39. Perhatian

435 36 0
                                    

Berita Panas!

Kasus Penculikan dan Pemerkosaan AY Hingga Penculikan HE Kemarin Siang. Ada Masalah Apa Dalam Keluarga Besar Simon?

Simon menatap malas pada notifikasi aplikasi berita di ponsel pintarnya. Ia tak tahu harus mencari hiburan apa karena di televisi pun pemberitaan tak henti-hentinya membahas keluarganya. Jika ada hal yang paling Simon benci di industri hiburan, maka itu adalah para wartawan acara gosip. Bisakah mereka tak terlalu ikut campur dalam kehidupan para artis dan jajarannya? Jujur saja, tidak ada untungnya membahas kehidupan para selebritis. Lebih baik mereka mencari berita lain seperti perkembangan teknologi ataupun kasus-kasus politik daripada membahas kasus penculikan cucu dan putrinya.

"Sayang, jangan cemberut gitu." Ucap Yumi sambil memeluk tubuh suaminya dari belakang. Simon tersenyum cerah, mencium pipi istrinya itu lembut. "Liat nih netizen pada heboh. Males liatnya, Bu."

"Bawa santuy aja, Yah. Toh mereka kan ga tau apa-apa." Balas Yumi santai dan memposisikan diri disamping Simon. "Nonton film aja, yuk? Kaset kita banyak tapi gak pernah kita tonton." Ajak Yumi membuat Simon terkekeh.

Dari balik pintu kamarnya, Aleyna mengintip kegiatan Ibu dan Ayahnya itu. Ia sedikit berdecak sebal. Tak bisakah mereka cemas sedikit saja? Kenapa ia harus hidup di keluarga yang terlalu santuy, sih?!

"Yah! Bu!" Seru Aleyna dari belakang kursi mereka. Yumi tersenyum cerah dan menyapa putrinya itu. "Iiih cantik Ibu udah mau keluar kamar. Sini sayang nonton bareng!"

Aleyna menggeleng sambil mengerucutkan bibirnya. Ia meraih remote televisi dan menekan tombol pause untuk menghentikan kegiatan kedua orangtuanya itu sejenak. "Aley mau ngomong sama Ayah sama Ibu." Simon tersenyum, mengusap kepala putrinya lembut. "Ngomong aja, Sayang. Sini duduk."

Aleyna mendudukkan diri di tengah kedua orangtuanya. Ia menghela nafas sebelum akhirnya memberanikan diri untuk bicara. "Aley.... kayaknya gak mau sekolah disana lagi."

"Jadi mau sekolah dimana, Sayang?" Tanya Yumi membuat Aleyna menggeleng. "Aley gak mau sekolah di tempat umum! Aley mau homeschooling aja, Bu." Simon mengacak rambut putrinya. "Kamu takut dibully karena kasus ini? Atau kamu malu sama temen-temen kamu karena kejadian ini?" Tanya Simon yang tak dibalas Aleyna. Simon merangkul tubuh putrinya itu. "Kamu yakin mau homeschooling? Nanti kamu gak punya temen kayak yang di sekolah, loh."

Kata-kata Ayahnya itu justru membuat Aleyna merasa tertohok. Bertahun-tahun ia sekolah, sepertinya hanya Yewonlah yang menjadi temannya.

Tunggu. Yewon?

"Bu... Yewon gimana?" Tanya Aleyna pada Yumi sang Ibu. Yumi menggedikkan bahu tidak tahu. Simon sendiri berusaha mengingat, "Setahu Ayah, waktu kami jemput kamu dia masih di kantor polisi. Mungkin sekarang dia udah pulang ke rumahnya, dong? Gak mungkin orangtuanya gak jemput dia kan?"

"Aley harus kesana, Yah. Antar Aley, Aley mau ketemu Yewon!" Panik Aleyna. Simon menatapnya bingung, "Ada apa sih Sayang?"

"Aley pokoknya mau ketemu Yewon dulu, Ayah! Anterin Aley!"

Simon hanya bisa mengiyakan permintaan putrinya, "Yaudah gih ganti baju kamu dulu. Ayah mau panasin mobil."

"Gosipin aja mobilnya, Yah. Nanti juga panas sendiri." Celetuk Yumi santai membuat Aleyna yang sudah sempat panik melipat tangannya di dada. "Ibu, ih! Aley lagi panik malah diajak bercanda!"

"Lah memang kenapa?"

"Aley jadi bingung mau panik atau ketawa!"

Yumi justru terkekeh mendengar omelan putri bungsunya itu. "Hadeh, Aley. Ada-ada aja kamu tuh. Dah gih cepet ganti baju."

Tanpa perlu diingatkan dua kali, Aley segera mengganti pakaiannya dan pergi ke teras rumah. Tampak Simon sudah menunggu di dalam mobil. Aleyna masih berada di dalam rumah, berada di ambang pintu. Jujur saja, ia masih merasa takut keluar rumah.

Tapi aku yakin Yewon butuh aku. Batin Aleyna menguatkan tekad. Menghirup nafas dalam-dalam, Aleyna memejamkan matanya sejenak sebelum melangkahkan kakinya keluar. Aku bisa. Batinnya lagi memberanikan diri.

Tepat di langkah pertamanya keluar dari ambang pintu, Aleyna berlari kecil menuju mobil. Sesampainya di mobil ia tampak terengah, membuat Simon khawatir. "Kamu yakin udah berani keluar?" Aleyna mengangguk mantap. "Sip, kita berangkat."

-Mama, Don't Cry-

Helooo selamat sore untuk kamu yang selalu dihati

*apaansih thor

Ok sip

Jadi gini,

Aku punya teman
Teman sepermainan
*mala nyanyi
*abaikan

Temen aku punya cerita, genre romance, judulnya Cinta di Langit Pematangsiantar

Nama akunnya mahkota_23

https://my.w.tt/igiZUMAsQ4

Itu tuh link nya

Bagi yang minat, di cek ya

Oiya jan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen biasa cinta cintaku♡

Kritik dan saran sangat diterima

Love you♡

Mama, Don't Cry (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang