Bagian 55

197 17 7
                                    

Aeera menatap surat ditangannya dengan raut wajah sendu. Langkahnya seperti tidak berpijak lagi pada lantai. Untuk pertama kalinya ia mendapatkan surat ini. Rasanya menyakitkan, ia tidak bisa lagi menjaga apa yang selama ini ia jaga.

Ia tahu absennya sejak ia masih disekolah dasar, bahkan sejak ditaman kanak-kanak hingga sekarang selalu dipenuhi dengan izin sakit. Tapi ia selalu berusaha sebaik mungkin untuk menjaga absennya dikelas tetap baik. Dan kali ini ia gagal, tapi ia tidak boleh menyesalinya.

"Gimana? Kenapa lo dipanggil?" Tanya Gwen, menghentikan aktivitas makannya.

Raut wajah Aeera semakin sendu. Ia bahkan belum duduk, tapi Gwen sudah menanyakan hal yang membuatnya sedih hari ini. "Ara diskors 3 hari, mulai dari besok."

"What?! Kenapa? Kok bisa? Lo bikin kesalahan apa?" Gwen sedikit menggebrak meja, nada bicaranya yang naik satu oktaf juga membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian seisi kantin.

"Olimpiade itu."

"Hah? Emangnya salah ya? Lo kan udah izin udah bilang mau nemenin nenek lo yang lagi sakit, kok tetep diskors sih?" Gwen menatap Aeera tidak percaya. Jika bisa dilihat sekarang tubuhnya sedang mengeluarkan kobaran api sangking kesalnya.

Dan ya Aeera terpaksa harus berbohong pada Gwen. Jika saja ia jujur dengan alasan kenapa ia tidak mengikuti olimpiade itu, bisa-bisa Gwen menceramahinya panjang kali lebar kali tinggi. Bahkan sepertinya sebelum mulutnya berbusa Gwen tidak akan berhenti berbicara. Bisa-bisa telinga Aeera bisa disamakan dengan gajah.

"Udah nggak apa-apa, cuma 3 hari aja kan?" Aeera mencoba menangkan Gwen, meskipun hatinya sendiri merasa tidak tenang.

"Sumpah ya lo bilang cuma? 4 lagi aja biar sekalian di DO!!" Cibir Gwen sembari bersedekap dada.

"Ish kok jahat sih! Emang mau Ara gak ada disini lagi? Nanti nyontek ke siapa coba?" tanya Aeera dengan nada jahil.

"Ya gue belajar sendirilah!" Jawab Gwen tidak terima.

"Ah yaudah Ara pindah sekolah aja kalo gitu, biar Gwen belajar sendiri." Kata Aeera dengan senyumnya. Ia cukup terhibur dengan menggoda Gwen seperti ini.

"Ya gak gitu juga! Ah lo bikin gue emosi aja!" Gwen memasang ekspresi merajuknya. Kemudian pergi meninggalkan Aeera.

Belum sepuluh langkah Gwen pergi, ia sudah memutar kembali haluannya. "Makanan gue belom dibayar, bayarin sekalian. Salah lo bikin gue kesel." Kata Gwen kemudian ia kembali meninggalkan Aeera.

Aeera hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecil. Ia tidak tahu kenapa bisa bersahabat dengan Gwen. Tapi ia bersyukur untuk itu. Ia bisa menerima kurang dan lebihnya Gwen, begitu juga sebaliknya. Itu pasti yang mendasari persahabatan mereka selama ini.

***

Hari ini adalah hari pertama skors untuk Aeera. Tapi ia tetap menggunakan seragam sekolahnya seperti biasa, berangkat ke sekolah seperti biasa. Hanya saja tujuannya sekarang bukan sekolah melainkan rumah sakit.

Aeera terpaksa melakukan ini. Ia tidak berani mengatakan pada Bi Asih jika dirinya mendapat skors dari sekolah. Maka dari itu ia terpaksa berbohong pada Bi Asih.

Perihal skors, itu memang sudah menjadi konsekuensi dari perbuatannya. Sejak awal pihak sekolah sudah bertanya berulang-ulang padanya dan juga pada peserta yang lain apakah menyanggupi olimpiade kali ini atau tidak. Dan semua serempak menyanggupi begitu juga dengan Aeera.

Sebenarnya Aeera tidak akan menerima hukuman itu jika saja ia mengatakan jika ia berhalangan untuk mengikuti olimpiade itu sejak jauh-jauh hari. Pihak sekolah pasti akan mencari murid lain untuk menggantikannya. Tapi Aeera membatalkannya tepat saat ia memutuskan untuk mendonorkan darahnya pada Arka. Dua hari sebelum olimpiade itu dilaksanakan.

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang