"Pagi, sayang. Ayo sarapan!"
Eunwoo mengerjapkan matanya. Sedetik kemudian, ia tersenyum. Ia bangkit dari tempat tidurnya, memeluk mamanya erat. "Mama, maaf." Asyiela terkekeh, mengusap puncak kepala putranya itu lembut. "Iya, sayang. Maafin mama juga, ya?"
Eunwoo mengangguk, menatap Mamanya lagi dengan senyum. "Eunwoo suka lihat Mama senyum."
"Iya, Mama bakal senyum. Udah yuk, sarapan." Balas Asyiela sambil menggandeng tangan mungil putranya.
Sesampainya di ruang makan, Eunwoo mencoba mengejutkan sang papa yang sedang membaca koran. Tapi, ia kalah cepat. Jungkook justru lebih dulu mengejutkan dirinya.
"Wraaar!"
"Huaaa! Papa!"
Jungkook terbahak melihat ekspresi Eunwoo. Eunwoo sendiri mengerucutkan bibirnya karena kesal. "Papa curang!" Serunya tak terima membuat Jungkook semakin terbahak.
"Sst! Udah ayo sarapan, jangan berantem." Omel Asyiela membuat Jungkook dan Eunwoo terkekeh, "Siap, bos!" Ucap keduanya serentak sambil melakukan sikap hormat.
Ketika keluarga kecil itu sedang menikmati sarapan mereka, suara bel membuat mereka berhenti sejenak. "Biar aku yang buka." Ucap Asyiela berinisiatif. Jungkook hanya mengangguk, sedangkan Eunwoo melanjutkan makannya dengan lahap.
Ketika pintu dibuka, tak ada satu pun sosok yang berada disana. Hanya ada sebuah kotak berwarna abu-abu yang dihiasi pita. Asyiela meraih kotak tersebut, berniat membukanya. Namun, yang ia jumpai selanjutnya adalah berbagai kertas yang berisi narasi. Tak ingin memikirkannya lebih jauh, Asyiela menutup pintu dan menaruh kotak tersebut di bagian bawah rak penyimpanan sepatu mereka kemudian kembali ke ruang makan.
-Mama, Don't Cry-
"Kook, segeralah berpakaian dan berias. Kau harus siap dalam lima belas menit." Ucap seorang staff menuntunnya ke ruangan wadrobe. Tampak seorang gadis yang sepertinya tidak asing baginya, namun bukan make up artist yang biasanya merias dirinya di syuting ini.
Gadis itu berbalik, membuat dirinya dan Jungkook saling tatap. Staff yang menuntun Jungkook kemari mulai memperkenalkan keduanya. "Ah, ya. Ini make up artist yang baru. Memang dia masih SMA, tapi ia cukup berpengalaman. Dia menggantikan Tita yang sedang cuti seminggu."
Gadis itu membungkuk hormat, kemudian kembali tegak. "Saya Kieu Trang. Jungkookie oppa, mohon kerja samanya." Jungkook sempat terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya membalas. "Ah, ya. Mohon kerja samanya."
"Baiklah, ayo cepat. Kita tidak punya banyak waktu." Ucap staff itu sebelum akhirnya meninggalkan mereka berdua. Gadis itu tersenyum begitu manis. "Dunia memang sempit, ya." Ucap gadis itu riang, sedangkan Jungkook hanya diam dan duduk di depan meja rias. "Jungkookie oppa?"
"Maaf, sebelumnya. Tapi hanya istriku yang boleh memanggilku seperti itu." Ujar Jungkook tegas dan menatap Kieu dengan tatapan tajam. Tapi gadis itu masih saja tersenyum seolah tak perduli. Ia mulai menyapukan riasan pada pria yang belasan tahun lebih tua daripadanya itu dengan tatapan kagum. "Jungkookie--"
"Jungkook saja sudah cukup." Tegas Jungkook lagi membuat gadis itu memasang wajah cemberut. "Ya ampun. Aku hanya ingin akrab denganmu." Keluh Kieu pada Jungkook yang dibalas Jungkook dengan sinis. "Sopanlah sedikit pada yang lebih tua. Jangan bersikap seolah kita sudah sangat dekat apalagi seumuran. Aku tak suka pada orang pecicilan dan tak tahu malu sepertimu."
Terdiam sejenak, gadis itu kembali memasang senyumnya. Dari cermin, Jungkook dapat melihat gadis itu. Ia berhenti menata rambut Jungkook, mengusap telinga pria itu pelan. "Ah, begitu ya." Lirih Kieu pelan namun dapat terdengar oleh Jungkook. Ia mengernyit, tak paham apa maksud gadis SMA di dekatnya ini. "Jungkookie oppa, apakah kau benar-benar tak punya niatan untuk menikah lagi?"
Pertanyaan frontal itu membuat Jungkook terkesiap. Tak menyangka anak SMA seperti Kieu akan seberani itu menanyakan hal semacam itu padanya, di saat pertemuan kedua mereka.
"Kalau aku sudah memiliki Asyiela, maka aku tak memerlukan siapapun lagi."
Sedikit senyuman miring menghiasi wajah gadis muda itu. "Benarkah? Atau kau sedang jual mahal padaku?" Balas Kieu yang mulai mendekati wajah Jungkook. Segera Jungkook memundurkan kursinya dan berdiri. Tanpa memberi sepatah kata pun, Jungkook meninggalkan gadis itu seorang diri.
"Ini menarik," ucap gadis itu lirih dengan secarik senyum miring pada dirinya sendiri.
-Mama, Don't Cry-
Hai!
Kisah cinta tanpa adanya wanita ular tuh kurang enak, jadi aku memunculkan Kieu untuk menjadi micin dalam cerita ini.
//author di demo
Selow, sayang
Ikutin aja alurnya
Kalau punya pendapat silahkan berikan di kolom komentar
Berikan semangat untuk author melalui ☆-nya ya!
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama, Don't Cry (Completed)
أدب الهواة[ C o m p l e t e d ] Sequel of Roleplay : Take Me To Your Real Life Jeon Jungkook Fanfiction | Lizkook -Mama, Don't Cry- Start : 23 Januari 2020 Finish : 20 April 2020 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Jungkook dan As...