Polisi menggrebek rumah itu dan menangkap seorang wanita bernama Hara. Hara sempat diinterogasi dan akhirnya mau membuka mulut mengenai identitas dalang dari kasus penculikan ini dan sembilan tahun lalu. Polisi bertekad segera menangkapnya dan memberi informasi terkait latar belakang kasus ini pada Jungkook nantinya.
"Eunwoo! Sadar! Sadar, Nak! Sadar!" Teriak Asyiela menepuk-nepuk wajah putranya berkali-kali dengan air mata yang sudah membanjiri dirinya. Darah yang mengering di tubuh putranya itu tak membuatnya merasa mual. Wanita itu justru memeluk tubuh Eunwoo erat terlebih ketika ia berhasil membuka ikatan tali di tubuh remaja tersebut. Tak henti ia menyerukan nama itu sambil terisak, membuat Jungkook merasa tak tega. Baru saja ia akan menyentuh pundak Asyiela, Taehyung menghentikan tindakannya lebih dulu dengan alasan agar istrinya itu puas menumpahkan segala emosi yang bersarang di dadanya.
Lima menit berlalu, hanya tersisa Jungkook, Taehyung, Asyiela, dan Eunwoo yang tak sadarkan diri di tempat ini. Para polisi segera meringkus Mr. Cho yang kabarnya sedang mengadakan pertemuan di sebuah hotel.
"Ma.. ma?" Ucap Eunwoo lirih sebelum kelopak matanya terbuka. Asyiela mengucap syukur dan segera menciumi wajah putranya. "Iya, Sayang. Ini Mama. Jangan tinggalin Mama, Nak. Jangan tinggalin Mama."
Pandangan Eunwoo yang masih berputar dan kepalanya yang pusing membuatnya tak banyak bicara dan menyipitkan mata. Jungkook segera meminta tolong Taehyung untuk membukakan pintu mobil agar ia bisa memindahkan putranya itu ke dalam.
"Pelan-pelan. Hiks. Dia luka, kasian dia kesakitan." Omel Asyiela masih dengan isakan tangis membuat Taehyung terkekeh. "Kalo gak cepat justru nanti dia bakal kelamaan diobatinnya. Ya kan, Kook?" Jungkook berdeham mengiyakan. Asyiela memilih duduk di belakang dan menemani putranya yang tidur di pahanya. Sedangkan Taehyung segera menghubungi dokter keluarga untuk memberitahukan mereka akan segera kesana.
-Mama, Don't Cry-
"Lukanya cukup parah. Biarkan dia beristirahat disini. Kami akan menjahit beberapa lukanya sebentar lagi."
Setelah dokter tersebut pergi, Asyiela memegangi tangan Eunwoo dan menciuminya. Eunwoo yang terbaring hendak bertanya namun tenaganya terlalu sedikit bahkan hanya untuk bicara. Asyiela yang mengetahui Eunwoo ingin bicara dengan sigap menawarkan bantuan. "Kenapa, Nak? Mau minum?"
Dengan gelengan lemah, Eunwoo menolak. Asyiela mengusap pipi Eunwoo penuh khawatir yang dapat dilihat jelas oleh Eunwoo. Hal yang nyaris tak pernah didapatkannya selama ini kini ia dapatkan. Hatinya merasa senang mengetahui ia benar-benar dikhawatirkan oleh Mamanya. Ia bersyukur dapat menentang perkataan Jeon dan dapat kembali ke kesadarannya hingga akhirnya bisa menerima perlakuan ini.
"Eunwoo," lirih Asyiela membuat Eunwoo mengernyit. Mamanya itu kembali menangis. Di hadapan putranya, ia berkeluh kesah.
"Waktu nuna kamu meninggal, Mama ngerasa jadi Ibu yang paling gagal di dunia. Saat itu, Mama mengandung kamu." Ucap Asyiela pelan namun masih mampu di dengar oleh Eunwoo dengan jelas. "Saat kamu lahir, keajaiban datang. Jiwa Genie menghampiri kami dan meminta kami bahagia. Ia juga memberikanmu nama. Hong Eunwoo. Kami menurutinya agar ia bisa pergi dengan tenang. Tapi, jujur saja Mama saat itu takut. Mama takut kalau kamu akan bernasib sama dengan Genie. Mama takut akan kehilangan kamu padahal Mama mencintaimu dengan sangat, seperti saat Genie meninggalkan Mama."
Asyiela semakin terisak mengingatnya. Sedangkan Eunwoo hanya menyimak, ingin tahu lebih banyak tentang apa yang dirasakan Mamanya.
"Mama ga biarin kamu ke dunia luar karena rasa takut Mama yang luar biasa. Hingga kamu tertekan, mulai memberontak dan kemudian menciptakan kepribadian baru. Kamu diculik, lalu selamat berkat kepribadianmu itu. Hal yang membuat Mama merasa tertohok adalah setelah membawamu ke psikolog dan tahu bahwa penyebab gangguan kejiwaanmu adalah Mama. Mama benar-benar ngerasa gagal, Eunwoo. Sama seperti Mama merasa gagal merawat Genie, begitu juga rasa gagal Mama terhadap kamu. Bahkan jauh lebih besar."
Tangis Asyiela semakin deras, terlebih ketika melihat luka yang ada di sekujur tubuh putranya. "Maafkan Mama. Mama udah selalu coba buat lebih kuat lagi. Tapi, rasa takut Mama kini kembali seperti sembilan tahun lalu," ucap Asyiela menggantung. Ia menatap putranya dengan rasa bersalah yang besar. "Mama akan tunggu kamu pulih buat memilih keputusan."
"Mama ingin kamu tak lagi ke dunia luar. Mama akan tunggu keputusan kamu. Tenang aja, Mama bakal pertimbangin pendapat kamu."
-Mama, Don't Cry-
Selamat pagiiiiii!
Semoga kalian sehat-sehat aja ya. Keep safe, babe!
Jangan lupa tinggalkan vote dan komennya, ya♡♡♡
See you♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama, Don't Cry (Completed)
Fanfic[ C o m p l e t e d ] Sequel of Roleplay : Take Me To Your Real Life Jeon Jungkook Fanfiction | Lizkook -Mama, Don't Cry- Start : 23 Januari 2020 Finish : 20 April 2020 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Jungkook dan As...