Bagian 11

320 25 2
                                    

Arka kembali pada sebuah tempat yang sering ia kunjungi. Tempat yang indah, dikelilingi rumput hijau dan terdapat sebuah pohon yang rimbun. Tempat biasa mereka berteduh. Tempat yang jauh dari perkotaan, sunyi tapi udaranya benar-benar segar.

Arka berjalan mendekati seorang gadis yang berada dibawah naungan pohon. Rindu menyeruak dalam dadanya. Gadis itu adalah gadis yang selama ini ia tunggu kepulangannya. Arka berlari dan menarik gadis itu kedalam peluknya.

"Kenapa baru pulang sekarang Ta?" Tanya Arka melepas peluknya.

Gadis itu hanya tersenyum tidak tahu mau menjawab apa. Arka tidak memperdulikan itu, yang penting sekarang gadisnya sudah pulang. Arka kembali meraih gadis itu dan menyandarkannya didada bidangnya. Mengelus surai hitamnya yang sudah lama tidak ia lihat. Perasaan hangat terasa didalam dadanya. Arka mencium puncak kepala gadis itu beberapa kali, melepaskan semua rindu yang selama ini ia rasa.

Gadis itu melepas dekapan Arka padanya, ditatapnya Arka dengan wajah yang sendu, "Ka?" panggilnya.

"Apa sayang?" Arka memegang kedua tangan gadis itu.

"Kamu suka gadis itu?" Gadis itu menunjuk seorang gadis dari kejauhan yang tampak ceria mengejar kelinci yang berlarian. Itu Aeera.

Arka menggeleng, "Aku cuma suka kamu, aku cuma sayang kamu, aku cuma cinta kamu. You're one and only."

"Dia lebih baik dari aku, maaf aku kecewain kamu." Gadis itu mulai menangis.

Arka merasa dejavu dengan perkataan terakhir gadis dihadapannya. "Nggak apa-apa aku maafin kamu, tapi jangan pergi lagi."

Arka kembali memeluk gadis didepannya. Ia tidak ingin kejadian terakhir kali terulang kembali. Kesalahan gadisnya masih bisa ia maafkan, itu lebih baik daripada harus kehilangannya. Sampai suara seseorang membuat gadisnya melepaskan peluknya.

"Lia, ayo." Gadis itu bangkit mengikuti suara seorang pria yang mengintruksinya.

"Arka, aku pergi dulu."

"Engga Ta, engga jangan tinggalin aku lagi!" Arka memegang kedua tangan gadis itu menahannya untuk pergi. Tapi percuma, gadis itu tetap terlepas darinya seolah ada yang menariknya.

"Ta! Tunggu aku! Thalia!!" Arka terus mamanggil gadis itu, namun gadis itu semakin jauh darinya. Meninggalkannya lagi.

"Kak Arka?" Sebuah suara muncul dari arah belakangnya.

Arka menoleh, seorang gadis yang mengejar kelinci kini ada didekatnya dengan senyum dan tatapan yang membuat hatinya kembali tenang setelah ditinggalkan.

"Kak Arka jangan sedih." Aeera menghapus air mata di pipi Arka.

Arka menatap Aeera yang sedah menatapnya. Entah apa yang Arka rasakan, ia merasa sedih disatu sisi dan merasa senang disisi lain saat menatap Aeera. Arka tersenyum simpul sebelum mendekatkan tubuhnya ke arah Aeera memeluknya. Wangi manis tercium hidung Arka saat kepalanya berada diceruk leher Aeera. Rasa nyaman, terlalu nyaman, bahkan-

Brukk..

Arka terkesiap. Ia jatuh dari kasurnya sendiri. Keringat sudah membanjiri tubuhnya. Lagi-lagi mimpi itu, dan sialnya kenapa hanya mimpi? Kenapa gadisnya tidak benar-benar kembali? Sebentar Aeera? Kenapa ada gadis itu dimimpinya sekarang? Ia sudah sering bermimpi seperti ini tapi tidak pernah ada satu pun manusia yang terlibat dalam mimpinya. Tapi kenapa ada Aeera?

Arka mengacak rambutnya frustasi. Ini baru pukul 02.00. Apa maksud dari mimpinya barusan? Apa benar Aeera lebih baik untuknya? Lebih baik dari Thalia masalalunya? Benarkah ia menyukai Aeera? Kenapa Arka tidak bisa mengerti perasaannya sendiri?

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang