Waktu berjalan terasa begitu cepat. Minggu ini adalah minggu pertama Aeera mengikuti ujian tengah semester di SMA. Meskipun kata orang-orang Aeera pintar dan yakin bahwa Aeera sering belajar, maka tebakan mereka sangat salah. Terbukti sekarang Aeera baru membuka buku pelajaran yang akan diujiankan besok. Sistem kebut semalam andalannya.
Entahlah, meskipun begitu Aeera selalu berhasil mendapatkan nilai bagus bahkan nyaris sempurna. Membuat iri mereka yang sudah berkali-kali membaca buku, mengikuti bimbel dan semacamnya tapi tetap saja sulit mencerna pelajaran.
Pagi ini Gwen menunggu Aeera digerbang. Hanya Gwen yang tahu kalau akhir-akhir ini Aeera pulang pergi sekolah menggunakan metromini. Sementara Rimba sepertinya hanya tahu Aeera pulang pergi bersama Arka. Gwen sengaja menunggu Aeera untuk bersama ke kelas hari ini karena mereka tidak dikelas biasanya. Kelasnya digabung dengan kelas lain, dan berada diruangan lain.
"Ah lo lama, udah gue bilang gue jemput juga ngeyel." Gwen memasang wajah kesalnya pada Aeera, sudah hampir 15 menit Gwen menunggu dan Aeera baru sampai 5 menit sebelum bel masuk.
"Santai aja kali, gak akan berebut bangku juga kan?" Aeera terkekeh melihat wajah kesal Gwen. Lagipula bukan salah Aeera salahkan saja supir metromini yang telat menjemputnya, Aeera hanya korban.
"Ya tapi kan kita harus nyari ruangannya dimana," Gwen melihat kartu peserta ujiannya bergantian dengan melihat nomor dijendela ruangan yang mungkin sama dengan kartu yang dia pegang sekarang.
"Tinggal buka grup kelas aja Gwen, kok ribet banget sih." Aeera mengeluarkan ponsel dari saku rok nya, dan membuka grup kelas. Sudah ada keterangan dimana ruangan mereka untuk ujian dari yang datang lebih pagi.
"Lah iya anjir kok gue bego ya, ngapain lama-lama nungguin lo." Gwen semakin kesal sekarang, dan merutuki otaknya yang kadang berpikir buntu seperti saat ini. Wajar saja Gwen panik karena ujian dilaksanakan digabung dengan kelas 12.
Keduanya sudah sampai didepan ruangan ujian mereka tepat saat bel berbunyi. Beberapa siswa yang duduk diluar kelas berhamburan masuk saat bel berbunyi. Aeera dan Gwen melangkah ke dalam kelas dan mencari meja dengan nomor yang sama dengan yang tertera di kartu pelajar.
"Kak Al duduk disini?" tanya Aeera kepada Alger yang sedang duduk dikursi sebelah Aeera.
Alger mengalihkan pandangannya yang semula pada buku menjadi pada Aeera. "Iya, dunia sempit ya?" Alger terkekeh dan beberapa teman sekelasnya yang berada diruangan ini menatapnya aneh. Seorang Alger yang ketus kepada perempuan sekarang ramah kepada Aeera.
Aeera hanya tersenyum menanggapi perkataan Alger karena guru pengawas ujian sudah memasuki kelas. Aeera sebenarnya bisa dengan mudah mengerjakan soal ujian dihadapannya ini jika saja perutnya tidak terasa mulas. Selalu saja seperti ini, dihari pertama ujian Aeera juga kedatangan tamu bulananya. Menyebalkan memang.
Aeera meletakkan kepalanya diatas meja saat ia sudah selesai mengerjakan semua soal ujiannya. "Kenapa?" tanya Alger yang sepertinya juga sudah selesai mengerjakan soalnya.
"Biasa perempuan," kata Aeera dengan cengiran diwajahnya. Sementara Alger hanya mengangguk-angguk mengerti.
"Udah kan? Biar gue yang kumpulin," kata Alger sembari membawa lembar soal dan jawaban milik Aeera. Aeera hanya mengangguk pasrah, jika rasa mulas sudah menguasai dirinya, Aeera sudah tidak ingin apa-apa selain diam.
Ada waktu beberapa menit untuk istirahat sebelum lanjut pada ujian kedua hari ini. Aeera memilih diam ditempatnya dengan Gwen yang duduk ditempat Alger yang sedang menyerocos heboh tentang Aeera yang lagi-lagi beruntung karena bisa duduk bersebelahan dengan Alger.
Sementara Aeera hanya diam tidak merespon ucapan Gwen, jika bukan sedang ujian mungkin Aeera sudah akan pergi ke UKS sekarang. Dan jika hubungannya dengan Rimba masih seperti dulu mungkin sekarang rasa mulasnya akan sedikit berkurang karena Rimba sudah membelikan minuman datang bulan untuk Aeera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkaeera
Teen FictionArka si lelaki tampan namun dingin yang terjebak masa lalunya. Dan Aeera gadis cantik yang berusaha menempati ruang dihati Arka. Apakah dengan 3 kartu permintaan bisa membuat Arka terlepas dari belengggu masa lalunya? *** Cerita ini hanya fiktif bel...