Bagian 5

350 33 7
                                    

Kini Aeera berbaring di sofabednya menonton drama korea dengan Boo disampingnya. Jika tidak ada tugas sekolah, maka hal paling menyenangkan untuk menghilangkan sepi setiap malamnya adalah menonton drama korea. Biasanya jika Aeera bosan sendiri ia akan memanggil Rimba untuk menemaninya. Tapi sejak kejadian tadi Aeera tidak lagi menghubungi Rimba.

Tok tok tok..

"Raaa!" Rimba mengetuk pintu dengan tidak sabar. Bi Asih sudah pamit tidur duluan, mau tidak mau Aeera harus bangkit membuka pintu untuk Rimba atau jika tidak Rimba akan semakin berisik dan membuat Bi Asih terbangun.

"Apa?" Aeera memasang wajah ketusnya.

"Sorry Ra sorry, gue ketiduran sumpah, ini baru bangun gue." Benar kata Rimba, Aeera dapat melihat sendiri wajah Rimba benar-benar khas orang bangun tidur.

"Hm." Aeera melengos meninggalkan Rimba yang terdiam didepan pintu.

"Jangan marah dong, gue gak sengaja kok." Rimba mengikuti Aeera menuju ruang tengah rumahnya, sementara Aeera masih tetap membisu.

"Tadi lo balik sama siapa? Gak kenapa-kenapa kan?"

"Raaa,"

"Gue minta maaf, minta maafnya ditambah sama traktir apapun yang lo mau." Aeera yang sedari tadi memunggungi Rimba kini berbalik menatapnya.

"Bener ya?"

"Giliran ada embel-embelnya mau lo ngejawab gue." Rimba mendengus kesal.

"Yaudah gak Ara maafin."

"Iya iya besok pulang sekolah kita beli apapun yang lo mau, tapi maafin gue ya?" Aeera menyembunyikan senyum yang sudah tidak bisa dia tahan lagi.

Sebenarnya Aeera mampu untuk membeli apapun yang ia mau dan sebanyak apapun. Tapi yang Aeera inginkan adalah perhatian dari orang-orang disekitarnya termasuk Rimba. Saat-saat seperti ini adalah saat yang paling membuat Aeera bahagia, saat Rimba berlaku manis hanya untuk membuatnya tidak marah lagi. Sebenarnya Aeera tidak marah kepada Rimba, hanya sedikit kesal, iya sedikit. Tidak perlu seperti ini sebenarnya tapi Rimba yang menawarkan, jadi yasudah.

"Oke Ara maafin!" Aeera kembali tersenyum kepada Rimba membuat perasaan Rimba kembali membaik meskipun harus kembali merelakan uang jajannya untuk Aeera besok.

"Sana pulang mandi," lanjutnya.

"Udah dapet yang lo mau gue diusir, habis manis sepah dibuang emang."

"Sana ah udah malem juga." Aeera mendorong Rimba untuk keluar dari rumahnya.

***

"Kita didepan, buka pintu anjir." Sambungan telepon terputus begitu saja saat sang penelpon selesai berbicara.

Malam ini Gama, Rangga, dan Farhan memang sudah berniat akan tidur dirumah Arka. Karena ada tugas kelompok yang harus mereka kerjakan. Meskipun bukan kelompok yang mengerjakan melainkan hanya Gama, tapi mereka tetap kompak untuk menginap dirumah Arka, tanpa sepengetahuan Arka.

"Mau ngapain?" Tanya Arka melihat ketiga sahabatnya membawa tas sekolah mereka masing-masing.

"Nginep dong," balas Farhan.

"Yuk ah masuk!" Bukan Arka yang barusaja mengeluarkan suara, melainkan Rangga yang sudah melenggang masuk ke dalam rumah Arka seolah ialah tuan rumahnya.

"Eh tante, om." Farhan, Rangga, dan Gama bergantian menyalami Risa dan Fano, orang tua Arka.

"Loh kalian mau nginep? Kok Arka gak bilang mama sih? Jadi mama belum nyiapin apa-apa kan." Tanya Risa melihat teman-teman Arka membawa tas masing-masing.

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang