Bagian 30

238 24 3
                                    

Arka memarkirkan motornya digarasi. Sudah dapat ia lihat mobil Fano disana, ayahnya sudah pulang. Setelah acara makan dirumah Aeera tadi mereka sepakat untuk segera pulang.

Arka ingin mengucapkan banyak terimakasih pada Aeera karena sudah membuatnya tidak lagi buta, membuatnya sangat bersyukur dengan apa yang ia miliki sekarang. Arka bahkan tidak tahu jika malam itu ia tidak dibawa ke rumah Aeera, mungkin sekarang ia tidak akan menginjakkan kakinya disini.

"Arka anak mama," Risa langsung menghampiri Arka ke garasi setelah mendengar suara motor anaknya.

"Maafin mama sayang," Risa sudah memeluk Arka sekarang. Arka hanya diam lalu berbalas memeluk Risa, meskipun bukan ibu kandungnya tapi Risa yang membesarkannya dengan kasih sayang.

"Arka yang minta maaf ma," Kini Arka menangis dalam pelukan Risa.

Fano yang sedaritadi memperhatikan ikut bergabung dan memeluk keduanya. "Papa juga minta maaf." Suara berat itu terdengar haru. Ini diluar perkiraannya. Setahunya putranya ini mewarisi sikapnya, akan sulit baginya untuk menerima kenyataan dan memaafkan, maka dari itu ia membiarkan putranya sendiri ia pasti butuh waktu untuk menerimanya. Tapi Fano tidak menyangka akan secepat ini.

"Kita ngobrol didalem ya?" suara Fano kembali terdengar. Raut wajahnya sudah kembali tenang saat melihat Arka kembali dengan keadaan baik-baik saja.

Risa mengangguk mengiyakan, "Tapi anak mama yang ganteng ini harus makan dulu ya? Bersih-bersih dulu."

"Arka udah makan ma, Arka bersih-bersih dulu."

Arka selesai dengan aktivitas mandinya dan turun menemui kedua orang tuanya dengan celana selutut dan kaos hitam. Risa dan Fano sudah menunggu Arka disana hari ini mereka akan meceritakan rahasia yang sudah mereka simpan lama. Arka duduk menghadap kedua orangtuanya.

"Semalem kamu dimana sayang? Mama tanyain temen-temen kamu tapi katanya kamu gak sama mereka? Mama khawatir tapi syukurlah kamu nggak apa-apa." Tanya Risa cemas.

"Dirumah temen Arka yang lain, langsung aja." Arka sudah tidak ingin basa-basi lagi sekarang, meskipun ia sudah menerima semuanya tapi ia juga harus tahu apa yang terjadi.

Fano menghela nafasnya panjang, ia harus kembali mengingat masa-masa terberatnya. "Papa sama ibu kamu menikah 20 tahun yang lalu..."

Hari ini adalah hari yang menjadi awal yang akan menyempurnakan kebahagiaan Fano. Setelah 3 tahun menunggu akhirnya ada makhluk kecil yang hidup didalam tubuh Nilam. Ya, buah hati mereka. Buah hati yang mereka tunggu-tunggu untuk menyempurnakan keluarga kecil mereka, menyempurnakan kebahagiaan mereka.

"Papa gak sabar ketemu kamu sayang," Fano mengelus perut Nilam yang bahkan masih rata.

"Sehat-sehat diperut ibunya ya," Fano terus meracau meskipun ia tahu tidak akan ada jawaban. Yang ada hanya senyum dan tawa bahagia dari Nilam istrinya, wanita yang paling ia cintai.

Waktu demi waktu berjalan, Fano sangat membatasi aktivitas Nilam karena ia tidak ingin terjadi sesuatu dengan istri dan calon putranya. Ya akhirnya Fano dan Nilam tahu jika buah hati mereka yang ada didalam perut Nilam berjenis kelamin laki-laki. Fano semakin tidak sabar akan kehadiran Fano versi kecil nantinya.

"Kapan sih mau keluarnya? Papa udah gak sabar," seperti biasanya Fano akan berbicara sendiri sembari mengelus perut Nilam yang sudah membesar. Bulan ini bulan ke 9, hanya tinggal menghitung hari untuk kehadiran anggota baru keluarga mereka.

"Kamu janji sama aku mas, kamu harus jagain anak kita, sayangin dia, didik yang bener juga." Kata Nilam sembari ikut mengelus perutnya sendiri.

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang