Sudah hampir 30 menit Aeera berdiri dihadapan cermin sembari memperbaiki penampilannya yang bahkan sudah bisa dikatakan sempurna. Selalu saja seperti ini jika Arka mau mengajaknya pergi. Hanya sekedar jalan-jalan biasa, tapi gugupnya seperti akan dilamar saja.
Suara klakson diluar sama membuat Aeera kalang kabut sendiri. Ia kembali melihat penampilannya, merapihkan rambutnya, mendekatnya wajahnya ke cermin memastikan semua sempurna, lalu menarik napas dan tersenyum pada dirinya sendiri. Sudah, ia sudah cantik sekarang. Arka pasti suka.
Ah ya setelah sekian lama, setelah melewati masa-masa berat akhirnya Arka bisa kembali menjalankan hidupnya seperti sedia kala. Dan ya kini luka diperut Arka sudah sembuh. Waktu dan pengobatan terbaik yang diberikan padanya tentu saja membuat kondisi lukanya cepat pulih.
Aeera bersyukur untuk itu. Setidaknya apa yang ia korbankan untuk Arka tidak berakhir sia-sia. Dan yang paling penting, sekarang ia bisa kembali menikmati waktunya dengan Arka. Hanya berdua dengan Arka. Tanpa Thalia atau siapapun itu dihari ini. Hari ini adalah hari khusus untuk Aeera dan Arka.
Arka tersenyum melihat penampilan Aeera hari ini. Rasanya sudah sangat lama ia tidak melewati momen-momen seperti ini bersama Aeera. Gadis itu selalu saja mengalah pada Thalia, tapi tidak untuk kali ini. Aeera juga harus mendapat hak yang sama.
"Cantik." Kata Arka dengan senyum diwajahnya. Entah Arka sadar atau tidak, tapi kata yang baru saja ia katakan memberi efek besar pada Aeera.
"Hm, apa?" tanya Aeera memastikan pendengarannya tidak sedang terganggu sekarang. Menahan jatungnya yang seperti sedang berpesta didalam sana.
"Cantik." Ulang Arka dengan jelas.
Aeera memegang kedua pipinya yang memanas. Sial, kenapa ia selalu selemah ini pada Arka? Hanya karena satu kata saja ia sudah dibuat segila ini, apalagi jika lebih, Aeera tidak bisa membayangkan bagaimana kondisinya jika begitu.
"Udah bapernya nanti lagi." Kata Arka dengan kekehannya. Entahlah ia senang melihat Aeera seperti ini. Rindu-rindu itu akhirnya terbayarkan.
"Gak baper kok! Kata siapa Ara baper hah?" Kata Aeera tidak terima dan tidak mau mengakui.
"Iya iya engga, cuma blushing aja kan?" tanya Arka enteng, sementara yang ditanya rasanya ingin pergi ke mars sekarang juga.
"Udah kak cukup." Aeera menarik napas panjang mencoba menetralkan detak jantungnya.
"Takut muka tambah merah hm?" Sepertinya Arka masih belum puas.
"Sumpah ya nyebelin!" Aeera bersedekap dada dengan ekspresi merajuknya.
"Nyebelin tapi bikin sayang gitu?"
"Kak sumpah ya-"
"Sumpah gue ganteng? Atau sumpah lo sayang gue?"
"Kakkk!!!" Aeera berteriak frustasi karena Arka terus menggodanya. Ah ia menyesali karena sering berharap jika Arka akan bersikap manis padanya. Ia bisa gila jika Arka terus menerus seperti ini padanya.
Sementara Arka tertawa puas melihat wajah Aeera yang memerah karenanya.
"Oke oke udah, sekarang kita mau kemana?" Tanya Arka sembari mengahapus air mata disudut matanya karena terlalu banyak tertawa.
"Terserah." Jawab Aeera ketus. Sekarang ia sedang dalam mode merajuk pada Arka.
"Beneran nih terserah? Bebas gimana gue gitu?" tanya Arka memastikan dan Aeera hanya menjawabnya dengan deheman.
"Yaudah kita ke hotel."
Aeera melotot seketika mendengar perkataan Arka. "Kok kesitu sih? Mau apa coba!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkaeera
Teen FictionArka si lelaki tampan namun dingin yang terjebak masa lalunya. Dan Aeera gadis cantik yang berusaha menempati ruang dihati Arka. Apakah dengan 3 kartu permintaan bisa membuat Arka terlepas dari belengggu masa lalunya? *** Cerita ini hanya fiktif bel...