Happy Reading!
"Kehujanan atau sengaja hujan-hujanan?" tanya suara berasal dari ambang pintu.
Juan yang tengah menggosok-gosokkan rambutnya dengan handuk kecil menoleh, melempar senyum lalu menepuk permukaan sofa di sampingnya.
"Kehujanan," jawab pemuda itu setelah mendapati Maria yang sudah duduk di sebelahnya.
Maria mencebik lucu, tangannya terulur mengambil alih handuk dari tangan Juan, membuat pemuda itu otomatis menyampingkan tubuhnya membelakangi Maria.
"Kenapa nggak berhenti dulu? Kalo masuk angin gimana? Lupa kalo besok ada acara penting?" beruntun Maria mencibir sembari menggosok-gosok helaian rambut yang perlahan sudah mengering itu.
"Badan aku udah kebal. Anginnya malah minder masuk ke tubuh aku," ucap Juan bernada gurau.
"Belagunya overdosis ya kamu, kalo udah masuk angin aja, gelisahnya kayak orang mau ujian," seloroh Maria.
Gadis berpiyama itu bangkit, berlalu menuju kamar mandi yang terletak dalam kamar untuk menyimpan handuk tadi.
"Yang," panggil Maria yang baru kembali dari kamar mandi.
"Ya," sahut Juan menoleh.
Maria tidak langsung melanjutkan ucapannya, perempuan itu memilih mendekat pada ranjang. Duduk di sana dengan punggung menyandar pada kepala ranjang sambil memeluk bantal dalam pangkuan.
"Aku gelisah."
Ucapan Maria mampu menarik Juan untuk bergabung duduk di ranjang.
"Ada masalah? Bukannya pagi tadi semuanya udah beres?" tanya Juan meraih tangan Maria untuk digenggam.
"Udah. Tapi bukan soal itu," Maria mengulum bibir ke dalam, menatap Juan yang menaikkan satu alis di hadapannya dengan sorot gelisah. "Ini soal... Sita."
"Sita? Dia kenapa? Nggak dibales lagi chatnya?"
"Bukan."
"Teruuus... kenapa jadi gelisah karna Sita?"
Maria menghembuskan nafasnya panjang. Menunduk sebentar lalu menatap Juan lagi. "Berlebihan ya kirim sopir buat dia? Aku takut Sita makin marah sama aku."
"Tenang,"usapan pada punggung tangan Maria, Juan mencoba menenangkan. "Niat kamu bagus. Ini juga kan salah satu cara biar dia maafin kamu? Gak usah gelisah gitu. Semuanya bakal baik-baik aja."
"Iya, kamu bener, semuanya akan baik-baik aja," ujanya menenangkan diri sendiri, mencoba berfikir positif.
"Sekarang udah tenang kan?" Juan menaikkan dua alisnya. Karena tidak mendapatkan respon apa-apa, Juan berpindah posisi sehingga kini tepat di samping Maria.
"Udah malem, tidur," titahnya meraih kepala sang istri untuk bersandar di dada bidangnya.
Maria menurut saja, meluruskan kakinya, berbaring dengan dada Juan sebagai bantal dan pinggang Juan dijadikan sebagai guling, Maria mulai menutup kelopak matanya.
Juan menunduk, dagunya diletakkan pada puncak kepala Maria. Mulai mengusap surai hitam panjang itu dengan lembut, berharap dengan begitu Maria bisa tertidur nyenyak.
Namun Maria tak kunjung tidur juga. Kelopak yang sudah meredup itu kembali terbuka lebar. Kepalanya mendongak membuat Juan tersadar bahwa istrinya masih terjaga.
"Kenapa belum tidur hmm?" tanya Juan lembut, masih mengelus rambut panjang Maria.
"Aku gelisah lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah [TAMAT]
Genç Kurgu[Part lengkap dan belum revisi] Sita Larasati, gadis cantik yang mencintai apa adanya pemuda bernama Juan. Pria berkekurangan itu sanggup merubah prinsip hidup Sita yang monoton. Kisah sederhana dari pertemuan tak terduga menjadi kisah cinta pertama...