Bagian 40

235 22 9
                                    

Raut kebahagiaan tampak diwajah tim basket kelas 11 Ipa 1. Posisi yang sama pada porseni sebelumnya masih bisa mereka pertahankan. Senyum Arka paling mengembang, ia berhasil memimpin timnya menuju ke kemenangan sama seperti tahun lalu. Semua tampak bahagia, kecuali Rangga dan Farhan yang sekarang sibuk saling menyikut satu sama lain.

"Lo yang nanya," Rangga menyikut Farhan.

"Lo yang tau duluan, jadi lo yang nanya," Farhan kembali menyikut Rangga.

"Ngalah sama yang kecil, lo kan lebih tua dari gue," Rangga menyikut Farhan lagi.

"Justru karena gue lebih tua dari lo, lo harus nurut sama gue," Farhan kembali membalas sikutan Rangga.

Arka menatap Rangga dan Farhan dengan tatapan jengah. Entah apa yang mereka berdua lakukan, disaat semua sedang berbahagia bersama, mereka justru asik berdua. "Yang lain seneng-seneng bareng, kalian asik berdua, gay?"

Mata Rangga dan Farhan membola bersamaan, kemudian menjauhkan dirinya masing-masing. "Si Farhan iya, gue engga." Jawab Rangga cepat.

"Anj*ng lo!" Farhan menjitak Rangga saking kesalnya.

Arka mengangkat bahunya acuh, kemudian kembali bergabung dengan yang lainnya merayakan kemenangan mereka dikantin. Lebih baik mengisi perut, dari pada harus mengurusi drama Rangga dan Farhan.

"Barusan kesempatan bagus si Arka yang nyamperin, lo malah jitak gue bukannya ngomong!" Protes Rangga.

"Lo juga malah nuduh gue bukan ngomong!" Bela Farhan.

"Udahlah si Gama aja, susah amat sih!" Rangga menggerutu sembari mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi Gama.

"Dimana?"

"..."

"Cek postingan si Arka."

"..."

"Udah cepet."

Tut.

Rangga memutus sambungannya secara sepihak. Sekarang biar Gama yang memikirkannya. Dirinya harus mengurusi dulu perutnya yang sedari tadi meminta diisi.

***

"Ngapain disini?" tanya Arka pada Rangga dan Farhan yang sedang berdiri disamping motornya dengan senyum yang membuat tubuh Arka merinding seketika.

"Awas gue mau balik," Arka mengeluarkan kunci motor dari sakunya dan menjauhkan keduanya dari motornya.

"Nyantai dong buru-buru amat sih lo," Farhan mencoba mencari alasan untuk menahan Arka agar tidak pergi sebelum Gama datang.

"Iya sih nyantai dulu, takutnya udah dijalan lo kangen gue, terus harus balik lagi kan sayang bensinnya." Kata Rangga menambahkan. Membuat Arka yang sedang memakai jaket menatap horor kepadanya.

"Ka!" Arka menghentikan aktivitasnya lalu berbalik dan mendapati Gama sedang berjalan ke arahnya.

"Apa?"

Gama menatap sekitar, setelah dirasa aman ia kembali menatap Arka. "Lo udah balikan?" tanya Gama.

"Lo udah putus?" tanya Rangga.

Arka menyirit mendapat dua pertanyaan tersebut. "Balikan? Putus?"

"Lo balikan sama si Thalia, putus sama si Aeera?" jelas Farhan.

Arka menggeleng.

"Terus maksud postingan lo?" tanya Gama lagi.

"Postingan apa lagi?" tanya Arka tidak mengerti.

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang