Rimba dan Aeera sekarang tengah berada disalah satu pusat perbelanjaan ibu kota. Seperti janji Rimba semalam, sepulang sekolah Aeera langsung memintanya untuk ke supermarket. Doa Rimba semalam semoga Aeera lupa akan keinginannya hanya menjadi angan belaka sekarang.
"Rimba bawa trolley aja Ara mau beli banyak." Aeera menghentikan pergerakan tangan Rimba yang akan mengambil keranjang.
"Lo mau bikin gue miskin Ra?," Rimba mengambil alih trolley yang sudah Aeera bawa sendiri.
"Engga dong Mba, Ara gak sejahat itu."
"Sumpah lo manggil gue gitu lagi gue tinggal nih." Rimba paling tidak mau saat Aeera memanggilnya Mba. Bagaimana jika orang lain dengar dan memikirkan yang tidak-tidak tentang Rimba? Meskipun mba merupakan 3 huruf terakhir namanya namun tetap saja Rimba tidak mau Aeera memanggilnya dengan sebutan begitu.
"Iya engga deh."
"Rimba Ara mau naik boleh engga?" Ara menatap trolley yang didorong Rimba masih kosong.
"Kalo lo naik, terus belanjaan lo mau disimpen dimana Ra? Emang lo gak malu naik beginian? Tuh bocah juga jalan." Rimba menunjuk seorang anak yang tengah berbelanja dengan ibunya menggunakan dagunya.
"Yaudah deh." Raut wajah Aeera tampak murung. Tapi bagaimana lagi, mau tidak mau Rimba tidak bisa mengikuti keinginan Aeera kali ini. Bisa dianggap tidak punya malu mereka, atau mungkin juga akan dimarahi oleh petugas.
Setelah berkeliling beberapa kali, dan menghabiskan waktu hampir satu jam, akhirnya trolley yang semula kosong sekarang sudah penuh dengan makanan.
"Ara mau coklat sama icecream ya?" Aeera menatap Rimba dengan puppy eyes nya.
"Yang lain deh Ra, jangan itu."
"Ara udah lama gak makan icecream sama coklat," Aeera menunduk dan memainkan jarinya.
"Kan janjinya beliin apa yang Ara mau." Aeera kembali menatap Rimba sekarang.
Rimba menghembuskan nafasnya kasar. Andai perkataan semalam bisa Rimba tarik, ia pasti akan melakukannya. "Yaudah."
"Aaaa Rimba baik! Ara sayang deh!" Aeera berlari mengambil icecream difreezer. Sementara Rimba ingin menyumpah serapahi Aeera karena perkataannya yang terlalu polos. Tidak pernah sadar jika perkataannya berdampak besar bagi Rimba.
"Sumpah Ra lo bawa tiga?" Rimba menatap sedih icecream yang dibawa Aeera. Setelah bertemu Mbak-mbak kasir, habislah uang jajannya selama 1 minggu untuk membayar semua belanjaan Aeera. Benar-benar menyedihkan.
Aeera mengangguk antusias, "Kan janji Rimba semua yang Ara mau, Ara maunya ini."
"Tapi lo bawanya kebanyakan Ra."
"Pelit banget sih sama Ara." Aeera mengerucutkan bibirnya.
"Jelek lo pake manyun-manyun segala." Rimba mengusap wajah Aeera.
"Bawa aja semau lo, gue ikhlas." Lanjutnya. Lebih baik kehilangan uang jajannya seminggu atau sebulan juga tidak masalah, daripada harus melihat Aeera bersedih.
Senyum Aeera kembali mengembang. Dan tangannya kembali meraih satu icecream lagi. Sekarang keduanya berjalan menuju kasir. Aeera dengan senyum manisnya, dan Rimba dengan kepasrahannya.
"Totalnya jadi 585.750 rupiah," kata mbak kasir dengan senyum ramahnya. Rimba terbelalak. Apa saja yang Aeera beli hanya untuk menonton nanti malam? Haruskah Rimba yang membayar semua yang Aeera beli? Rimba kapok membuat Aeera marah, jika merayunya harus mengorbankan uang jajannya selama satu minggu.
![](https://img.wattpad.com/cover/221569575-288-k339762.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkaeera
Teen FictionArka si lelaki tampan namun dingin yang terjebak masa lalunya. Dan Aeera gadis cantik yang berusaha menempati ruang dihati Arka. Apakah dengan 3 kartu permintaan bisa membuat Arka terlepas dari belengggu masa lalunya? *** Cerita ini hanya fiktif bel...