Hari ini Aeera sudah kembali ke sekolah. Hari ini juga Jonathan harus kembali ke Swiss dan Aeera tidak bisa mengantarnya ke bandara karena dipaksa ke sekolah. Padahal ia ingin mengantar Jonathan ke bandara sebagai tanda terimakasih telah menemaninya dan membelikannya unicorn bule sesuai permintaannya. Tapi mau bagaimana lagi.
Sebenarnya ada satu hal yang masih berkeliaran di pikiran Aeera, kemarin saat ia kembali ke rumah ada sebuah boneka unicorn dengan card bertuliskan *I'm so sorry*. Boneka yang ia pikir pemberian dari Jonathan tapi ternyata bukan. Apa mungkin Arjuna? Ah sudahlah, yang penting boneka unicorn dikamarnya bertambah banyak.
Siang ini lapangan begitu ramai dengan teriakan dari murid-murid yang sedang menonton pertandingan futsal dilapang. Hanya permainan biasa yang dilakukan karena masih ada sisa waktu pelajaran olahraga. Kelas 10 Ipa 3 melawan kelas 12 Ips 1.
Aeera duduk dipinggir lapangan seperti biasa, sementara teman-temannya sedang bermain volly dilapang volly. Aeera menikmati permainan yang sedang berlangsung dihadapannya. Fokusnya beralih pada seseorang yang barusaja masuk ke lapangan, menggantikan temannya.
Ingatannya kembali pada tahun-tahun yang lalu. Saat-saat dimana ia selalu menemani seseorang disetiap latihan ataupun pertandingannya. Saat-saat dimana ia selalu dikelilingi laki-laki yang senantiasa menjaganya. Rimba, Jonathan, dan pastinya Arjuna.
Aeera tidak tahu apa yang terjadi dengan Rimba sehingga menjauhinya seperti ini. Jika benar Rimba sudah sejak dulu memiliki perasaan untuknya, bahkan saat ia memilih Arjuna, kenapa Rimba masih bisa berteman dengannya?
Bukankah keadaannya sama seperti sekarang hanya saja Arjuna tergantikan posisinya oleh Arka? Apa yang salah dengan Rimba? Apa yang salah dengan Arka? Atau justru apa yang salah dengan Aeera? Kenapa Rimba tidak bisa menerima Arka? Apa Rimba lelah? Tapi kenapa Jonathan tidak?
Atensi Aeera kini beralih pada kerumunan pemain ditengah lapangan. Entah apa yang terjadi tapi sepertinya itu bukan hal yang baik. Bisa Aeera lihat dengan mata kepalanya sendiri, Arjuna dipapah ke pinggir lapangan dan Rimba yang dipaksa menjauh dari seseorang yang entah siapa Aeera tidak kenal.
Tatapannya bertemu dengan Arjuna untuk beberapa saat. Arjuna tersenyum lalu meringis saat Reza memijat kakinya. Aeera ikut meringis melihatnya, jika ini dulu mungkin sekarang Aeera sudah berlari mendekatinya. Rimba akhirnya menghampiri Arjuna, sedikit berbincang kemudian Rimba memapah Arjuna ke arahnya.
Aeera sempat berpikir jika Rimba akan mambawa Arjuna ke UKS, tapi ternyata tidak. Rimba justru membiarkan Arjuna duduk disampingnya. Aeera benar-benar tidak mengerti dengan Rimba sekarang. Rimba tahu bagaimana sulitnya Aeera melupakan Arjuna, tapi sekarang Rimba membiarkan Arjuna kembali dekat dengannya.
"Thank's bro!" Rimba mengangguk menanggapi perkataan Arjuna. Ia sekilas menatap Aeera kemudian kembali ke lapangan.
"Kaki aku sakit loh Ra," Arjuna menatap Aeera yang sedang pura-pura tidak peduli padanya. Padahal ia tahu sedaritadi Aeera menperhatikannya.
"Gak nanya."
"Ngasih tau aja, siapa tau mau ngobatin," Arjuna menghela napasnya, "Kaya dulu."
"Engga Ar- eh Jun." Arjuna tersenyum melihat Aeera yang masih berusaha menjadi asing padanya. Berusaha mengubah nama panggilan untuknya, nama panggilan yang Arjuna khususkan untuk Aeera.
Aeera bergeser memberi jarak antara dirinya dan Arjuna. Ia tidak ingin ada satupun orang yang berpikir tidak-tidak tentangnya dan Arjuna. Semuanya sudah selesai, tidak ada yang boleh dimulai kembali.
"Harus ada si Nathan dulu ya baru kamu mau aku ajak ngomong lagi?"
"Engga juga."
"Jadi harus gimana biar- argh!" Arjuna meringis saat tubuhnya terjatuh karena berusaha menangkis bola yang mengarah pada Aeera.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arkaeera
Novela JuvenilArka si lelaki tampan namun dingin yang terjebak masa lalunya. Dan Aeera gadis cantik yang berusaha menempati ruang dihati Arka. Apakah dengan 3 kartu permintaan bisa membuat Arka terlepas dari belengggu masa lalunya? *** Cerita ini hanya fiktif bel...