64. Emosi

511 33 0
                                    

Jungkook sedang berada di kantor polisi, hendak melihat dalang dari kasus penculikan putranya. Kacau. Pikirannya benar-benar kacau. Apalagi setelah melihat kondisi putranya yang benar-benar parah di rumah sakit tadi membuatnya tak dapat berpikir jernih. Belum lagi ia memikirkan trauma yang dialami anaknya kelak. Berkepribadian ganda saja sudah gangguan kejiwaan yang buruk, apalagi ada kemungkinan jika nanti gangguannya bertambah karena trauma ini. Sama seperti Asyiela, sebenarnya Jungkook pun merasa gagal. Ia hanya menutupi semuanya dan terlihat tegar agar Asyiela tak khawatir terhadapnya.

Polisi tampak memasuki ruangan dimana para wartawan berada untuk meliput. Sembilan tahun lalu, Jungkook meminta kasus ini ditutup rapat-rapat dari media walau tetap ada saja media yang terlalu tahu mengenai segalanya. Alasannya agar ia tak perlu pusing menghadapi pertanyaan yang terkadang tak masuk akal dari media dan menghindari hoax timbul. Begitupun kasus Aleyna ia tutup agar tak menyebar aib walau tetap saja ada beberapa media yang mengetahui dan memberitakannya.

Tapi, sekarang, Jungkook mempublikasikan ini ke media karena merasa ini sudah kelewatan. Mereka pantas mendapatkan semua hujatan dari netizen dan media. Mereka layak untuk dipermalukan setelah menyiksa putranya. Bahkan hukuman ini terasa begitu ringan untuk mereka yang melakukan penculikan terhadap adik dan anaknya.

Polisi memberikan klarifikasi dan informasi mengenai para pelaku penculikan baik sembilan tahun lalu maupun yang sekarang serta tindakan kriminal lainnya yang sebelumnya pernah mereka lakukan walau sebelumnya kasus itu tak terjamah polisi. Sesuai permintaan Jungkook, wajah para pelaku tidak boleh disensor apalagi dipakaikan topeng hitam seperti pelaku kriminal biasa.

Setelah selesai diliput, polisi membawa para pelaku kembali ke sel. Jungkook mengikuti mereka dan berhenti tepat ketika orang yang disebut-sebut sebagai Mr. Cho itu hendak dimasukkan. Polisi memberikan waktu untuk Jungkook bicara sambil masih memegang tahanan itu.

"Jadi, apa latar belakang Anda?"

Mr. Cho tersenyum miring, "Kamu lupa? Ingat tidak bahwa dulu ada skandal IU denganmu?" Jungkook hanya mengangguk, menunggu pria tua itu melanjutkan perkataannya. "Kamu meminta IU mengklarifikasinya. Padahal skandal itu baru beberapa hari, uang yang dihasilkan skandal itu tak sebanyak yang seharusnya karena kamu menghentikannya."

"Aku berhak membersihkan nama baikku dari tindakan yang tak pernah ku perbuat." Balas Jungkook dingin. Mr. Cho tertawa, mengangguk-angguk. "Padahal kamu pun akan mendapat uang jika banyak yang meliputmu. Munafik jika kau memang menolak rezeki sebanyak itu. Kalau saja waktu itu berjalan sesuai skenario, uang yang akan kamu dapatkan ratusan juta, loh."

"Penjualan albumku bisa mencapai keuntungan milyaran. Aku tak memerlukan skandal." Jungkook membalas angkuh.

"Sombong sekali. Tapi, aku sebenarnya harus berpuas diri karena sudah menyiksa putramu. Dia adalah mainan yang menyenangkan."

Jungkook mengeratkan rahangnya, menatap Mr. Cho nyalang. Mr. Cho yang puas melihat ekspresi itu melanjutkan perkataannya. "Ekspresi menantangnya itu benar-benar persis sepertimu. Buah memang benar-benar jatuh tak jauh dari pohonnya, ya."

"Lalu?" Balas Jungkook berusaha sedatar mungkin. "Ketika aku mencambuknya ia mengerang tertahan. Lalu ketika aku menyayat kulitnya pun ia hanya mendesis. Putramu ternyata kuat juga menahan rasa sakit. Dia adalah mainan terunik yang pernah aku punya."

"Putraku bukan mainanmu."

Tersenyum miring, Mr. Cho melanjutkan. "Setidaknya ia pernah menjadi mainanku. Ah, ketika Hara memberi tekanan psikologis pun ia berusaha bertahan walau hatinya memberontak. Kau tahu? Ia bahkan sampai kewalahan menahannya dan mengeluarkan sisi lainnya yang berwarna Jeon. Ia memanfaatkan kekurangannya sebaik mungkin, ya. Walau---"

Bugh!

Jungkook melayangkan tinjunya, membuat polisi lainnya segera mencoba mencegatnya. Ia memberontak dan memberikan tendangan di perut Mr. Cho. Reaksi pria tua itu hanya tertawa puas melihat Jungkook yang berhasil terpancing emosinya. Para wartawan yang belum pulang langsung merekam.

"Segera masukkan tahanan ke sel!" Perintah salah satu dari polisi yang menahan Jungkook. Mr. Cho pun sudah berada di balik jeruji besi, tersenyum mengejek pada Jungkook yang masih ditenangkan oleh polisi lainnya.

Aku benar-benar puas membalaskannya pada ayah dan anak itu.

-Mama, Don't Cry-

Hai!

Adem banget ya part ini

//dikeroyok masa

Oke, oke
Selow, jangan demo author

Oiya jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen ya♡

See you♡

Mama, Don't Cry (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang