Happy Reading!"Ke rumah gue dulu nggak apa-apa?"
Kesekian banyaknya pertanyaan yang Alif ujarkan, tidak ada satu pun yang gadis di sampingnya jawab.
Alif sendiri sedikit risih, takut jika Sita mengalami luka dalam karena gadis itu terus saja menangis.
Pemuda yang masih sama mengenakan seragam lengkap itu pun baru tahu bahwa seorang Sita Larasati bisa secengeng ini. Ia kira Sita si manusia yang bisa berubah menjadi macam kala bertemu dengan buaya daratan itu berbeda dengan perempuan kebanyakan, ternyata sama saja, yang namanya perempuan pasti senang menangis.
"Gue bawa ke rumah sakit, ya, takut ada apa-apa?" Alif masih setia bertanya.
"Ke rumah lo aja."
Setelah lama membungkam mulut, akhirnya Sita mengeluarkan suara juga. Membuat Alif menghela nafas lega.
"Ya udah, tapi udahan dong nangisnya, gue jadi ngerasa bersalah banget." Pinta Alif dari balik kemudi.
Sita mengangguk mengiyakan perintah Alif.
Apakah Alif harus mengadakan syukuran karena pertama kalinya Sita menuruti perintah darinya? Ah terlalu lebay jika seperti itu.
Seperti yang di katakan tadi, tangisan tanpa suara Sita akhirnya berhenti. Mungkin setelah ini gadis itu tidak bisa menangis lagi karena air matanya sudah terkuras habis.
Sebenarnya ada satu pertanyaan lagi yang masih Alif simpan di benaknya, tetapi melihat Sita yang masih sesegukan, Alif pun mengurungkan niatnya.
Pemuda yang mencekram stir mobil itu memperlambat laju mobilnya, alasannya karena mereka sudah memasuki kompleks kediaman keluarga Alif.
Tidak butuh waktu lama, akhirnya mobil Alif berhentikkan. Tepat di depannya, rumah megah berlantai dua berdiri kokoh.
"Yuk turun." Alif membuka pintu, menunggu Sita dari luar.
Sita tak langsung turun, yang dia lakukan hanya menatap sekeliling. Setelahnya ia seperti orang linglung, menanyai pada diri sendiri mengapa berada di kawasan yang terasa asing.
Tok.. Tok..
"Mau sampe kapan lo bengong?" Suara Alif membuyarkan kebingungannya.
Dengan gerakkan lambat, Sita membuka pintu mobil dan melangkah mendekat pada Alif.
"Yuk, masuk." Alif melenggang terlebih dahulu. Membukakan pintu untuk tamu spesialnya.
Ternyata yang Sita ucapkan saat di mobil tadi memang benar adanya, ia baru menyadari bahwa Alif benar-benar membawanya ke rumah pria itu.
Masih dengan langkah lambat bercampur kikuk, Sita masuk ke dalam rumah. Hal pertama yang gadis itu lihat adalah kemegahan.
Sita merasa insecure sendiri saat di kelilingi barang mewah. Rumahnya memang megah tapi yang sedang ia pijaki ini jauh lebih dari kata megah. Ia sempat berfikir orang tua Alif ini adalah seorang presiden atau bahkan raja.
"MAMA!" Alif berteriak nyaring, suaranya sampai menggema karena ruangan yang luas menjadi penyebabnya.
"MAMA, IIP PULANG!"
Mendengar nama asing yang Alif sebut, Sita dibuat menyerngit. Apakah Iip itu panggilan dari Alif?
"Duduk dulu aja, Ta." Titah Alif. Sita menurut, duduk di sofa berwarna hitam yang semakin menambah kesan glamor.
![](https://img.wattpad.com/cover/216310551-288-k428957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah [TAMAT]
Teen Fiction[Part lengkap dan belum revisi] Sita Larasati, gadis cantik yang mencintai apa adanya pemuda bernama Juan. Pria berkekurangan itu sanggup merubah prinsip hidup Sita yang monoton. Kisah sederhana dari pertemuan tak terduga menjadi kisah cinta pertama...