Bagian 21

230 27 6
                                    

Aeera berusaha fokus pada pertandingan basket dihapannya. Meskipun tidak mengerti tapi Aeera berusaha menjadi penonton yang baik. Terlebih karena sekarang Arka yang bermain. Senyumnya mengembang saat beberapa kali Arka mencetak poin, dan beberapa kali juga Aeera meringis saat Arka berbenturan dengan pemain lain.

Tapi Aeera harus menahan, jika Aeera keceplosan bisa-bisa semua orang curiga dengan hubungannya dan Arka. Meskipun banyak juga siswi-siswi yang meneriaki nama Arka karena mengidolakannya, tapi tetap saja Aeera tidak ingin mengeluarkan suaranya. Terlalu beresiko.

Aeera menepis pikirannya tentang kejadian dengan Rimba tadi. Sekarang Aeera harus bisa membiarkan Rimba dengan hidupnya, Aeera tidak bisa terus menjadi benalu dalam hidup Rimba. Dengan kehadiran Dyra tadi Aeera percaya Rimba akan bisa berbahagia. Dyra gadis yang baik, cantik juga sangat cocok dengan Rimba. Sekarang tugas Aeera membuat Arka jatuh cinta dan berbahagia dengannya.

"Ck kece-kece juga pemainnya! Bisa berpaling ini gue dari si Rendi." Tidak sedang menonton futsal saja ternyata, sedang menonton basket juga Gwen histeris. Karena baru sekarang Gwen melihat kaum adam berparas malaikat dengan keringat yang menetes sedang berebut bola basket. Rasanya Gwen ingin menjadi bolanya saja. Pemain futsal yang katanya tampan-tampan sudah bosan Gwen lihat, pemandangan sekaranglah yang menarik.

"Gak boleh gitu Gwen, nanti si Rendi denger gimana." Jawab Aeera dengan tatapan yang masih tertuju pada lapangan.

"Gue denger semua." Rendi datang dengan menjinjing tasnya. "Minta disembelih nih emang." Rendi langsung duduk disamping Gwen dan merangkul Gwen lalu memperagakan pisau dengan tangannya seolah sedang menyembelih Gwen.

"Lo bau ketek ah mau gue gak berpaling gimana!" Gwen berontak melepaskan dirinya dari Rendi.

"Heh gue wangi tau, makanya lo mau sama gue."

Aeera hanya menggelengkan kepalanya mendengar perdebatan sepasang kekasih disampingnya ini. Kapan ya Aeera bisa seperti itu dengan Arka? "Ra nggak apa-apa gue ajak si Gwen balik duluan?" Perkataan Rendi membuyarkan khayalan Aeera barusan.

"Oh iya nggak apa-apa. Takecare ya!" Aeera tersenyum ramah. Aeera cukup dekat dengan Rendi karena sering bertemu dan mengobrol juga ketika Rendi menjemput Gwen.

"Beneran nih? Mama mertua gue katanya minta anter ke salon soalnya." Gwen merasa tidak enak pada Aeera, karena tadi Aeera menemaninya sekarang Gwen justru meninggalkan Aeera.

"Iya yaudah sana, daripada disini jadiin Ara nyamuk mulu."

Gwen dan Rendi sudah lama berlalu dan pertandingan basket pun akhirnya berakhir dengan SMA Galaxy Andromeda sebagai pemenangnya. Aeera sedikit berlari mendekat ke arah Arka dan tim basketnya. Senyumnya mengembang sempurna karena kemenangan tim basket sekolahnya dan Arka sebagai pencetak poin terbanyak. Aeera benar-benar bangga pada Arka. Tidak salah memang menjadikan Arka sebagai ketua ekstrakurikuler ini.

Senyumnya memudar saat menemukan Arka sedang berbicara dengan Michelle sangat asik, bahkan sesekali Arka tertawa. Pipi Aeera terasa memanas sekarang pasti Aeera merasa cemburu. Tapi Aeera tidak boleh kalah, Aeera kekasih Arka, jadi Aeera yang harusnya membuat banyak wanita cemburu.

Tapi bagaimana Aeera tidak merasa cemburu? Setelah mendengar perkataan Gwen dikantin Aeera sedikit merasa insecure dengan dirinya. Michelle cantik, tinggi, langsing dan jangan lupakan juga gelarnya sebagai ketua cheerleader, bisa dibayangkan bagaimana sempurnanya tubuh Michelle? Sangat berbanding terbalik dengan Aeera yang pendek, gemuk, pipi tembam ah sudahlah akan terlihat buruk jika terus dibandingkan.

Terlebih sekarang Michelle sedang menggunakan seragam cheerleadernya yang cukup terbuka, seperti kurang bahan menurut Aeera. Tapi Aeera tidak bisa memungkiri tubuh Michelle yang sangat bagus. Aeera tidak bisa membiarkan Arka terlalu dekat dengan Michelle yang hampir lebih segalanya dari Aeera.

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang