Happy Reading!
Julukan apa yang paling tepat di berikan pada Maria?
Budak cinta,
Gadis bodoh,
Atauuu Maria adalah manusia yang paling berpasrah pada takdir? Siapa yang tahu.
"Kamu mau kemana?" Dengan menarik ujung kaos milik Juan, Maria yang tengah bersendar di sandaran sofa berhasil mengurungkan langkah Juan.
"Keluar, cari angin." Jawab Juan melanjutkan pijakannya.
"Mau jemput Sita." Koreksi Maria cepat, lagi-lagi menghentikan ayunan kaki pemuda itu
Juan berbalik arah, kembali mendekat pada sang istri, duduk di sebelahnya sembari menatap lamat-lamat Maria.
"Aku udah terlanjur janji, Ri." Lembut Juan berujar. Mengusap surai hitam panjang Maria dengan amat sangat lembut.
Menunduk lalu mendongak lagi, Maria terseyum simpul. "Iya udah, kamu hati-hati."
Mengulurkan tangan, Juan mengusap penuh kasih puncak kepala Maria, dan tidak lupa mendaratkan kecupan hangat di sana.
"Aku jalan, ya." Pamit Juan mulai melenggang bersama jaket jeans yang melekat pada tubuh tegapnya.
Maria hanya mampu menangguk dan tersenyum menyaksikan pundak Juan yang kian termakan oleh jarak.
"Aku nggak salah 'kan?" Monolog Maria.
"Iya, aku nggak salah. Aku bener, aku nggak boleh egois." Katanya meyakinkan diri sendiri. "Aku lakuin yang terbaik. Juan berhak bahagia, tapi Juan punya aku."
Layar televisi yang menyala menjadi saksi bisu bagaimana Maria si penebar senyum hangat meracau. Duduk beringsut memeluk kakinya yang lumpuh. Menenggelamkan kepala yang terbalut oleh surai hitam di lipatan kaki.
Isak tangis yang terdengar memilukan mengisi kekosongan rumah sebagai hadiah pernikahan dari sang Papa.
"Aku nggak salah dan Juan tetap jadi milik aku." Tersedu-sedu Maria berujar, meyakini hatinya bahwa yang ia lakukan sangatlah tepat.
Dingdong....
Perlahan menyembulkan kepala saat suara bel bertanda rumahnya kedatangan seorang tamu membuat aktivitas pengurasan air mata Maria terhenti.
Suara bel yang di bunyikan terus menggema. Mungkin lupa atau di sengaja, Maria beranjak dari tempatnya dengan bantuan dari tongkat di kedua sisi tubuhnya mendekat menuju pintu utama dengan wajah yang masih banjir air mata.
Dingdong... Dingdong...
Maria di buat kelimpungan, karena belum terbiasa menggunakan tongkat, alhasil langkah yang di dapat pun sangatlah pelan.
"Huft.. " nafas panjang Maria keluarkan kala pintu sudah ada di depan mata.
Dengan penuh perjuangan, akhirnya pintu terbuka lebar, memperlihatkan siapa pelaku pembunyian bel dengan tak sabaran.
Mata Maria membelalak, menyesal karena telah membukakan pintu.
"Selamat siang, Kakak cantik." Riang pemuda itu menyapa.
Maria yang masih tertegun, tak berniat untuk membalas.
Pemuda yang menjadi tamu tak sabarannya itu melambai-lambai tangan di depan wajah Maria. "Lho, kok bengong? Gak ada tawaran buat masuk gitu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/216310551-288-k428957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah [TAMAT]
Dla nastolatków[Part lengkap dan belum revisi] Sita Larasati, gadis cantik yang mencintai apa adanya pemuda bernama Juan. Pria berkekurangan itu sanggup merubah prinsip hidup Sita yang monoton. Kisah sederhana dari pertemuan tak terduga menjadi kisah cinta pertama...