Happy Reading!
"Kamu serius mau nyanyi lagi?"
Entah sudah kali berapa pertanyaan itu terus Maria tuai, Juan hanya mampu menarik nafas dan membuangnya secara perlahan.
"Iya, Ri." jawab pemuda itu terlampau lembut agar bisa meyakinkan istrinya itu. "Lumayan buat ngisi waktu sebelum kita berangkat."
Maria tersenyum hangat, gadis itu mendekat pada Juan sembari membawa sebuah alat musik petik di gendongan.
"Gitar keberuntungan kamu," ucapnya menyerahkan gitar pada Juan.
Menerimanya, Juan menatap lekat alat musik tersebut. "Kira-kira kapan, ya, terakhir kali aku main ini di depan umum?" Juan kembali membuang nafasnya namun sekarang lebih panjang.
Memilih meraih rahang snag suami, Maria membawa Juan agar menatapnya. "Aku boleh minta sesuatu?"
"Apa?"
Tak langsung menjawab, Maria mengulum bibirnya sejenak. "Selesain semuanya sebelum kita pergi."
Manaruh gitarnya di bawah meja rias, Juan meraih dua buah tangan Maria di rahangnya untuk ia genggam. "Maaf karena buat kamu tersakiti. Aku akan berusaha menyudahi secepatnya," lembut Juan berucap.
Cup...
Satu kecupan di punggung tangan Maria berhasil Juan berikan, kemudian pemuda itu tersenyum. "Bantu aku, Ri. Aku nggak bisa padamin api sendirian," pinta Juan tulus.
Maria mengangguk patuh. "Kamu cuma terjebak keadaan dan aku bersedia bantu kamu buat cari jalan keluar."
"Aku bodoh banget 'kan? Sakitin orang yang hatinya setulus bidadari."
"Kamu juga baik, buktinya bidadari kayak aku bisa jatuh cinta sama kamu."
Lalu keduanya saling melempar seyuman hangat.
"Yaudah, aku berangkat dulu," pamit Juan meraih gitarnya kembali.
Kembali Maria menggangguk. Menghantar Juan dengan kakinya yang sudah pulih kembali sampai teras rumah.
Deru motor milik Juan memenuhi petangnya malam itu. Juan yang senang karena akhirnya bisa kembali masuk pada dunia musik, tempat dunianya berada. Walau menjadi penyanyi di salah satu cafe di kotanya, Juan sudah sangat bersyukur.
[][][]
Di atas ranjang berukuran jombu itu terdapat dua remaja yang tubuhnya menelungkup dengan kepala mengadah pada layar laptop yang menyala di depannya.
Menepati janjinya yang di buat tempo hari, Sita akan menginap di rumah Sella. Karena masa libur semesteran yang sudah mulai di lakukan, mereka memutuskan untuk melakukannya sekarang.
"Ada film lain lagi nggak, tapi tetep yang genrenya horor?" Tanya gadis bernama Sita.
Perempuan di sampingnya menoleh sekilas lalu kembali memfokuskan pandangan pada layar laptop. "Banyak, tapi gue mual nontonin setan mulu. Ganti genre, ya?" Pinta Sella memelaskan wajah.
"Nanti gue yang mual kalo lo ganti genre."
"Lo mah gitu terus. Sekali aja ngikut gue nonton film romance," gerutu Sella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah [TAMAT]
Teen Fiction[Part lengkap dan belum revisi] Sita Larasati, gadis cantik yang mencintai apa adanya pemuda bernama Juan. Pria berkekurangan itu sanggup merubah prinsip hidup Sita yang monoton. Kisah sederhana dari pertemuan tak terduga menjadi kisah cinta pertama...