PROLOG

1.4K 79 5
                                    

Pandangan kosong sedari tadi ia berikan keluar jendela mobil, manatap jalanan yang masih pagi sudah terisi padat dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Hati gadis yang duduk di kursi penumpang itu sedang tak karuan. Nyeri serta sesak mendominasi didalam, membuat ia sulit bernafas sejenak saja.

Tatanan rias di wajahnya sudah tak terbentuk lagi, karna derai air mata yang berjatuhan dari pelupuk membasahi wajah cantik itu.

"Sudah sampai, non"

Panggilan dari pria yang menjadi pengemudi membuyarkan lamunannya.

"Iya. Makasih" ucapnya. Dan sebelum benar-benar keluar, gadis itu menarik nafas panjang dan membuangnya secara perlahan. Setelah garis wajahnya menormal, ia membuka pintu mobil dan keluar bersama Navy Long Dress yang dikenakan ditubuh ramping gadis itu.

Melangkah maju bersama para tamu yang ikut berbahagia dengan sang pemilik acara. Tapi tidak dengan gadis itu, ia menghentikkan kaki yang hanya sejengkal lagi memasuki area gedung.

Air matanya kembali turun, gadis itu membalikkan badan dan lari secepat mungkin tapi terhalang oleh High Heel. Dengan cekatan, kedua hak tinggi itu sudah tak menjadi alas kaki jenjang gadis itu lagi.

Gadis itu melangkah seribu, berlari kemana saja asal bukan di tempat yang membuat hatinya menjerit.

Dan sini lah gadis itu sekarang, berdiri seorang diri di pinggiran jembatan dengan keadaan yang kacau. Tangisnya semakin kencang dan terdengar memilukan.

Ia juga tak habis fikir, mengapa dia sampai serapuh ini. Hanya karna seseorang yang meninggalkan dengan sejuta perih di hati, membuatnya menjadi seperti manusia yang tak memiliki semangat hidup.

Tiba-tiba bahu gemetar gadis itu di tepuk, membuatnya otomatis memutar tubuh. Dihadapannya terdapat pria dibaluti jas yang dibiarkan terbuka menyerahkan sebuah kater kepadanya.

"Jangan bunuh diri disini, adek gue sering lewat sini. Mending langsung potong nadi aja, tapi waktu dirumah aja. Biar gak gentayangan di tempat ini" Ucap pria itu.

Gadis yang masih berlinang air mata itu sontak menghentikkan tangisnya, dia tidak mengerti dengan maksud yang pria itu beri. Otaknya terlalu dangkal.

Sekali lagi pria itu menepuk pundaknya. "Sukses ya. Semoga gak ditempatkan di neraka jahanam"

"Hah"

[][][]

Hallo hai. Bismillah, cerita pertama yang aku tulis di wp akhirnya publish juga.

Semoga kalian suka.

Jangan lupa vote, comment dan share ke temen-temen biar pada baca.

Oke selamat malam.

Salam sayang, cici.

Selasa, 10 maret 2020

Singgah [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang