Bagian 26

247 24 3
                                    

Aeera hanya terdiam dikamarnya, namun pikirannya sudah menjelajah entah kemana. Arka bahkan tidak bisa dihubungi sampai sekarang. Pulang sekolah tadi Aeera ingin ikut Gama dan teman-temannya mencari Arka namun Gama melarang Aeera. Gama tahu tentang kondisi kesehatan Aeera dari biografi yang menjadi syarat Aeera untuk menjadi pengurus OSIS. Dan hanya Gama yang tahu.

Khawatir semakin menguasai perasaannya setelah Gama mengatakan Arka tidak ada dirumahnya. Lalu dimana Arka sekarang? Apa Arka baik-baik saja? Tidak, Aeera tidak bisa terus diam seperti ini. Perasaannya mengatakan ada yang tidak beres dengan Arka. Aeera harus bisa menemukan Arka.

Setelah berpamitan pada Bi Asih untuk pergi kerja kelompok dirumah Gwen, Aeera langsung memasuki taksi yang sudah ia pesan tadi. Aeera terpaksa berbohong pada Bi Asih, ia tidak bisa mengatakan ia akan pergi mencari Arka, Bi Asih pasti akan melarangnya. Terlalu beresiko untuknya. Apalagi ia mengatakan tidak tahu akan pulang kerumah atau tidak karena tugasnya banyak dan kemungkinan ia akan menginap. Antisipasi bila ia masih belum bisa menemukan Arka.

Aeera menghentikan taksi nya di sebuah taman. Taman yang menjadi tempat Arka meminta Aeera untuk menjadi kekasihnya. Ia mengelilingi taman. Melihat-lihat beberapa orang yang ada, siapa tahu Arka berada diantara mereka. Langit sudah mulai gelap, tapi Arka tidak ada disana. Pikirannya buntu kemana lagi ia harus mencari Arka? Aeera tidak tahu banyak tentang Arka.

Aeera kembali menghubungi Gama siapa tahu mereka sudah bertemu dengan Arka, tapi jawaban yang Aeera terima tidak sesuai dengan harapannya. Gama, Rangga dan Farhan sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka juga mempunyai keluarga yang tidak bisa mereka tinggalkan. Aeera mendengus kesal. Sekarang kemana Aeera harus mencari Arka? Terlebih hari sudah malam.

"Mau kemana mbak?" Supir taksi yang sedaritadi menemani Aeera kembali bertanya kemana mereka akan pergi. Sedari tadi mereka hanya berputar-putar tanpa tujuan pasti.

"Kita keliling dulu ya pak, tapi ke arah lain jangan disekitar sini lagi." Pinta Aeera. Hanya ini yang dapat Aeera lakukan. Jika saja Aeera tahu dimana tempat Arka saat berada dalam masalah mungkin akan lebih mudah menemukannya.

Aeera menatap lekat-lekat ke jendela, ia tidak ingin melewatkan apapun dari pandangannya. Aeera melihat jam tangannya, sudah pukul 22:28. Ini sudah terlalu malam, dia tidak mungkin terus mengelilingi tempat-tempat dengan bapak supir taksi ini. Aeera yakin bapak supir taksi yang membawanya ini sudah kelelahan karena sedaritadi menyetir tanpa henti.

Aeera bahkan tidak peduli seberapa lama ia mencari Arka, dan seberapa besar ia harus membayar taksinya sekarang. Arka lebih penting dari apapun. Saat-saat seperti ini membuat Aeera menyesali kenapa tidak bisa menggunakan kendaraan apapun.

Matanya menangkap seseorang yang berjalan sempoyongan dipinggir jalan. Masih dengan celana sekolahnya dan kaus hitam. Tampilannya berantakan, sangat berantakan.

Aeera menghentikan laju taksinya dan meninggalkan beberapa lembaran uang berwarna merah dikursi penumpang. Aeera pergi tanpa memperdulikan supir taksi yang memanggil namanya karena uang yang Aeera tinggalkan sangat melebihi nilai yang seharusnya Aeera bayar.

Aeera menahan tubuh yang barusaja akan ambruk menyentuh trotoar. Tubuhnya tidak terlalu kuat untuk menahan tapi setidaknya ia meredam agar tubuh itu tidak terbentur trotoar terlalu kuat. Bau alkohol sangat menyengat terasa dihidung Aeera. Apa ia mabuk berat sekarang?

"Kak!" Aeera menepuk-nepuk pipi Arka. Arka tidak merespon sama sekali tubuhnya benar-benar lemas. Aeera sudah tidak bisa menahan tangisnya. Apa yang terjadi pada Arka? Kenapa Arka sampai seperti ini?

Aeera menengok ke kanan dan kiri. Tempat ini cukup sepi, Aeera tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa. Taksi yang tadi mengantarnya juga sudah pergi entah kemana. Aeera mengambil ponselnya dan menelepon Gama beberapa kali namun nomor Gama tidak aktif. Aeera semakin bingung sekarang. Siapa lagi yang harus ia hubungi? Hanya nomor Gama yang Aeera punya, nomor Rangga dan Farhan ia tidak punya.

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang