Happy Reading!
"Ini yakin gak bakal ganggu?"
Alif berulang kali menghela nafas karena Sita terus-menerus bertanya dengan pertanyaan yang sama.
"Emang mau pulang ke rumah gue?" tanya Alif yang membuka helm lalu diletakkan di tangki motor.
Sita menggelengkan kepala cepat. "Nggak mau," jawabnya lalu turun dari kuda besi Alif.
Saat ini keduanya sedang berada di depan gerbang kediaman keluarga Sella. Dengan paksaan Alif agar Sita menginap di rumah Sella, jadilah berkunjung ke rumah orang di tengah malam harus mereka lakukan.
"Tapi, Lif...." Sita menggigit bibir dalamnya. "Gue gak enak sama tante Lily," lanjutnya berwajah sendu menyebutkan nama orang tua Sella.
Hal tersebut mampu menciptakan decakan kesal dari Alif. "Yaudah pulang ke rumah gue kalo gitu," ucapnya hendak berbalik arah namun dengan sigap Sita menghadang.
"Kok ngambek," tuturnya mencuatkan bibir.
"Ya mangkanya jangan bandel kalo dibilangin," Alif kini sudah berdiri tegak di depan bel untuk ia bunyikan.
Namun rupanya Sita belum juga jera, yang gadis itu lakukan kini menarik tangan Alif yang terayun hendak menekan tombol bel.
"Kenapa lagi?" Alif menahan suaranya agar tidak terdengar seperti sedang kesal.
Sita menatap Alif dengan sorot mata berlinang, memasang puple eyes berharap Alif bisa menuruti keinginannya.
"Apa?" Alif masih menahan suara, ia tidak boleh kesal dengan si pawang hati.
"Gue pulang ke apart aja ya, janji gak bakal nangis kok," katanya.
Kedua tangan Sita saling bertautan, mengepal dengan posisi memohon tepat di depan wajah Alif.
Alif dengan masih menahan agar tak mengeluarkan kekesalannya, menyingkirkan tangan Sita dari depan wajahnya. "Gak gue izinin," ujarnya tegas.
"Yang punya apart kan gue, jadi lo---"
"Fix ke rumah gue," putus Alif memotong ucapan Sita.
Sontak membuat Sita melebarkan mata. Meraih lengan besar Alif yang mulai mendekati sepeda motornya.
"Yah yah yah, tuh kan, gue bilang juga gak mau."
"Jangan batu, turutin ucapan gue bisa?"
Sita membuang nafas panjang, dengan rasa tak nyaman di hatinya Sita megangguk.
Alif mengembangkan senyum tipis, mendekat kembali ke pojok pilar untuk membunyikan bel.
"Tuh kan Sella-nya gak keluar, mending pulang ke ap--"
Suara Sita tertahan di tenggorokan saat melihat siluet keluar dari dalam, berjalan mendekat pada gerbang membuat gadis berambut sebahu itu berdecak malam.
Sella tepat berdiri di balik gerbang kayu, dengan wajah bantal lengkap dengan rambut yang urakan, gadis itu membuka gembok lalu menarik gerbang membukanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/216310551-288-k428957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah [TAMAT]
Novela Juvenil[Part lengkap dan belum revisi] Sita Larasati, gadis cantik yang mencintai apa adanya pemuda bernama Juan. Pria berkekurangan itu sanggup merubah prinsip hidup Sita yang monoton. Kisah sederhana dari pertemuan tak terduga menjadi kisah cinta pertama...