Gelap baru saja akan bergantikan terang. Ditimur matahari mulai menunjukkan dirinya kembali. Tidak biasanya sepagi ini Aeera pergi ke sekolah. Tapi tuntutan tugasnya membuatnya harus pergi ke sekolah sepagi ini. Bukan hanya dirinya saja, pengurus OSIS yang lain juga begitu. Bahkan ada yang menginap disekolah.
Kali ini juga ia tidak pergi ke sekolah menggunakan metromini, karena tugasnya juga ia harus menggunakan taksi pagi ini. Aeera bertugas untuk mengurus konsumsi panitia penyelenggara dan juga juri untuk perlombaan. Maka dari itu ia harus mengambil makanan untuk konsumsi yang sudah ia pesan kemarin.
Setelah memastikan semua yang ia pesan sudah tersimpan rapi dibagasi, Aeera segera melanjutkan perjalanannya menuju ke sekolah. Tugasnya tidak seberat yang lain, yang harus menjalankan tugas yang menguras banyak tenaga. Gama memberi porsi tugas kepada anggotanya sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Teman-teman pengurus yang bertugas sama dengan Aeera sudah menunggu digerbang. Mereka saling membantu membuat tugasnya semakin terasa mudah. Aeera tersenyum senang, ini yang Aeera suka dari sebuah organisasi ia bisa memiliki keluarga baru yang melengkapi hidupnya.
"Ra gawat Ra!" Fanya datang dengan napas terengah-engah.
"Apa kenapa?" tanya Aeera, ia ikut panik.
"Ikut gue, gue pinjem si Ara dulu ya!" Fanya tersenyum kepada yang lain, lalu menarik tangan Aeera tanpa persetujuan Aeera boleh pergi atau tidak.
Fanya menarik Aeera sampai ke ruang musik. Tempat Fanya menjalankan tugasnya, karena ia bertanggung jawab untuk mengurusi lomba bernyanyi.
"Ada apa?"
"Gawat ini gawat banget! Lo harus bantuin gue pokoknya!"
"Iya apa?" Aeera tampak kebingungan, sedaritadi Fanya terlihat panik tapi tidak kunjung mengatakan apa masalahnya.
"Si Cindy gak masuk hari ini!"
Dahi Aeera berkerut, matanya mengerjap beberapa kali. Lalu jika Cindy tidak sekolah apa masalahnya? Cindy bukan pengurus OSIS dan juga bukan partner Fanya dalam tugasnya kali ini. Apa hubungannya dengan dirinya?
"Terus kenapa?"
"Aduh Ra," Fanya menghembuskan napasnya pasrah. "Si Cindy kan ikut lomba nyanyi sama si Juna."
"Terus kenapa?"
"Ya kalo si Cindy gak ada, si Juna gak akan mau tampil sendiri. Kalo gak tampil ya gak ikutan, kalo gak ikutan ya gak menang!"
"Nggak apa-apa dong, namanya juga lomba ada yang kalah ada yang menang."
"Iya yang menang kelas kita! Harus!"
"Nya kan Cin-"
"Lo gantiin si Cindy, gue gak mau tau."
"Engga, Ara gak mau nyari masalah."
"Masalah apa sih? Lo jomblo, si Juna juga, gak akan ada yang dirugiin kan? Yang jadi masalah itu kalo lo gak mau gantiin si Cindy."
Aeera menghembuskan napasnya kasar. Bagaimana cara ia membuat Fanya mengerti? Ia tidak mungkin menjelaskan yang sebenarnya. "A-Ara kan juga punya tugas Nya, Ara gak mungkin ninggalin tugas Ara."
"Kata siapa? Bentar."
Fanya melangkahkan kakinya keluar dari luar musik. Bisa Aeera lihat Fanya sedang celingukan diluar sana entah mencari siapa. "Kak Rei!"
Aeera mulai mendekati Fanya ingin tahu apa yang akan gadis itu lakukan.
"Iya ada apa Nya?" tanya Reina pada Fanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkaeera
Teen FictionArka si lelaki tampan namun dingin yang terjebak masa lalunya. Dan Aeera gadis cantik yang berusaha menempati ruang dihati Arka. Apakah dengan 3 kartu permintaan bisa membuat Arka terlepas dari belengggu masa lalunya? *** Cerita ini hanya fiktif bel...