Hari Sabtu pagi ini, matahari bersinar terang seperti biasa namun belum menyengat. Langit terang, tidak berawan dan udaranya yang begitu hangat cocok untuk melakukan aktivitas yang menyehatkan tubuh seperti Olahraga.
Sekolah mereka libur pada hari Sabtu, tetapi ada kegiatan ekstrakulikuler yang biasa diadakan sekarang. Namun ekstrakulikuler, diliburkan dulu satu hari karena masih masa menjadi murid baru.
Mereka sudah bangun pagi, tapi sebelumnya ada suatu kendala yang sempat membuat Gifta dan Felina kesal. Kalian tahu kenapa? Sebab Luna dan Alfia yang susah dibangunkan, dengan terpaksa mereka berdua berteriak kembali seperti waktu itu. Bodohnya, Luna panik bahwa rumahnya benar-benar kebakaran dan hampir mau menelepon pemadam kebakaran.
Kini Felina sedang memasang sepatu jogging, setelahnya ia menyusul mereka yang sudah berjalan lebih dahulu meninggalkannya. Tanpa mau menunggu disini hanya sekedar menunggu ia selesai memasang sepatu.
Felina pun berlari untuk menyamakan langkah mereka yang sudah ingin berbelok arah ke kanan, namun mereka tak sadar dengan keberadaan Felina.
"Fel, kamu kenapa wajahnya ditekuk begitu?" Tanya Hany yang pertama kali menyadari perubahan wajah Felina.
"Gak tau ah. Gue sebel." Felina langsung berlari meninggalkan mereka yang tengah kebingungan mengapa Felina menjadi kesal sekarang.
"Felina, kenapa sih?" Tanya Ajeng.
"Kurang tau, Jeng. Kayaknya dia ingat ponselnya masih disita kali." Tebak Alfia.
"Oh cuman ponsel." Luna mengangguk. "OI... FEL... TUNGGUIN GUE!! PONSEL LO DISITA, KOK LO MALAH KETAWA?" Teriaknya. Untung saja, dijalanan ini sepi tak ada orang yang lewat. Jadi tak ada yang mengomeli Luna karena sudah berteriak.
"Gue gak ketawa, Luna!" Jawab Felina semakin kesal.
"Oh... Tapi kok barusan aja Lo ketawa." Ucap Luna lagi. Sebenarnya sih ia sengaja memanas-manasi Felina.
Felina tak menjawab, gadis itu malah mempercepat langkahnya.
Ajeng menatap Felina yang sudah berjalan jauh. "Felina---aneh."
"Iya sama kayak Lo. Tapi Lo lebih aneh." Alfia menyahuti.
"Lo kali yang lebih lebih lebih aneh, Alip."
"Nama gue Alfia bukan Alip, Budiman!"
"Nama gue Ajeng. Jauh banget sih Lo plesetin nama gue!"
"SUKA-SUKA GU---"
"Bacot! Banget sih lo!!" Sarkas Gifta lalu berjalan mendahului daripada melihat mereka berdebat lagi dan lagi. Membosankan.
Hany hanya tersenyum tipis menatap mereka berdebat, tanpa berniat melerai sama sekali. Kemudian ia menyusul yang lainnya yang telah jauh.***
Alunan musik mulai terdengar yang mengisi keheningan keenam gadis tersebut. Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing di dalam kamar Luna.
Sesungguhnya Gifta tak suka dengan keadaan ini. Maka ia menutup buku komik yang ia pinjam milik Luna. "Katanya mau main bareng. Kok malah sibuk sendiri-sendiri sih!" Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kami Sahabat Sejati [COMPLETED]
General Fiction"Persahabatan sejati kami tidak akan mudah hancur bila tak ada satu pengkhianat." Berawal dari Hany, Felina, Ajeng, Alfia, Luna dan Gifta memasuki SMP Winanta. Mereka menjadi sebuah sahabat sejati dan berjanji akan saling menjaga satu sama lain. Ala...