Flashback on
Tap... Tap... Tap...
Alfia berjalan dengan cepat di koridor Sekolah Dasarnya. Sedikit lagi Alfia hampir terlambat karena Bundanya yang kesiangan bangun, jadi Alfia harus menunggu Bundanya bersiap-siap baru kemudian ia diantar ke Sekolah. Sekedar pemberitahuan, Alfia baru naik kelas 6 dan ini adalah hari pertamanya ke Sekolah paling dirindukan setelah diliburkan dua Minggu lamanya.
Terdapat dua belokan di hadapan Alfia. Sebenarnya Alfia ingin berbelok ke kanan tapi karena mendengar suara Isak tangis seseorang dari belokan kiri, maka Alfia berbalik badan menuju belokan kiri.
Suara itu semakin jelas ketika Alfia berdiri di depan pintu toilet perempuan. Entah kenapa buluk kuduknya jadi merinding, memikirkan hal yang aneh-aneh. Tapi terlanjur Alfia sudah penasaran, lebih memilih buka pintu.
"Siapa didalam?" Teriak Alfia dari luar dengan keras. Namun tidak ada sahutan sehingga pintu sudah terbuka lebar dan didapati seorang siswi memakai baju seragam sangat rapih melebihi Alfia. Siswi itu berjongkok di pojokan dengan kepala tertunduk.
Alfia mulai berjalan mendekat dan ikut berjongkok. Tindakannya ini baru menyadarkan siswi itu dan mengangkat kepalanya, matanya merah dan sembab disertai suara sesenggukan.
Siswi itu mengelap air matanya cepat dan berdiri, "Lo---Alfia?" Dia justru bertanya.
"Kok tau nama gue?" Tanya balik Alfia bingung. Padahal ia belum pernah berkenalan. Masalahnya selama Alfia bersekolah disini, tidak pernah melihat dia berkeliaran kesana-kesini.
"Setiap murid yang Sekolah disini tau siapa Lo karena Lo terkenal dan sering dibicarain oleh para guru." Jelas Siswi itu yang belum dikenalnya. "Gue gak boleh deket-deket sama Lo." Dia ingin keluar dari toilet ini dengan berlari tapi dicegat oleh Alfia.
"Kenapa gak boleh? Gue kan manusia." Jawab Alfia menganggapnya ini lelucon lalu sedikit terkekeh. Aneh banget gitu lho.
Siswi itu berusaha melepaskan tangannya dari cekakan Alfia. "Lepas!" Akhirnya berhasil terlepas juga. "Gue gak boleh... karena kita berbeda." Lanjutnya lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Alfia melongo mendengar pernyataannya. "Maksudnya?" Mendadak otaknya jadi kosong melompong.
"Lo masih gak ngerti?" Dia menaikkan nada bicaranya dan Alfia menggeleng. "Lo murid paling pintar di Sekolah ini, sedangkan gue... gue selalu dijuluki bodoh oleh semua murid lengkapnya gue juga dijauhin." Jelasnya dengan suara serak. Cerita ini sangat miris bagi Alfia.
Ohh, jadi itu penyebabnya.
Saat Alfia ingin berjalan satu langkah. Tiba-tiba dia menabrak bahu Alfia dan mengeluarkan suaranya. "Seharusnya Lo gak usah nyamperin gue. Permisi." Dia langsung berlari meninggalkan Alfia disana.
"Hey, tunggu!" Alfia mengejar siswi itu untuk meminta penjelasan sebab ia yakin ada orang yang menyuruh dia untuk menjauhi Alfia. Tapi ternyata dia berlari sangatlah cepat hingga sedikit lagi Alfia tertinggal jauh.
***
Ditempat ini Alfia berhasil mencegat dia. Akhirnya siswi itu pasrah dan terduduk dengan sendirinya melihat pemandangan langit biru dan bawahnya terlihat sangat tinggi kalau dilihat dari rooftop. Kali ini dia tidak menangis, tapi pandangannya kosong.
Alfia juga ikut duduk disitu seraya mengikuti arah pandangan siswi disampingnya ini. Setelah mengetahui kupu-kupu sebagai objek pandangannya. Kini Alfia gantian mendengar dia berbicara. "Enak ya jadi kupu-kupu, bisa terbang kesana kemari, terus kalau ada teman-temannya terbangnya bisa bareng-bareng." Ucap siswi itu sangat lirih, wajahnya datar dan pucat. Kata-kata ini seperti mengungkapkan sesuatu.
![](https://img.wattpad.com/cover/205211547-288-k671310.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kami Sahabat Sejati [COMPLETED]
General Fiction"Persahabatan sejati kami tidak akan mudah hancur bila tak ada satu pengkhianat." Berawal dari Hany, Felina, Ajeng, Alfia, Luna dan Gifta memasuki SMP Winanta. Mereka menjadi sebuah sahabat sejati dan berjanji akan saling menjaga satu sama lain. Ala...