapnya bingung, "Lalu?"

Bocah itu berakting seolah sedang berpikir dengan menautkan alis serta mengetuk jarinya di dagu. Kemudian, ia menatap Dei kembali dengan tatapan riang.

Dei tak tahu apakah ini efek bingung atau bukan. Tetapi, tatapan bocah ini setelah dan sebelum tak sadarkan diri benar-benar berbeda. Astaga, apa ia benar-benar kena azab karena selalu mengusili Kieu? Memikirkannya membuat Dei jadi merinding. Ia menenangkan dirinya sendiri. Untuk apa takut pada bocah kecil ini? Bocah kecil ini tidak akan mampu melukainya. Andai kata ia nekat, Dei dapat menghipnotisnya agar kembali tidur.

"Aku hanya ingin bertanya, maukah hyung menjawabnya? Jawaban 'ya' atau 'tidak' sudah cukup bagiku." Ujar bocah itu membuat Dei mengernyit namun tetap mengangguk. Pandangan bocah itu menjelajah, "Apakah kita sekarang ada di gudang rumahmu?"

"Ya." Jawab Dei singkat. Bocah itu kembali bertanya, "Hyung, tampaknya kau sudah berusia diatas dua puluh tahun, ya?" Lagi, Dei menjawab singkat, "Ya."

Beberapa pertanyaan selanjutnya hanyalah hal sepele. Tentang dua tambah dua itu empat, tentang Dei itu laki-laki, serta permintaan bocah itu agar diakui sebagai laki-laki tertampan di dunia. Benar-benar pertanyaan remeh yang membuat rasa gelisah dan takut tentang firasat buruknya berangsur-angsur hilang.

"Ah, berbicara denganmu benar-benar menyenangkan!" Seru bocah itu membuat Dei terkekeh.

"Masih maukah hyung menjawab beberapa pertanyaanku?" Dei mengangguk sambil tersenyum. Siapa sangka mengobrol dengan bocah ini lumayan menghiburnya. Tetapi, pertanyaan selanjutnya membuat Dei mematung.

"Apakah kamu bekerja sama dengan saudarimu?"

Mama, Don't Cry

Hola!

Gimana pendapat kalian tentang part ini? Suka?

Btw selamat malam minggu guys wkwkwk

Yang nyudut di pojokan kamar baca wetped sambil ngehalu mana suaranyaaaa

Wkwkwk banyak nih kayaknya

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen ya!

See you♡

Mama, Don't Cry (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang