Aeera terburu-buru berlari dari halte bus menuju ke sekolahnya. Entahlah hari ini busnya datang terlambat dan Aeera juga harus terlambat. Sudah hampir satu bulan metromini menjadi kendaraan yang Aeera gunakan untuk pergi dan pulang sekolah. Sudah hampir satu bulan juga Aeera jarang berbicara dengan Rimba, selain karena tidak berangkat bersama juga karena Rimba jarang ke rumah Aeera lagi.
Bukan jarang memang tidak pernah lagi, mungkin hanya sesekali untuk mengantarkan oleh-oleh dari orangtua Rimba untuk Aeera. Itu juga jika Elang tidak ada, jika Elang ada pasti Elang yang akan datang. Dikelas pun Rimba tidak pernah mengajak Aeera mengobrol lagi, jika ada tugas berkelompok Rimba juga tidak masuk kelompok yang sama dengan Aeera. Rimba menjauh dari Aeera.
Nafasnya memburu ketika sampai digerbang sekolahnya. Aeera sudah telat 15 menit namun gerbangnya masih terbuka lebar. Bahkan ada banyak siswa berseragam berbeda dengannya disini. Ah iya, Aeera lupa hari ini adalah pertandingan persahabatan dengan SMA Galaxy Centaurus. Kenapa Aeera tidak ingat? Jika begitu Aeera tidak perlu berlari-lari seperti barusan. Bagaimana jika Aeera mendadak pingsan? Sekarang saja kepalanya sudah terasa pusing.
"Neng Ara kok malah ngelamun bukannya masuk?" Tanya Pak Hidayat satpam SMA Galaxy Andromeda. Aeera cukup dekat dengan Pak Dayat -begitu panggilannya- karena akhir-akhir ini Aeera sering telat beberapa menit. Dan Pak Dayat dengan baik hati membukakan pintu untuk Aeera karena alasan Aeera yang logis.
"Aduh Ara pusing Pak, numpang duduk dulu deh ya?" pinta Aeera sembari memegang kepalanya. Pos satpam juga lumayan besar dan nyaman pasti Pak Dayat betah disini.
"Boleh neng, pucet gitu mukanya mau bawa saya beliin makanan?" tawar Pak Dayat karena tidak tega melihat wajah Aeera yang pucat. Setiap kali Aeera telat dah berlari-lari pasti saja wajahnya pucat. Seperti sangat takut dihukum Bu Darma.
"Engga deh Pak, makasih ya Ara pengen duduk aja."
"Yaudah ini minum dulu, biar enakan." Pak Dayat memberikan satu gelas cup air mineral untuk Aeera dari dalam pos. Stok maminnya dipos.
"Ah makasih Pak, pengetian banget deh," Aeera megambilnya dengan senyum yang tidak luntur dan segera meminumnya. Benar kata Pak Dayat sekarang Aeera merasa lebih baik.
Setelah merasa lebih baik Aeera segera pergi menuju kelasnya. Ponselnya sedaritadi berdering namun Aeera mengabaikannya karena itu dari Gwen. Aeera tidak mungkin mengatakan dirinya sedang beristirahat dipos satpam karena kepalanya pusing, bisa-bisa Gwen panik sendiri padahal Aeera tidak kenapa-kenapa.
Brukkk...
"Aww," Aeera meringis karena baru saja terjatuh karena menabrak tubuh seseorang didepannya. Ini pasti karena Aeera memainkan ponselnya sembari berjalan. Sehingga tidak menyadari seseorang dihadapannya menghentikan langkahnya.
"Eh sorry," seseorang yang baru saja Aeera tabrak membantunya untuk berdiri. "Lo nggak apa-apa? Ada yang sakit?" Tanyanya lagi kepada Aeera, sementara Aeera masih menunduk membersihkan roknya yang kotor.
Aeera mendongkak dan menatap kedua mata yang sedang menatapnya, "Lo lagi? Lo Aeera kan yang waktu itu kena bola gue?" Aeera mengangguk sebagai jawaban. "Kayanya lo kalo ketemu gue sial mulu ya?" Alger terkekeh mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Aeera, dan dipertemuannya yang kedua mereka harus dipertemukan dengan cara yang tidak biasa lagi.
Aeera masih diam mengerjapkan matanya. Senyum Alger benar-benar manis, lesung dikedua pipinya benar-benar menarik perhatian Aeera. Tidak Aeera! Ingat Arka!
"Iya ya, bikin sakit mulu ketemunya.""Ada yang sakit? Mau ke UKS aja? Gue anter." Alger memperhatikan bagian tubuh Aeera memastikan ada yang luka atau tidak.
"Ah engga, Ara mau ke kelas aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkaeera
Teen FictionArka si lelaki tampan namun dingin yang terjebak masa lalunya. Dan Aeera gadis cantik yang berusaha menempati ruang dihati Arka. Apakah dengan 3 kartu permintaan bisa membuat Arka terlepas dari belengggu masa lalunya? *** Cerita ini hanya fiktif bel...