Matahari bersinar begitu cerah pagi ini, sangat berbeda dengan raut wajah Aeera dan Rimba yang terlihat sangat kesal. Aeera kesal karena lagi-lagi Rimba melarangnya, dan Rimba kesal karena Aeera terlalu keras kepala. Perlu berdebat panjang dan lebar terlebih dahulu untuk membuat gadis itu mengerti.
"Diem disini, gak usah kemana-mana." Kata Rimba kepada Aeera.
"Nama lo siapa?" tanya Rimba pada seorang siswa penjaga UKS hari ini.
"Sasya."
"Ok, gue titip Ara ya. Kalo dia kenapa-kanapa lo yang jadi jaminannya." Ucap Rimba kemudian berlalu meninggalkan UKS dengan Aeera dan Sasya yang masih mematung ditempatnya masing-masing.
Hari ini adalah hari senin. Seperti biasa upacara bendera pasti akan dilakukan. Dan Rimba pasti melarang Aeera untuk mengikuti upacara bendera. Padahal Aeera sangat ingin mengikuti upacara, namun karena kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan mau tidak mau Aeera harus menuruti apa kata Rimba.
"Nama lo siapa?" tanya Sasya.
"Aeera, panggilnya Ara. " Aeera tersenyum ramah, Sasya mengangguk dan menuliskan nama Aeera dalam daftar siswa yang tidak bisa mengikuti upacara.
"Lengkapnya?" tanya Sasya lagi.
"Alsava A." Sasya mengangguk lagi.
"A nya apa?" tanyanya lagi.
"Boleh ditulisnya A aja?" Sasya mengangguk meskipun tidak tau kenapa Aeera tidak ingin memberi tahu namanya, padahal hanya nama.
"Kelas apa?"
"10 Ipa 3."
"Lo kenapa? Pusing?" tanya Sasya, karena biasanya murid yang berada diUKS saat yang lain upacara adalah murid yang kesehatannya sedang tidak baik. Atau jika tidak yang datang akan adalah murid yang tidak memakai atribut lengkap dan memilih pura-pura sakit di UKS daripada harus dihukum.
Aeera mengambil kertas yang sudah ia siapkan sejak kemarin disaku rok nya, dan memberikan kertas itu kepada Sasya. Sasya menyirit ketika melihat bahwa kertas yang diberi oleh Aeera merupakan surat keterangan kesehatan dari sebuah rumah sakit. Sasya membacanya dengan seksama, dan akhirnya mengerti bagaimana keadaan Aeera.
Sasya mengangguk dan tersenyum, "Semangat ya, lo gak boleh putus asa. Apalagi punya pacar sepeduli itu sama lo. "
"Ah iya makasih, tapi maksudnya pacar?" Aeera tampak bingung dengan pernyataan Sasya barusan.
"Loh yang tadi nganter bukan pacar lo?"
Aeera menggeleng, "Rimba temen Ara, dari kecil. Kenapa ya banyak yang mikirnya kita pacaran?"
Sasya terkekeh, "Emang keliatannya kaya pacaran Ra, Rimba eh siapa tadi, keliatannya juga peduli banget sama lo, orang yang pertama liat kaya gue pasti mikirnya kalian pacaran."
"Masa sih, tapi perasaan Ara kaya biasa aja temenan gitu." Sasya hanya menggeleng dan terkekeh melihat betapa tidak pekanya Aeera kepada Rimba yang sudah jelas-jelas menunjukkan perasannya kepada dirinya.
"Sasya tiap hari jaga disini?" tanya Aeera.
"Engga, tiap senin doang."
"Berarti kita bakal ketemu tiap senin disini ya?" Aeera tersenyum antusias, dan Sasya mengangguk.
"Sasya kelas mana?"
"Sama Ipa 3, tapi gue kelas 11."
"Oh maaf, kalo gitu Ara manggilnya kak Sasya ya?"
"Sasya aja, gue juga gak tua-tua banget kali," Sasya terkekeh.
"Engga ah gak enak."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkaeera
Teen FictionArka si lelaki tampan namun dingin yang terjebak masa lalunya. Dan Aeera gadis cantik yang berusaha menempati ruang dihati Arka. Apakah dengan 3 kartu permintaan bisa membuat Arka terlepas dari belengggu masa lalunya? *** Cerita ini hanya fiktif bel...