Happy Reading!
Gadis di depan layar laptop yang menyala itu terus-menerus mengucek matanya. Ia menghembuskan nafas panjang, entah bagaimana lagi agar kantuk menghampiri.
Dari tugas kuliah yang sudah ia selesaikan sampai film romance hingga horor sudah hatam ia tonton tapi tetal saja tidak membuat Sita merasa mengantuk.
Malam sudah terlalu larut untuk Sita yang perutnya kerocongan, gadis itu kelaparan. Mau tak mau Sita turun dari kasurnya, melangkahkan kaki hingga terhenti di sebuah dapur kecil yang langsung terhubung dengan ruang tamu.
Sebab Ayahnya yang kembali dipekerjakan di medan, alhasil Amanya pun mengikuti sang Ayah untuk kembali ke kota asalnya. Bagas pula, sepuluh bulan lalu resmi meminang pujaan hati sehingga harus berpisah rumah dengan mereka.
Sedangkan Andini, cewek cantik bersuara merdu itu memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di korea. Sambil menyelam minum air, pepatah paling tepat untuk Andini yang menimba ilmu sembari melihat idol-idol yang sangat ingin ia lihat secara langsung.
Oleh karena itu, Sita memutuskan untuk berpindah ke sebuah unit apartemen.
Mie rebus kembali menjadi menu andalan, selain praktis untuk dibuat, ia juga bisa berhemat.
Mangkuk yang masih mengepulkan asap putih itu Sita letakkan ke meja, si empunya sedikit berlari menuju kamar tidur guna mengambil gawainya yang kebetulan berdering mendapatkan telepon.
"Belum tidur lo?"
Sapaan dari si pelaku panggilan vidio call itu.
Sita mengangguk sembari mencari keberadaan remot televisi yang entah dimana keberadaanya.
"Lagi ngapain sih, sibuk amat," Alif di sebrang sana menaikkan alis kala melihat Sita yang sibuk sendiri.
"Nyari remot, lupa taro mana," jawabnya masih sibuk menggeledah bantal sofa. "Ketemu," serunya nyaring.
"Kenapa nggak tidur sih, Ta. Katanya besok ada kuliah pagi," omel pemuda itu.
Sita menyenderkan ponselnya di sebuah pot kecil berisi bunga lili di atas meja, hal paling efisien agar dirinya bisa menikmati mie yang mulai dingin namun masih bisa berkomunikasi.
Alif disana nampak berdecak. "Makan mi lagi?"
"Heem," Sita menyeruput helaian mie yang dililitkan di garpu. "Stok masih banyak, sayang kalo gak dimakan."
"Gimana mau abis, kalo tiap bulannya selalu nyetok," Alif mulai mengeluarkan omelannya. "Seenggaknya pikirin kesehatan lo, Ta."
"Iya, Iip, iya. Gue juga terpaksa karna gak bisa masak."
"Delivery bisa 'kan?"
"Hehehe, itu mah mahal."
"Gak malu sama kafe, hah?"
"Ah bodo amat, mau makan aja."
Selagi Sita menuntaskan makannya, tatapan Alif tak pernah lepas barang sejenak pun dari cewek berbiyama biru laut itu.
"Abis ini tidur," titah Alif setelah melihat Sita yang sudah menyelesailan makannya.
Sita meraih gelas, meminumnya sampai setengah. Lalu menghadap layar ponsel lagi. "Tergantung kalo udah ngantuk."
"Masih belum bisa tidur, hmm?"
Mengangguk, Sita meraih bantal sofa untuk ia peluk. "Belum biasa tidur dirumah sendirian."

KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah [TAMAT]
Novela Juvenil[Part lengkap dan belum revisi] Sita Larasati, gadis cantik yang mencintai apa adanya pemuda bernama Juan. Pria berkekurangan itu sanggup merubah prinsip hidup Sita yang monoton. Kisah sederhana dari pertemuan tak terduga menjadi kisah cinta pertama...