Bagian 49

192 24 7
                                    

Arka kembali merebahkan dirinya dikasur. Akhirnya ia bisa bertemu dengan hari libur. Tubuhnya terasa sangat lelah karena akhir-akhir ini ia jarang ada dirumah. Hampir setiap hari ia harus menemani Thalia pemotretan. Ia bahkan belum pernah lagi latihan basket sejak ada Thalia.

Pulang sekolah, mengantar Thalia pulang, pulang ke rumah dan berganti baju, menjemput Thalia lagi lalu ke tempat pemotretan, menemaninya hingga selesai, mengantarnya pulang lagi, lalu kembali ke rumah saat hari sudah gelap. Begitu setiap harinya, benar-benar melelahkan.

Arka bangkit dari tidur setelah membaca pesan yang Aeera kirimkan padanya. Malam ini ia harus menemani gadisnya itu sesuai dengan janjinya. Ia sebenarnya lelah, hanya saja ia sudah berjanji pada Aeera dan tidak mungkin ia mengingkari janjinya.

Lagipula akhir-akhir ini ia kehilangan banyak waktu dengan Aeera karena Thalia. Rindu rasanya tidak mendengarkan gadis itu bercerita secara langsung tentang kejadian yang ia alami, atau apapun itu. Ia suka ketika Aeera bercerita panjang lebar padanya.

Pintu lemarinya terbuka lebar. Arka memilih-milih pakaian yang akan ia gunakan malam nanti. Ah kenapa ia jadi bingung seperti ini? Lagipula ini hanya makan malam biasa bukan? Tapi rasanya sama seperti saat ia akan meminta Aeera menjadi kekasihnya dulu.

"Sayang," suara tersebut diiringi dengan ketukan pada pintu.

"Masuk ma." Kata Arka dengan pandangan yang masih tertuju pada baju-baju dilemarinya.

"Lagi apa? Ayo sarapan dulu." Risa merangkul bahu Arka, membuat Arka menghentikan aktivitasnya.

"Nanti Arka nyusul deh," kata Arka. Ia tidak akan tenang jika belum menemukan pakaian yang pas untuk malam ini.

"Lagi cari apa sih?" tanya Risa penasaran.

"Baju dong ma, kalo Arka cari makanan yang Arka buka kulkas bukan lemari." Kedua tangan Arka masih memilih-milih pakaian.

"Ish kamu ini, mau pergi kemana lagi sih? Weekend gini masih mau pergi juga?" Risa sedikit kesal karena Arka jarang ada dirumah dan sering pulang malam. Tapi ia tidak bisa melarang Arka, ia ingin Arka menikmati masa mudanya dengan bebas. Asalkan Arka tahu sampai mana batasannya.

"Dinner aja ma gak akan lama."

"Dinner? Sama pacar ya?" Goda Risa pada Arka.

"Ma," Arka menatap Risa dengan ekspresi serba salahnya membuat Risa terkekeh karenanya. Arka selalu begini saat ia tanya tentang kekasih, seperti malu untuk mengakuinya. Padahal Risa sendiri tidak melarang Arka untuk berpacaran. Dan yang paling penting Risa sudah tahu siapa pacar Arka kan?

"Pake baju yang mana aja, cuma dinner aja kan? Anak mama mau pake baju apa aja bakal tetep ganteng kok," kata Risa dengan senyum hangatnya.

"Iyalah emang dasarnya juga udah ganteng." Jawab Arka dengan percaya dirinya.

Risa hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Arka. Ia senang sekarang Arka sudah mulai kembali seperti Arka yang dulu, setelah beberapa tahun Arka menjadi asing untuknya. "Pake yang ini aja, mama suka liat kamu pake ini." Risa mengambil satu kemeja berwarna blueblack dari lemari Arka.

"Mama suka?" tanya Arka memastikan dan diangguki oleh Risa.

"Ok Arka pake yang ini aja."

"Yaudah udah ketemu kan bajunya? Sekarang kita sarapan dulu." Ajak Risa lagi.

Arka mengangguk kemudian merangkul Risa sampai ke meja makan. Disana ada Fano dan Azkya yang pastinya sudah menunggunya untuk bergabung dimeja makan. Fano tersenyum melihat Arka yang begitu menyayangi Risa. Ia berhasil membuat keluarga kecil yang penuh dengan kasih sayang.

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang