Tok tok!
"Eunwoo, Papa boleh masuk?"
Tepat ketika suara Jungkook terdengar, sosok Jeon lenyap. Menyisakan Eunwoo yang mengerjap bingung beberapa kali seorang diri. "Eunwoo?" Panggil Jungkook lagi yang membuat Eunwoo langsung menuju pintu untuk membukakan pintu kamarnya.
"Kamu tadi ngomong sama siapa?" Tanya Jungkook membuat Eunwoo lagi-lagi hanya mengerjap. Melihat anaknya tampak bingung, Jungkook hanya tersenyum. "Tadi katanya mau dengar hal-hal tentang nuna, kan?"
"Eh? Nuna?" Tanya Eunwoo balik membuat Jungkook menatapnya heran. "Iya. Kakak kamu. Genie."
Ah, hampir saja Eunwoo lupa. Tadi ia memang meminta hal itu, kan? Tapi, setelah mendengar perkataan Jeon serta mengingat kembali apa yang terjadi, Eunwoo justru merasa tidak nyaman. Eunwoo tidak tahu perasaan apa yang menghinggapinya saat ini. Ia hanyalah seorang bocah empat tahun. Meskipun kecerdasannya di bidang pengetahuan mungkin beberapa tingkat lebih tinggi dibanding anak seumurannya. Namun mengenai hal sejenis ini... ia sama seperti anak seumurannya. Ia tak terlalu mengerti hal serumit ini.
"Oke. Ini album foto Genie dari kecil sampai... yah... sampai saatnya dia dipanggil oleh Tuhan." Ucap Jungkook semangat walau pada beberapa kata terakhir nadanya sedikit berbeda. Ada dua album foto yang dibawa pria itu. Ia membuka album pertama, menampilkan potret ketika putri kecilnya itu masih baru lahir. Eunwoo ikut memperhatikan foto-foto tersebut, melihat betapa imutnya kakaknya ketika kecil.
"Genie nuna waktu kecil imut, ya." Ucap bocah itu membuat Jungkook terkekeh. "Memangnya kamu udah besar?" Mendengar itu pipi Eunwoo merona. Bocah laki-laki itu mengerucutkan bibirnya dan kembali melihat potret kakaknya.
"Apa yang mau kamu tahu tentang nuna?" Tanya Jungkook membuat Eunwoo mengerjap. "Semua yang Papa tahu."
Menghela nafas, Jungkook mulai bercerita. "Nuna kamu itu anak yang baik. Sama kayak kamu, dia juga ga mau melawan orangtua. Pintar, kayak yang dibilang ibu guru. Terus dia itu anak yang cantik dan imut. Dia itu anak yang ceria banget."
"Ih, Papa. Kalo itu Eunwoo juga tahu!" Kesal Eunwoo membuat Jungkook mencubit pipi bocah itu gemas. "Iya, iya. Papa kan belum selesai cerita."
Jungkook meraih album kedua. Album ini berisi potret Genie sedang berlibur serta mendapatkan penghargaan atas berbagai lomba yang ia menangkan. Tapi hampir di setiap potret itu, Eunwoo dapat melihat betapa cerianya ekspresi sang mama ketika berfoto dengan Genie. Kalau dilihat lagi, hampir di setiap potret pula ada Mamanya.
"Mama... sayang Kak Genie, ya?" Tanya Eunwoo tiba-tiba membuat Jungkook tersenyum. "Iya. Mama sayang banget sama Genie."
Bocah itu mengepalkan tangannya, matanya berkaca-kaca. Ia jadi teringat perkataan Jeon tadi. Bahkan, kata-kata itu terputar ulang secara terus-menerus di kepalanya. Eunwoo terisak, membuat Jungkook terkejut dan menatap putranya itu cemas. Belum lagi ia bertanya kenapa, putranya itu lebih dulu membuka suara. "Apa Mama menyayangi Eunwoo... hiks.. sama seperti Mama menyayangi nuna?"
Jungkook jelas terkejut dengan pertanyaan anaknya itu. Lidahnya terasa kelu, namun berusaha mengubah mimik terkejutnya dan tersenyum pada bocah itu. "Mama Papa sayang kalian berdua, Nak. Sayang sekali."
Eunwoo berusaha mengusap air matanya dengan kedua tangannya sendiri. "Tapi kenapa Mama ga pernah foto sama Eunwoo? Mama suka foto sama Papa. Mama juga sering foto sama nuna. Tapi kenapa sama Eunwoo jarang? Mama ga sayang Eunwoo?" Jungkook memeluk bocah itu, berusaha menenangkan isak tangis putranya itu. Ia sedikit merasa kasihan karena sedikit banyak merasa paham apa yang dirasakan bocah itu. Cara Asyiela memperlakukan Eunwoo memang berbeda dengan cara Asyiela memperlakukan Genie. Tapi Jungkook pun paham, istrinya itu hanya masih terlalu takut. Dari lubuk hatinya, Jungkook yakin suatu saat Asyiela akan dapat menerima Eunwoo sebagaimana Asyiela menerima Genie.
"Mama sayang sama kamu kok, Nak. Sama kayak Papa, Mama juga sayang kamu. Rasa sayang kami ke kamu dan ke Genie sama. Kami sayang kamu, Eunwoo. Kamu itu anak kami yang kami sayangi." Tutur Jungkook sambil mengelus surai Eunwoo yang berada di pelukannya.
Sedangkan dari balik tembok pembatas kamar Eunwoo, Asyiela menahan tangisannya. Tak perlu dikatakan oleh Eunwoo pun, sebenarnya Asyiela sadar bahwa perlakuannya pada bocah itu berbeda.
Apa ia memang sudah memperlakukan Eunwoo keterlaluan?
-Mama, Don't Cry-
Hai haiiii
Pr ku menumpuk dari pagi@-@
Hingga aku pusing setengah mati'^'Ok daripada aku curhat mending aku minta pendapat kalian tentang...
Bagaimana part ini?
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen, ya♡
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama, Don't Cry (Completed)
Fiksi Penggemar[ C o m p l e t e d ] Sequel of Roleplay : Take Me To Your Real Life Jeon Jungkook Fanfiction | Lizkook -Mama, Don't Cry- Start : 23 Januari 2020 Finish : 20 April 2020 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Jungkook dan As...