60. Sejak Awal

486 35 8
                                    

Pagi sudah menyingsing. Lewat celah gudang, sinar matahari menyelinap dan membuat remaja itu terbangun. Darah dan berbagai luka menjadi penghias tubuhnya sejak berada disini. Sepiring nasi dan telur goreng berada dihadapannya, membuatnya merasa jengkel.

Gimana mau makan kalo tangan diikat gini? Batinnya sewot. Sungguh, Mr. Cho itu ga niat memberinya makanan.

"Selamat pagi, pemuda tampan." Sapa suara seorang wanita membuat Eunwoo berusaha menoleh. Wanita itu, kalau dia tak salah ingat adalah kekasih Dei, Hara. Wanita itu tetap secantik dulu, tapi bukan itu yang menarik perhatian Eunwoo. Yang ada dalam benaknya adalah, untuk apa wanita ini berada disini?

"Aku hanya ingin meyakinkanmu tentang hidupmu yang malang." Ucap wanita tersebut dengan nada dan ekspresi sedih yang dibuat-buat. Eunwoo menatapnya jengah, sedangkan Hara sudah mendekatinya dan meraih piring di dekat Eunwoo. "Mau ku suap?"

Baru saja Eunwoo akan menolak, perutnya berbunyi. Ia menahan malu sedangkan Hara sudah tertawa. Wanita itu menyendokkan nasi ke Eunwoo, menatapnya penuh senyum. Melihat Eunwoo tak mau membuka mulut membuat wanita itu memasukkannya ke mulut sendiri. "Lihat? Tidak ada racun, kan?"

Eunwoo menerima suapan itu hingga habis, membuat Hara tersenyum menang. "Hong Eunwoo?"

"Hm?"

"Aku benar-benar kasihan padamu."

Hara menatapnya penuh kasihan sedangkan Eunwoo hanya mengernyit. Wanita itu mengambil sebuah proyektor dan mengarahkannya ke dinding yang ia beri karton putih. Dari proyektor, Eunwoo dapat melihat video dimana Mamanya memeluk seorang anak perempuan yang Eunwoo yakini adalah Genie, kakaknya, di depan teras rumah. Tampaknya Genie baru pulang bermain dengan anak-anak lainnya. Video berikutnya menampilkan pesta ulangtahun Genie di sebuah restoran.

Hara memegang kedua pundak Eunwoo dari belakang, membuat Eunwoo menoleh dan mengernyit. "Kamu tak pernah merasakan hal itu, kan?"

"Pernah." Jawab Eunwoo datar. "Maksudku, merayakan ulangtahun bersama teman-teman dan sahabatmu." Balas Hara membuat Eunwoo terkekeh, "Kau hanya ingin membuatku berpikir bahwa hidupku lebih menyedihkan daripada Genie, kan?"

Tawa Hara keluar begitu saja. "Kamu cukup pintar, ya. Tapi mendengarnya darimu membuatku berpikir bahwa kau sependapat denganku." Eunwoo menggeleng. "Aku menikmati hidupku. Aku memiliki teman, sahabat, dan bebas memilih apa yang ingin ku lakukan."

"Tapi, berdasarkan pengintaianku, kamu tak memiliki teman sebanyak Genie."

"Apa gunanya punya banyak teman? Walau temanku sedikit, teman-temanku itu dapat dipercaya." Eunwoo membalas membuat Hara habis akal. Ah, tapi dia belum menunjukkan senjata terakhirnya.

Ia mengangguk, bertepuk tangan dan mengelilingi Eunwoo. Hal yang lagi-lagi membuat Eunwoo mengernyit karena bingung apa mau wanita itu. Ia memposisikan wajahnya sejajar Eunwoo dan menatapnya lekat. Setelahnya, ia mengusap wajah Eunwoo dan berekspresi kasihan. "Tapi aku masih kasihan padamu."

Eunwoo tak membalas, menunggu wanita dihadapannya melanjutkan perkataannya. "Bahkan kamu tak diberi nama keluarga seperti Genie. Kamu tahu nama kakakmu kan?"

Ia bangkit, duduk di kasur berdebu yang terdapat dibelakang Eunwoo. "Jeon Ha Ram. Dipanggil Genie karena ngefans sama Kim Jennie, tantenya sendiri. Kim Jennie akhirnya kasih nama panggilan Genie buat dia."

Hara menatap cermin besar yang ada di dekatnya. Cermin tersebut memantulkan bayangan Eunwoo sehingga Hara dapat mengetahui bagaimana ekspresi Eunwoo saat ini. "Kamu tahu nama keluargamu, kan?" Tanya Hara memastikan. Eunwoo hanya diam dengan ekspresi yang cukup menghibur Hara. "Jeon. Jeon Jungkook. Jeon Ha Ram. Jeon... Eunwoo?"

Rahang Eunwoo mengetat, dari ekspresinya saja Hara tahu bahwa remaja ini menyimpan emosi ketika ia menyebut nama itu. "Ah, maaf. Bukan Jeon Eunwoo, ya? Tapi, Hong Eunwoo."

Tawa wanita itu menggelegar, membuat emosi Eunwoo memuncak. "Hahaha. Astaga, Eunwoo." Ucap Hara sambil kembali berjongkok di hadapan remaja itu dan menatap Eunwoo kasihan. "Sejak awal, kamu memang ga dianggap keluarga, ya."

Merasa tak ada pilihan, Eunwoo memejamkan matanya dengan emosi yang ditahan sebisa mungkin. Ia langsung bertemu dengan Jeon ketika memejamkan matanya.

"Ku serahkan dia padamu." Ucap Eunwoo membuat Jeon tersenyum miring. "Akan ku pastikan kita menang."


-Mama, Don't Cry-

Thanks God, I'm 17th now.

Sesuai janji aku double up yeyeye'~'

Gimana part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar, ya. See you♡♡♡

Mama, Don't Cry (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang