Asyiela terpikir akan sesuatu, kemudian menarik lengan Kieu sejenak sebelum mereka memasuki rumah sakit. Jungkook menghentikan langkah, menatap Asyiela dengan tatapan tanya. Istri Jungkook itu mengeluarkan ponsel, kemudian membuka aplikasi perekam suara.
"Kamu hamil berapa bulan?" Tanya Asyiela tiba-tiba, membuat Kieu yang pikirannya sudah kacau menjawab dengan asal. "E-eh? Ah, itu kalau tidak salah ti-tiga bulan." Asyiela mengernyit, "Kalau tidak salah?" Kieu meneguk ludahnya kasar. Astaga, mana ada ibu hamil yang tak tahu usia kehamilannya. "Y-ya. Begitulah." Jawab Kieu seadanya.
Asyiela menatap anak gadis ini curiga, "Kapan terakhir kali haid?"
"Bulan Ferbuari kemarin."
Asyiela menghentikan aplikasi perekam itu kemudian menyimpan kembali ponselnya. Ia tersenyum cerah. Berbanding terbalik dengan ekspresi Kieu yang sedang merutuki dirinya sendiri. Sekarang itu bulan Maret dan Kieu sempat mengaku bahwa ia hamil sekitar tiga bulan. Jelas ibu dua anak itu sudah tahu bahwa ia berbohong. Belum lagi hasil tesnya nanti pasti negatif karena ia memang tidak hamil. Kacau sudah semua rencananya. Misi kali ini ia benar-benar gagal total.
"Baiklah. Ayo kita ke ruangan dokter. Aku sudah bicara pada dokter yang biasanya menangani ku tadi. Jadi kita tinggal masuk." Ajak Asyiela riang. Kieu hanya mengangguk pasrah, mengikuti kemana Asyiela pergi karena Asyiela tak melepaskan tangannya. Jungkook sendiri berjalan dibelakang mereka. Kieu tidak terlalu yakin. Tetapi, mungkin mereka melakukan ini karena tak ingin dirinya tiba-tiba kabur begitu saja.
Mereka sudah berada di dalam ruangan dokter yang memang sudah sejak awal menjadi tempat konsultasi Asyiela sejak hamil Genie. Dokter itu menyapa mereka ramah sebelum akhirnya mempersilahkan duduk.
"Ah, ini yang tadi Ibu Asyiela ceritakan?" Tanya dokter itu membuat Asyiela mengangguk. "Ya. Tolong periksa apakah ia hamil atau tidak."
"Tapi sebelumnya, ada yang ingin saya katakan."
"Apa itu dok?" Tanya Jungkook menbuat dokter itu menghela nafas. "Kalian tahu, kan? Kita hanya bisa tahu apakah benar anak yang dikandung adik ini anak Jungkook atau tidak setelah pengecekan DNA. Dan itu pastinya dilakukan setelah anak tersebut lahir."
"Saya hanya perlu tahu dia hamil atau tidak, dokter." Ujar Asyiela mantap membuat dokter itu hanya bisa tersenyum kecil. "Baiklah jika itu mau mu."
Kieu disuruh berbaring untuk di cek dengan tirai yang menutupi sebagian ruangan. Jungkook dan Asyiela sendiri menunggu di meja dokter. Asyiela memejamkan matanya. Rasa takut masih menghampirinya. Ia takut. Bagaimana jika anak itu benar-benar hamil?
Sebuah usapan lembut mendarat di puncak kepalanya, membuat Asyiela membuka matanya perlahan. Jungkook tersenyum manis, mengarahkan kepala Asyiela agar bersandar dibahunya. "Kamu percaya aku, kan?"
Pertanyaan Jungkook itu membuat Asyiela tersenyum. Suaminya itu selalu tahu isi dan suasana hatinya. "Maaf. Aku percaya, kok. Aku cuma--"
"Aku gak gitu sayang." Tegas Jungkook membelai surai istrinya lembut. Asyiela sendiri memeluk suaminya itu dengan erat, "Maaf."
"Ekhem." Dehaman dokter membuat keduanya mendongak. Dokter dan Kieu sudah selesai melakukan pemeriksaan. Baik Jungkook maupun Asyiela mengerjap beberapa kali. Asyiela segera ingin bangkit sedangkan Jungkook justru mengeratkan pelukannya. "Ah, halo dokter." Sapa Jungkook dengan santai. "Kook! Malu, tahu!" Protes Asyiela sambil memukul tubuh Jungkook pelan membuat Jungkook menggelengkan kepalanya. "Masa malu dipeluk suami seganteng aku? Lihat, tuh. Anak SMA aja sampai pindah rumah dan ngaku hamil buat dapetin aku." Balas Jungkook kelewat santai menimbulkan berbagai reaksi dari ketiganya.
Asyiela yang benar-benar malu sekaligus kesal dengan tingkah Jungkook. Dokter hanya terkekeh karena sudah terbiasa melihat tingkah pasangan itu dan tentunya Kieu yang entah kenapa jadi panas sendiri. Yah, mungkin itu karena sindiran Jungkook yang kelewat sadis.
Dokter itu duduk, menghadap Asyiela dan Jungkook. Kieu sendiri tetap berdiri, menatap ke sembarang arah. Gadis itu sudah tahu hasilnya. Yah, ia tak melakukan itu jadi tak mungkin ia hamil, kan? Gadis itu menghela nafasnya, tak tahu harus seperti apa menanggapi kegagalan pertamanya ini.
"Jadi hasilnya, dia hamil."
Asyiela dan Kieu terbelalak. Kieu mengusap perut datarnya dengan wajah tak terdefenisi sedangkan Asyiela mulai bertanya pada dokter untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut. "Berapa bulan, dok?"
"Yah, sekitar dua minggu. Jadi apa yang akan kamu lakukan, Syiela?"
Brak!
Tidak. Suara gebrakan meja itu bukan dari Asyiela. Suara itu ditimbulkan oleh Kieu yang matanya tampak kosong. "Ini bercanda kan dokter?" Tanyanya dengan parau. Dokter menggeleng tegas. "Tidak. Untuk apa saya bercanda tentang ini?"
Kieu merasa kakinya lemas. Tubuhnya merosot jatuh. Air matanya mulai mengalir. Tidak. Ini semua hanya mimpi. Ia tak pernah melakukan 'itu'. Oh, atau mungkinkah saat ia berada di klub malam waktu itu? Tidak. Tidak mungkin. Karena waktu ia sadar ia telah berada di rumah.
Astaga. Apa yang sedang terjadi saat ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Mama, Don't Cry (Completed)
Fanfic[ C o m p l e t e d ] Sequel of Roleplay : Take Me To Your Real Life Jeon Jungkook Fanfiction | Lizkook -Mama, Don't Cry- Start : 23 Januari 2020 Finish : 20 April 2020 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Jungkook dan As...