Bagian 47

225 26 5
                                    

Waktu terasa begitu cepat bagi Aeera. Rasanya baru kemarin ia kembali ke sekolah, dan sekarang sudah bertemu lagi dengan hari sabtu. Tapi itu tidak menjadi masalah. Lagipula siapa yang akan bermasalah saat bertemu dari libur? Tidak ada bukan? Semua pasti senang mendapat hari libur.

Tapi Aeera kehabisan aktivitas untuk hari ini. Pekerjaan rumahnya sudah selesai. Tugas sekolah sudah selesai. Tidak ada jadwal check up. Tidak ada rencana hangout. Dan yang paling parah, tidak ada lagi episode drama korea yang belum ia saksikan. Benar-benar membosankan.

Boo naik ke atas pangkuan Aeera setelah menghabiskan makanannya. Aeera dengan sigap membenahi posisi duduknya dan memberikan tempat ternyaman bagi Boo dipangkuannya. Pikirannya kembali menerawang, mencari hal yang mungkin bisa ia lakukan hari ini.

Sebenarnya Aeera ingin menghabiskan weekend nya dengan Arka. Jalan-jalan ke mall, menonton film dibioskop, atau apapun itu yang biasa dilakukan sepasang kekasih untuk menghabiskan waktu bersama.

Tapi lagi-lagi Arka harus menemani Thalia pemotretan. Aeera bahkan jarang bertemu dengan Arka, dan sejak kembalinya Thalia bertemu dengan Arka seperti sebuah momen langka. Aeera jadi kehilangan banyak waktu Arka untuk bersamanya. Menyebalkan bukan?

Aeera menjentikkan jarinya diudara. Sebuah ide akhirnya terlintas dipikirannya. Seharusnya ia tidak perlu bingung harus pergi kemana saat tidak memiliki kegiatan apapun. Ah ia terlalu banyak memikirkan Arka sehingga ia melupakan banyak hal yang biasanya lakukan.

"Ayo kita jalan-jalan Boo!!" Pekik Aeera. Membuat Boo yang aja dipangkuannya terlonjak kaget.

Aeera turun dari taksi dengan Boo dipangkuannya. Ia tidak yakin Boo akan senang berada disini. Tapi ini pasti akan lebih baik daripada Boo menghabiskan waktunya dirumah saja dan memakan makanan yang ada. Disini Boo akan bergerak lebih bebas dan ia bisa mengontrolnya dengan baik.

"Ummi!" Pekik Aeera saat melihat Ayu yang sedang membereskan barang-barang diteras. Sepertinya ada donatur yang barusaja memberikan sumbangannya.

"Ara!" Pekik Ayu, saat Aeera mendadak memeluknya. Beruntung ia masih bisa menjaga keseimbangannya.

"Ish kalo ummi jatoh gimana?" tanya Ayu saat Aeera melepas pelukannya.

"Maaf mi," kata Aeera dengan cengirannya.

Ayu hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah Aeera. Tubuhnya memang bertambah besar, tapi sikapnya seperti Aeera 10 tahun yang lalu.

"Oh hai, ini em? Boo?" tanya Ayu saat melihat Boo dipangkuan Aeera sembari mengingat nama kucing Aeera. Aeera sering bercerita tentang Boo padanya, tapi baru kali ini Aeera membawa Boo.

Aeera mengangguk antusias. "Lucunya," Ayu mengusap kepala Boo lembut. Dan sepertinya Boo tidak keberatan untuk itu. Pasti karena Ayu adalah wanita. Coba saja Ayu menjadi laki-laki, Boo sudah pasti mencakarnya. Terlebih tadi juga Boo ikut terbawa dalam pelukan Aeera dan Ayu.

"Kemarin Rimba kesini, kenapa gak barengan lagi? Masih marahan ya?" tanya Ayu. Bukan hanya kali ini, sebelum-sebelumnya juga mereka datang kesini masing-masing. Padahal biasanya seperti perangko dan amplop.

Aeera hanya menyengir kuda menanggapi pertanyaan Ayu. Ia sendiri bingung harus menjawab apa. Dan tidak mungkin juga ia mengatakan hal yang sebenarnya pada Rimba. Ayu pasti akan mengambil tindakan yang bisa saja membuat Rimba tidak nyaman. Dan ia tidak ingin itu terjadi.

"Jangan lama-lama marahannya, kalian temenan itu udah dari kecil."

"Iya mi, masuk yuk!" Aeera kembali mengalihkan sebelum Ayu bertanya lebih banyak lagi tentangnya dan Rimba. Beruntung Ayu mengangguk, menyetujui ajakannya.

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang