[Part lengkap dan belum revisi]
Sita Larasati, gadis cantik yang mencintai apa adanya pemuda bernama Juan. Pria berkekurangan itu sanggup merubah prinsip hidup Sita yang monoton.
Kisah sederhana dari pertemuan tak terduga menjadi kisah cinta pertama...
Karna memang sudah saling sepakat untuk Sita menggantikan Bagas untuk mengelola lapangan futsal yang saat ini sedang sibuk-sibuknya dihadapkan oleh tugas kuliah.
Sita akan datang ke tempat untuk menimbun keringat itu saat pulang sekolah saja, paginya yang akan menjaga yaitu sang ibu.
Sudah lebih dari tiga hari Sita menjaga sebuah warung yang berasal dari sebuah mobil kombi klasik milik Wirawan yang sudah sangat lama tidak pernah terpakai yang sudah dimodifikasi oleh Bagas sedemikian rupa hingga menjadi sebuah warung yang modern.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kata Bagasnya sih, Dari pada dianggurin kayak perasaan lebih baik dibuat hal yang lebih bermanfaat.
Sudah lebih tiga hari pula Anton beserta gengnya selalu bermain futsal yang seharusnya hanya memiliki jadwal satu kali dalam seminggu kini menjadi setiap hari. Kalian harus tahu hal apa yang menjadi alasan mereka datang tiap malamnya. Jika kalian berfikir karna ada Sita yang berjaga itu salah besar, mereka malah bergidik ngeri kala Sita sudah menagih meminta bayaran pada mereka yang hanya mengambil makan atau minum tanpa langsung membayar.
Kehadiran sang adik yang tak lain dan tak bukan yaitu Andini si pecinta drama korea itu ikut adil dalam meramaikan lapangan futsal, pesona lembut dan cantik yang dimiliki gadis itu mampu menarik minat para remaja lelaki untuk singgah sejenak walau hanya untuk menikmati senyuman Andini jika sedang baper dengan drama percintaan dari layar laptopnya.
Beralih pada Sita, gadis yang selalu mencepol dan menguncir rambut panjangnya tinggi itu hingga sekarang tak menemukan cowok keren menurut definisinya. Bukan mata indahnya yang jelalatan, tapi Sita hanya ingin memastikan bahwa apa yang di ucapkan sepupunya- Anton tempo hari benar adanya.
Sampai malam seterusnya Sita berjaga lagi dan masih sama ditemani Andini.
"Kak." Andini memanggil dengan sorot mata yang dibuat memelas.
Sita yang saat itu baru menyelesaikan membuat secangkir kopi untuk sang pelanggan menoleh pada sang adik dengan satu alis terangkat. Jika adik tercintanya ini udah memanggil dengan embel-embel 'Kak' sudah Sita tebak pasti ada maksud terselubung didalamnya.
"Minta tethering." Lanjutnya to the point. "Kehabisan paket internet, lupa cek tadi soalnya." Andini memberi senyum merekah seraya mengayun-ayunkan lengan Sita yang mulai melayani pelanggan lagi bak seperti bocah yang menginginkan mainan baru.
Karna Sita yang jengah dengan sikap adiknya ini, ia akhirnya mengangguk. "Hp gue di tas, ambil sendiri aja."
Andini sumringan, memeluk tubuh Sita dari samping. "Baik banget kakak gue." Gadis itu terus memeluk tubuh ramping Sita yang sudah meronta-ronta minta dilepaskan.
"Sesek dada gue Dini bego." Dengan satu kali dorongan, tubuhnya sudah terbebas dari pelukan sang adik yang terlalu 'lebay' itu.
Setelah mendapat intruksi dari Sita, Andini dengan cekatan mengambungnya jaringan Hotspot ke laptopnya, dan mulai menonton drama bersambung milik negri gingseng itu.