Bagian 17

239 22 3
                                    

Pagi ini Aeera sudah siap dengan seragam sekolahnya. Dengan Boo yang sudah ada dipangkuannya Aeera turun dari kamarnya untuk sarapan pagi. Ada hal yang berbeda saat melihat keadaan ruang makan. Hanya ada Bi Asih disana yang sedang menyiapkan sarapan. Tidak ada Rimba.

"Bibi Rimba engga kesini?," tanya Aeera sembari mengelus punggung Boo yang ada dipangkuannya.

"Engga neng, makan dirumah kayanya." Aeera mengangguk. Perkataan Bi Asih ada benarnya. Rimba tidak setiap hari sarapan dirumahnya. Tapi entahlah Aeera merasa Rimba menjadi aneh setelah kejadian semalam.

Aeera menghabiskan makanannya ditemani Bi Asih. Tidak ada Rimba suasana meja makan benar-benar hening. Hanya ketika ada Rimba Aeera akan banyak bicara. Setelah selesai dengan makanannya Aeera berpamitan pada Bi Asih dan duduk diteras menunggu Rimba. Lama Aeera menunggu Rimba masih belum sampai rumahnya. Hingga sebuah motor terlihat keluar dari rumah disebrang rumahnya. Aeera tersenyum, akhirnya.

"Rimba!" Panggil Aeera saat motor Rimba berlalu begitu saja meninggalkannya.

Rimba menghentikan laju motornya dan kembali ke depan rumah Aeera. Sebenarnya Rimba tidak ingin pergi bersama Aeera hari ini, bagaimana ia bisa lupa jika Aeera terus berada disekitarnya? Tapi lagi-lagi hatinya tidak bisa menolak Aeera. "Kenapa?" tanya Rimba sembari membuka kaca helm nya.

"Kok ninggalin Ara?" tanya Aeera tidak terima Aeera meninggalkannya hari ini.

"Gak bareng si Arka?" Rimba bertanya balik kepada Aeera dan membuat gadis itu mematung. Kenapa Aeera bisa lupa? Sekarang Arka adalah kekasihnya, bukannya hal yang wajar jika sepadang kekasih pergi bersama ke sekolah? Bukankah pasangan lain melakukan itu? Tapi kenapa Aeera tidak? Lagipula Arka belum memberinya kabar pagi ini. Ah iya, Aeera harus menyembunyikan hubungannya dengan Arka.

"Engga." Jawab Aeera singkat kemudian naik ke atas motor Rimba.

"Gue gak bawa helm dua Ra,"

"Ke rumah dulu kan deket."

***

Arka turun dari motornya dan merapihkan rambutnya didepan kaca spion. Matanya menangkap dua sejoli yang baru saja memasuki parkiran sekolah. Ada sedikit percikan api cemburu didalam hatinya. Ia tahu ia yang meminta untuk menyembunyikan hubungan mereka dari umum, mungkin ini salah satu cara gadis itu untuk menyembunyikannya. Tapi tidak seperti ini juga.

Aeera tersenyum saat berhasil menangkap kedua mata Arka yang sedang menatap ke arahnya. Padangannya dingin seperti biasa, bahkan Arka tidak tersenyum kembali pada Aeera. Mungkin ini cara Arka untuk menyembunyikan hubungan mereka.

"Cepetan cerita sama gue, lo hutang cerita Ra!" Aeera yang baru masuk kelas dengan Rimba dibelakangnya langsung disambut dengan Gwen yang menarik tangannya.

"Ara cerita darimana?" tanya Aeera.

"Dari awal, semua yang lo gak ceritain sama gue lo harus ceritain!" titah Gwen.

Aeera mengangguk dan menceritakan semuanya dari awal. Masih ada waktu 10 menit lagi menuju upacara. Gwen yang mendengarkan hanya mengangguk-angguk mengerti dan sesekali dahinya berkerut saat bercerita.

Ada banyak hal yang tidak Gwen mengerti dari Arka, Gwen takut jika sahabatnya hanya dipermainkan oleh Arka. Karena Gwen tahu lebih banyak tentang Arka, selain karena Arka satu komplek dengannya, Gwen yang tergolong manusia kepo juga sering mendapat banyak berita. Beda dengan Aeera yang terkesan lebih acuh dengan keadaan sekitar yang tidak terlalu penting untuknya.

Bel masuk sudah berbunyi. Aeera harus pergi ke UKS. Biasanya Rimba akan mengantar tapi tidak dengan hari ini. Aeera hanya menghabiskan waktunya mengobrol dengan Sasya atau petugas UKS yang lain, menunggu upacara selesai.

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang