Bagian 12

289 26 3
                                    

Aeera tersenyum sendiri dipinggir lapangan. Menonton teman-temannya yang sedang berolahraga. Pak Hores sudah mengizinkan Aeera untuk tidak mengikuti pelajarannya karena kejadian minggu kemarin. Terlebih Aeera juga sudah memberikan surat keterangan dokter tentang kesehatannya, maka Pak Hores mengizinkannya untuk tidak mengikuti pelajarannya. Pak Hores juga tidak mau menanggung resiko jika terjadi sesuatu pada muridnya.

Aeera kembali tersenyum mengingat kejadian kejadian tadi pagi, ia benar-benar merasa malu, tapi kenapa merasa bahagia juga? Aeera juga mengingat kejadian minggu kemarin saat dirinya pingsan. Aeera mencoba membayangkan bagaimana Arka membantunya? Apakah menjadi sangat romantis seperti di film-film? Apakah wajah Arka terlihat khawatir saat menolongnya atau tidak?

Dug!!

"Aww!" Aeera meringis saat sebuah bola mendarat tepat diwajahnya dengan sangat keras. Bukan hanya terkena bola, kepala bagian belakangnya juga harus terantuk tembok yang menjadi sandarannya. Ini karena dirinya melamun dan tidak sadar jika ada bola yang mendekat ke arahnya. Kepalanya terasa sakit dan pusing sekarang.

"Lo gimana sih? Bisa main bola apa engga?!" Bentak seorang lelaki pada lelaki yang baru saja menendang bola yang mengenai Aeera. Lelaki itu berdecak dan segera menghampiri Aeera.

"Lo nggak apa-apa?" Tanyanya memegang pundak Aeera memastikan gadis itu baik-baik saja atau tidak.

"Sorry gue gak sengaja." Lelaki yang tadi menendang bola menghampiri Aeera.

Aeera menutup hidungnya ketika merasakan cairan itu akan keluar lagi dari hidungnya. Namun percuma, cairan berwarna merah itu berhasil melewati sela-sela jarinya.

"Lo mim-"

"Lo apain Ara brengsek?!" Rimba datang dan mendorong Arka yang seolah peduli pada Aeera. Rimba tidak melihat kejadiannya, dia hanya mendengar teman-temannya yang lain berkata bahwa Aeera terkena bola nyasar.

"Bukan gue! Gue mau nolongin dia!" Arka yang tidak terima dituduh oleh Rimba berbalas mendorong Rimba.

"Lo emang nyari ribut!"

Bugh..

Bugh..

Bugh..

Bugh..

Brukk...

Tubuh Aeera kembali tumbang. Arka dan Rimba sibuk saling membalas pukulan sampai lupa dengan keadaan Aeera. Lelaki yang menendang bola ke arah Aeera tidak habis pikir dengan Arka dan Rimba, alih-alih membantu Aeera mereka berdua justru sibuk berkelahi.

Lelaki itu langsung membopong Aeera ke UKS meninggalkan Arka dan Rimba. Arka dan Rimba yang tersadar akan kesalahannya segera menyusul ke UKS.

"Gara-gara lo!" Rimba menyalahkan Arka karena membuatnya lupa pada Aeera.

"Lo yang mukul gue duluan bangs*t! Gue mau nolongin dia!" Bela Arka.

"Woi udah, gue yang salah gue yang nendang bolanya!" Lelaki berbadge nama Alger Adrian Mainer itu pun membuka suara.

Rimba mematung, ia kenal dengan Alger. Alger adalah seniornya di club futsal. Rimba pikir Arka yang membuat Aeera seperti tadi, tapi ternyata bukan. "Puas lo?!" Hardik Arka.

"Gini nih kalo ngeduluanin nafsu dibanding otak." Cibir Arka.

"Gimana keadaannya?" Suara Alger berhasil membungkam Rimba yang hendak membalas ucapan Arka.

"Udah siuman kok, ke dalem aja." Kata petugas UKS.

Alger, Arka dan Rimba segera masuk. Dan Aeera terbaring di brankar sembari memegang kepala.

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang