LIMA PULUH ENAM

90 9 0
                                    

Double publish yuhuuuu

Happy Reading!

Sita terusik dalam tidurnya. Suara melengking Sella masuk ke gendang telinga, membuat Sita yang baru bisa terlelap tiga jam lalu terusik.

"Ta, bangun!" ujar Sella, gadis yang mengenakan dress bawah lutut mendekat ke jendela besar, membuka tirai yang cepat disambut sinar pagi sang surya.

"Eugh," Sita melenguh, memilih membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap.

Sella menghembuskan nafas kasar, sekasar tangannya menyibak selimut tebal yang membungkus tubuh Sita.

"Anak perawan gak boleh males bangun pagi," seloroh gadis itu.

"Apasih," Sita berdecak.

Bibir mencuat, Sella geleng-geleng kepala melihat sahabatnya yang malas-malasan.

"Ayo dong bangun," Sella mencoba lagi membangunkan Sita, menarik tangan gadis berpiyama sekuat tenaga. "Lo gak kasian apa gue rela mampir kesini buat make over lo."

Meluruhkan garis wajah, mengerucutkan bibir semua Sella lakukan agar Sita mengasihani.

"Taaa, jarak rumah ke apart ga deket loh," gadis itu merengek lagi, bergelayut pada lengan Sita yang ia angkat.

"Bangun, bangun, Sita ayo banguuun," senandung Sella semakin bergelayut.

Sita kalah dari kegigihan Sella, perlahan membalikkan tubuh lalu beringsut duduk.

"Gue bangun nih," ujar Sita mengucek-ngucek kelopak mata yang masih terasa berat.

"Astaga!" pekik Sella terkejut, tubuhnya termundur kala melihat perawakan Sita.

Sontak saja Sita terkesiap, memandang bingung pada Sella yang menatapnya takut.

"Lo kenapa?" tanya Sita.

Gelengan kepala Sella berikan, mendekat pada ranjang dan duduk di sana. "Mata lo," tunjuknya terarah pada kedua mata Sita.

Sita menyergit tak faham, sedetik berikutnya tersentak kala mengerti maksud dari Sella. "Ada beleknya, ya?" tanyanya cepat menghapus kotoran pada kedua sudut mata.

"Bukan," kata Sella, tubuhnya condong kedepan membuat Sita otomatis mencondongkan tubuhnya ke belakang.

"Lo kenapa?"

"Jangan bilang semalem lo begadang," selidik Sella menjauhkan tubuhnya.

"Kelihatan banget, ya?"

"Banget," jawab Sella cepat. "Tapi mending sekarang lo mandi aja, biar gak mubazir waktu," usulnya.

Sita mengangguk setuju, bergeser ke tepian ranjang lalu bangkit berdiri. Berjalan lunglai memasuki bilik kamar mandi.

Dari pada bosan menunggu, Sella memilih bermain gadget, berniat memberi kabar Andi bahwa ia berada di apartemen Sita.

Tidak menghabiskan waktu yang lama, Sita keluar dengan tubuh terbalut handuk berbentuk jubah. Menghampiri Sella yang kini sudah siap di depan meja rias.

Singgah [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang