Bagian 28

224 23 2
                                    

Kringgg

Aeera membuka matanya perlahan lalu mematikan alarm diponselnya. Tubuhnya terasa sakit karena semalaman ia tidur dengan posisi duduk, sangat tidak nyaman. Aeera melirik Arka yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Kak," panggil Aeera pelan mencoba membangunkan Arka namun Arka tetap tidur. Aeera menghembuskan napasnya pelan, lebih baik sekarang ia mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

Tok tok tok

"Biar Ara aja bibi lanjutin ini," kata Aeera dengan cengiran diwajahnya sembari menahan pergerakan Bi Asih yang akan membuka pintu. Ia dan Bi Asih sedang berada didapur sekarang.

"Iya atuh neng,"

"Eh Kak ayo masuk," Aeera membukakan pintu untuk Gama, Rangga dan Farhan.

"Sorry kita datengnya pagi banget," kata Gama.

"Nggak apa-apa, udah pada sarapan? Mau sarapan disini gak?" tawar Aeera.

"Dengan senang hati, gue belum sarapan si Gama sih buru-buru." Jawab Rangga cepat.

"Ih ogeb gak punya malu lo!" Farhan menjitak Rangga karena tidak habis pikir dengannya.

"Gak boleh nolak rezeki, gak baik." Kata Rangga so bijak.

"Kita kesini mau liat si Arka bukan numpang makan," Farhan mencoba mengingatkan Rangga.

"Iya gue tau, tapi kalo bisa sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui kenapa engga?" Kata Rangga dengan percaya diri. Aeera hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya.

Gama menghela napasnya pasrah, selalu saja begini. "Si Arka gimana udah bangun?" Gama mengalihkan pembicaraan.

Aeera menggeleng, "Tadi Ara bangunin tapi gak bangun, Ara takut Kak Arka kenapa-kenapa." Lirihnya.

Gama menggeleng, "Trust me, he will be fine."

"Anjir setan dirumah lo bule deh Ra, jadi pinter inggris gini," Rangga menepuk-nepuk puncak kepala Gama. Tampak bangga dengan apa yang barusaja Gama ucapkan.

Gama menepis tangan Rangga dan menatapnya tajam.

"Dia bukan lo yang harus kesurupan setan bule dulu baru bisa ngomong inggris Ga!" Kata Farhan geram. Ini pasti gara-gara Rangga belum makan jadi otaknya semakin bergeser.

"Gue mau liat si Arka boleh Ra?" Gama kembali mengalihkan pembicaraan, ia bisa benar-benar gila jika harus terus meladeni Rangga.

"Boleh ke atas aja, Ara siapin dulu sarapan ya."

***

Arka membuka matanya perlahan. Kepalanya masih terasa pusing, pasti efek dari minuman beralkohol tinggi yang semalam ia minum. Juga karena perutnya yang belum terisi makanan. Arka menatap keadaan disekitarnya, dimana ia sekarang? Tempat ini didominasi warna putih dan pink, Arka seperti pernah datang ke sini, tapi kapan? Dimana?

Apa ini rumah sakit? Tidak, tidak mungkin ada rumah sakit yang sangat girly seperti ini. Arka memegang dahinya, ada sebuah kompresan disana, sebenarnya apa yang terjadi dengannya semalam?

Arka melirik ke arah kananya. Seorang gadis sedang tidur dibawah dengan posisi duduk sembari memegangi tangan kanannya. Arka membulatkan matanya saat menyadari gadis yang sedang tertidur itu adalah Aeera. Ah iya benar ia sedang berada dikamar Aeera sekarang. Arka menggerakkan tangannya dan langsung membuat Aeera membuka matanya.

"Kak? Kakak udah bangun? Ada yang sakit?"

Aeera menghujani Arka dengan beberapa pertanyaan. Namun Arka justru bertanya kembali pada Aeera, "Kenapa gue bisa ada disini?"

ArkaeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang