62. Sadarlah

552 36 0
                                    

Ada suara tapak kaki yang tampaknya menginjak genangan air menghampiri dirinya. Ia membuka kelopak mata dan sadar ia masih berada di ruang pikirannya. Patrick kini tampak seperti seusianya padahal ketika terakhir kali bertemu dulu umurnya tampak begitu jauh darinya.

"Hei, apa kabar?" Tanya Patrick membuat Eunwoo menjawab sekenanya. "Kabar buruk." Sosok itu menaikkan alisnya, membuat Eunwoo memberi penjelasan lebih. "Aku diculik. Disiksa secara fisik dan mental. Aku tidak baik-baik saja."

"Tenang saja aku sudah membereskan semuanya." Ucap sosok lainnya membuat Eunwoo teralih padanya. Sosok itu adalah Jeon. Jeon menepuk pundak Eunwoo sebelum beralih duduk di dekat keduanya. "Bicarain apa?" Tanya Jeon membuat keduanya menjawab serentak. "Cuma bahas kabar."

"Kalian tahu? Kalian jawab serempak dengan rupa kalian yang sama. Kalian seperti anak kembar!" Gurau Jeon garing membuat Eunwoo menghela nafas. "Kita ada di raga yang sama." Jeon hanya mengangguk-angguk sebelum akhirnya kembali membuka suara. "Jeon, aku pikir unsur Hara tadi ada benarnya."

Eunwoo menaikkan alis meminta penjelasan lebih. "Hong Eunwoo bukan Jeon Eunwoo. Bukankah kau memang tak diharapkan di keluarga Jeon yang bahagia itu?"

"Aku diterima dengan sangat baik." Bantah Eunwoo santai, mencoba menolak semua pemikiran negatif yang menggerogoti dirinya. Jeon tahu Eunwoo hanya mencoba mengelak hal tersebut walau dalam hati ia juga merasa demikian. "Jeon Eunwoo. Itu nama yang kamu berikan padaku." Ucap Jeon membuat Eunwoo hanya menatapnya datar. "Aku ada atas keinginanmu. Dan namaku pun berasal dari keinginanmu, Eunwoo. Karena kamu yang membentukku dan memberikanku nama."

Lagi, Eunwoo hanya menatapnya datar walau hatinya bergejolak. Iya. Ia akui, ia ingin punya teman terlebih lagi yang mampu merasakan apa yang ia rasakan. Dan Eunwoo pun mengakui bahwa ia ingin menyandang marga Jeon seperti Ayah dan saudarinya. Ia juga ingin memiliki sifat berani dan bebas hingga akhirnya secara tak sadar ia menciptakan karakter Jeon. Begitupun Patrick, ia menciptakannya atas dasar ingin merasakan bagaimana memiliki saudara yang lebih tua yang terkesan tenang dan mirip Ayahnya. Eunwoo akui, alam bawah sadarnya menciptakan itu tanpa ia sadari. Tetapi, bukan berarti ia ingin dirinya yang sekarang menghilang.

"Eunwoo, aku tahu kamu mengiyakan perkataanku dalam hati. Benar?" Ucap Jeon lagi membuat Eunwoo tetap menahan emosinya sedangkan Patrick akhirnya angkat bicara. "Jeon, intinya kau hanya ingin menguasai tubuh ini, kan?"

Mendengarnya membuat Jeon tertawa sebelum menatap Eunwoo lekat. "Ya. Aku pun tahu kau juga sudah memikirkan itu sebelum Patrick mengucapkannya, Eunwoo. Dan, ya. Patrick, aku tak tahu bagaimana menurutmu tapi aku benar-benar menginginkan tubuh ini!"

"Aku tak ikut-ikutan." Ucap Patrick tak mau terlibat membuat Jeon tersenyum puas. Setidaknya, saingannya untuk memperebutkan tubuh ini hanya Eunwoo. "Nah, bagaimana Eunwoo? Bersediakah kamu memberi tubuh ini padaku?"

"Kamu jelas tahu jawabanku, kan?" Respon Eunwoo datar. "Tapi, aku hanya ingin mewujudkan keinginanmu. Setelah ini, yang ada di tubuh ini bukanlah Hong Eunwoo, loh. Tetapi Jeon Eunwoo. Lihat? Keinginanmu agar raga ini menyandang marga Jeon terkabul!"

Jeon tersenyum miring melihat ekspresi Eunwoo yang masih menahan mati-matian emosinya. "Lalu, aku akan mewujudkan keinginanmu untuk memiliki segudang teman seperti Genie nuna. Dengar? Impianmu akan terwujud, loh! Apa kamu akan menolaknya?"

"Lalu, yang terakhir, raga ini akan mendapat sifat berani dan bebas yang kamu inginkan, loh! Tak akan ada lagi Hong Eunwoo sang pengecut yang hanya akan diam ketika ditindas oleh Mamanya sendiri. Sadarkah kamu Eunwoo? Kamu bukanlah sosok yang kamu inginkan. Apa salahnya membiarkanku memimpin raga ini dan membimbingnya sesuai keinginanmu?"

Eunwoo masih enggan berbicara, tetapi Jeon tak kehilangan semangat. Ia justru semakin menekan kata sadar dan membuka lagi semua luka lama yang telah mengering di hatinya. Sakit. Eunwoo merasa sangat sakit. Ia hingga menangis menahan sakit di hatinya itu hingga akhirnya suara Jeon berganti dengan suara isak tangis Mamanya.

"Eunwoo, sadarlah!"


-Mama, Don't Cry-

Oh my
Tugas ku berkembangbiak
Selesai satu datang sepuluh
hadeuhhh

Bagaimana kabar kalian?
Semoga tetap sehat, ya. Stay safe, stay at home, #dirumahaja

Terus, gimana part ini?

Berikan tanggapan kalian melalui vote dan komentar yaaa

See you♡

Mama, Don't Cry (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang