Happy Reading!
Seperti biasanya, di akhir pekan begini Sita akan menyempatkan diri untuk melakukan lari pagi di taman dekat kafenya.
Motor scoopy merah masih menjadi alternatif bagi gadis berhoodie kuning langsat itu untuk berpergian kemana-mana. Sita turun setelah meletakkan helm di spion. Merapihkan sejenak rambutnya yang sedikit urakan sebelum mengayunkan kakinya menuju taman kota berada, sebab motornya terparkir di depan kafe.
Lari kecil Sita lakukan, gadis yang kaki jenjangnya terbalut celana training hitam itu menghirup udara pagi tak lupa dengan senyum manis di bibir.
Berkeliling seorang diri nampak sudah terbiasa bagi Sita, tak menghiraukan pasangan muda-mudi yang berpapasan dengannya saling bersenda gurau seolah dunia milik dunia.
Pacuan lari Sita terhenti, gadis itu memutuskan singgah sejenak guna melepas penat di sebuah kursi besi. Memilih merogoh saku hoodie untuk mengambil Earphone yang sudah terhubung pada ponselnya.
Mendengarkan lagu kesukaan sambil menyaksikan orang-orang yang hulur mudik. Terkadang Sita juga merasa iri kala melihat sepasang suami-istri yang nampak mesra walau usianya tak lagi muda.
Setelah dirasa tubuhnya sudah berenergi kembali, Sita memutuskan bangkit, hendak memulai lari lagi namun seseorang memanggil namanya.
Mau tak mau Sita pun berbalik, menemukan Anton yang menjadi tersangka pemanggilan namanya berjalan mendekat.
"Sendirian aja lo?" tanya Anton yang duduk di kursi bekas Sita tadi.
"Biasanya juga gini," jawab Sita ikut duduk disamping Anton.
Anton menoleh, pria itu mengulurkan sebotol air mineral yang sudah berembun kepada Sita. "Mau nimun gak?" tawarnya.
Dengan cepat Sita menerimananya, tidak memperdulikan isinya yang sudah setengah. Gadis itu menenggaknya tak sabaran, sekali tegukan air sudah tandas, masa bodo sedang dimana ia sekarang yang terpenting dahaga sudah teratasi.
"Lo sendiri bareng siapa ke sini?" tanya Sita menyandarkan punggungnya pada sandaran.
Anton tak langsung menjawab, ia terlebih dahulu menyandarkan kepalanya di bahu Sita sampai gadis itu menoleh.
"Laknat emang mereka, gue ajak joging malah bawa pasangan," Anton mengerucutkan bibirnya. "Kan gue yang solo jadi ngenes sendiri."
Sita menunduk untuk melihat Anton, matanya berbinar serta senyumnya sumringan. "Sella juga ikut dong," serunya semangat.
Anton menggeleng kecil. "Kecuali dia."
"Oh," sahut Sita seadanya.
"Gue heran deh-- Ta," Anton mendongak, Sita ternyata tengah menikmati lagu dari sambungan Earphone, terbukti dari cara cewek itu memejamkan matanya.
"Ta, Sita," panggil Anton berharap mendapat balasan.
Namun nyatanya Sita terlaru larut dalam melodi. Anton yang dasarnya usil menggosok-gosokkan kepalanya di bahu cewek itu bak kucing kelaparan.
Karena merasa geli, Sita menggeplak bahu Anton keras, melepaskan Earphone di telinga berlanjut menatap nyalang sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah [TAMAT]
Teen Fiction[Part lengkap dan belum revisi] Sita Larasati, gadis cantik yang mencintai apa adanya pemuda bernama Juan. Pria berkekurangan itu sanggup merubah prinsip hidup Sita yang monoton. Kisah sederhana dari pertemuan tak terduga menjadi kisah cinta pertama...