53. Yang Ia Inginkan

515 39 4
                                    

Asyiela termangu dikamarnya seorang diri. Wanita itu memeluk lututnya sendiri dan memikirkan kata-kata psikolog tadi.

Ia tertekan dengan kekangan Ibu Asyiela yang melarangnya ini itu tetapi tak mau melawannya karena yang ia tahu, ibunya hanya akan memberikan yang terbaik. Tetapi, di satu sisi ia juga ingin mendapatkan kehidupan seperti anak seumurannya. Akhirnya alam bawah sadarnya membentuk kepribadian baru yang dapat menjadi senjatanya.

Asyiela berpikir, apa ia sudah separah itu? Belum lagi psikolog itu sempat membisikkan sesuatu ketika mereka hendak pulang.

Ibu Asyiela, maaf jika ini menyinggung Anda. Tetapi, apa Anda pengidap anxiety disorder?

Asyiela sempat mencari tahu apa itu anxiety disorder dan ketika menemukannya, ia menemukan beberapa hal yang cocok dengannya. Anxiety disorder merupakan gangguan kecemasan yang berlebihan. Mungkin itu memang gangguan jiwa yang diidapnya mengingat betapa cemasnya ia pada sesuatu hingga akhirnya mengekang Eunwoo.

Kalau dipikir lagi, Eunwoo bisa mengidap gangguan jiwa berupa kepribadian ganda pun karena dirinya, kan?

Aku ini ibu macam apa? Batinnya memaki.

"Sayang," Panggil Jungkook membuat Asyiela menoleh. Jungkook baru saja selesai mandi dan langsung menemui Asyiela di kamar setelah memastikan Eunwoo sudah tertidur. "Masih kepikiran kata psikolog tadi?" Tanya Jungkook yang direspon anggukan oleh Asyiela. Jungkook memeluk Asyiela, mencoba memberi ketenangan pada istrinya itu. "Apa yang kamu rasakan saat ini?"

"Takut." Lirih Asyiela dengan mata berkaca-kaca. "Kook, aku takut. Aku takut aku ga bisa jadi ibu yang baik buat Eunwoo. Karena aku Eunwoo punya kepribadian ganda. Aku ini... ibu macam apa?"

Jungkook mengecup kening istrinya itu lama dan mengelus rambut istrinya. Asyiela sendiri mulai terisak dan memeluk Jungkook erat, menumpahkan segala rasa takut yang ia punya. Ketika tangis Asyiela mulai mereda, barulah Jungkook mengusap air mata istrinya itu dan tersenyum. "Kamu cantik. Tapi lebih cantik lagi kalau senyum."

Asyiela terkekeh, memukul pelan pundak Jungkook, "Apaan sih?" Jungkook tiba-tiba mendapat ide semakin melebarkan senyumnya. "Kamu tunggu dulu disini, ya."

Jungkook keluar dari kamar, meninggalkan Asyiela seorang diri. Asyiela memainkan ujung rambutnya sembari menunggu. Wanita itu menebak-nebak, kira-kira apa yang ingin dilakukan suaminya?

Pintu kembali terbuka. Jungkook membawa dua buah album foto yang Asyiela sendiri tahu bahwa itu adalah album yang memuat semua foto putrinya yang telah tiada, Genie. Tapi, untuk apa Jungkook membawanya? Bukankah itu hanya akan membuka luka lama untuknya? Dan.. bukankah itu hanya akan membuatnya semakin merasa jika ia bukanlah ibu yang baik?

Jungkook kembali mendudukkan diri di sebelah Asyiela, membuka lembar pertama album tersebut yang bertuliskan nama putri mereka. "Jeon Ha Ram. Our beautiful princess." Ucap Jungkook dengan senyum lebar. "Aku mau kamu lihat foto-foto ini sambil dengerin apa yang aku bilang."

Asyiela menurut, mulai membuka lembar demi lembar album foto tersebut. Jungkook berdeham, mulai bercerita seiring dengan lembaran tetsebut dibuka oleh Asyiela.

"Lihatlah. Dia putri kecil kita, Jeon Ha Ram yang lahir tanggal 20 April dan meninggal tanggal 23 Januari. Putri kecil kita yang ceria, selalu tersenyum, pintar, dan disayangi banyak orang." Ucap Jungkook sambil ikut menatap foto-foto putrinya yang membuatnya rindu. "Dia benar-benar malaikat kecil kita."

"Ah, kamu ingat foto ini?" Jungkook berucap sambil menunjuk salah satu foto. "Ini waktu kita pertama kali kemah. Yah, walau kemahnya di dekat rumah lama."

Asyiela hanya menyimak, memori tentang hal itu pun mulai menyerbu pikirannya. Kalau diingat-ingat lagi, saat itu Genie benar-benar semangat walau setelah selesai berkemah langsung sakit karena bergadang. Asyiela tersenyum mengingatnya. Melihat senyuman itu membuat Jungkook kembali bercerita. "Kalau yang ini, waktu pertama kali dia belajar di sekolah. Kamu ingat gak kalau waktu itu saking semangatnya mau berangkat ke sekolah dia sampai kepleset di teras karena hujan deras?"

Asyiela kembali terkekeh, "Iya. Syukur ada baju seragam yang lain dan gak telat."

Jungkook tersenyum ketika Asyiela merespon perkataannya. Asyiela menatapnya heran, "Kenapa?" Jungkook menggeleng. "Semua hal yang kita jalani bersama dia, menyenangkan ya?" Asyiela mengangguk setuju, kembali menatap potret putrinya itu.

"Sayangnya hal terakhir yang ia inginkan belum bisa kita penuhi."

-Mama, Don't Cry-

Sip, double up sesuai permintaan♡

Jangan lupa tinggalkan jejak ya♡♡♡♡

Mama, Don't Cry (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang