END

260 35 26
                                    

Satu bulan lewat 1 minggu...

Entah kenapa sore ini Gifta merasakan resah yang berlebihan. Gadis itu turun dari kasurnya dan menatap ke luar jendela dan hujan masih deras sejak 40 menit yang lalu sehingga terlihat air mulai naik.

Gifta menarik turunkan nafasnya agar hatinya tenang, namun ia justru bertambah resah. Satu bulan telah berlalu dengan cepat dan dua Minggu sebelumnya Gifta izin untuk tidak masuk ke sekolah karena ia masih berada di luar kota Jakarta. Padahal itu adalah hari pertamanya ke sekolah dan ia menjadi kelas 8.

Tapi kemarinnya Gifta baru pulang ke rumah.

Gifta berbalik badan dan mendudukkan kembali ke atas kasur. Dan ia ingat jika pernah menemukan buku diarynya Felina yang terletak di atas mejanya sebelum liburan sekolah, mungkin sang pemilik lupa menaruhnya.

Sebenarnya Gifta ingin mengembalikannya, tapi ia sangat gengsi bertemu dengan Felina. Lalu Gifta mengambil tas ransel dan segera membuka resleting tasnya dengan pelan, mengambil buku tersebut.

Selama ini juga Gifta menahan rasa penasarannya agar tidak membuka barang kepribadian seseorang, namun sekarang Gifta sudah tidak bisa menahan lagi. Gifta penasaran dengan isi didalamnya sehingga mereka sering ribut tentang buku ini.

"Kenapa gue jadi kangen mereka ya?" Gifta bertanya-tanya sendiri dan langsung menggelengkan kepala. "Enggak, enggak, gue benci!" Kekehnya, tetap teguh pada pendirian.

Sampul buku sudah dibuka oleh Gifta dan tertulis nama Felina, selembar kertas ia balik dan terus begitu sampai habis. "Ternyata cuman sedikit doang Felina nulis kesehariannya. Beberapa ada yang nulis puisi tentang sahabat dan ada gue disitu. Huh bulsihit!" Nyinyirnya.

"Eh tapi tunggu." Ujar Gifta berhenti pada lembaran belakang. Dan anehnya disitu ada sebuah gembok kecil berwarna pink yang membuat bagian kertas belakangnya tidak bisa terbuka. "Kenapa dikunci? Emangnya penting banget ya? Ihh kurang kerjaan banget!"

Gifta menaruh buku itu di atas kasur dan ia berdiri. Kemudian membuka laci dan mengambil sebuah kunci kecil. "Coba dulu ah. Kali aja bisa pake kunci ini."

Dengan penuh harap, Gifta memasukkan kunci itu pada lubang gembok dan akhirnya terbuka membuatnya langsung kegirangan.

"K-kak I-iva?" Ucapnya terbata-bata melihat nama Iva di lembaran ini. "Apa buku ini punya Kakak? Kalo benar, kenapa bukunya ada di tangan Felina?"

From Iva to beloved sister♡
61774

"Enam sama dengan G, satu sama dengan I, tujuh garis bawah sama dengan F, tujuh sama dengan T, empat sama dengan A. Berarti Gifta." Pikirnya karena dulu ia pernah diajari huruf menjadi angka oleh Iva. "Ngomong-ngomong ada yang bisa baca kode ini gak ya selain gue? Tapi mustahil sih. Karena kayaknya belum ada yang buka bagian ini." Renungnya.

Lalu ia membalikkan lembaran lagi yang ternyata masih ada dan ia langsung terkejut bukan main membaca di awal kalimat. Tulisan ini adalah tulisan tangan Iva. Gifta sangat hapal!

Hai adek kakak tersayang jika nanti kamu pulang ke Indonesia, kakak akan letakkan buku ini di laci meja belajarmu, ya. Dan sekarang pasti kamu sedang membacanya, kan?

Maaf, Gifta, kakak punya kesalahan besar.

Dulu kakak sangat iri dengan kehidupan Alfia (orang yang pernah kakak ceritakan ke kamu lewat pesan dan aku sudah memberikan fotonya). Maaf emang ini udah terlambat banget dan kakak belum sempat ngucapin maaf sama sekali kepada Alfia.

Aku iri melihat dia punya banyak teman dan disayang keluarga, apalagi dia punya sahabat yang benar-benar baik dan tulus, Clarissa. Aku tahu itu, walau aku sudah lulus, tapi rasa iriku malah bertambah.

Kami Sahabat Sejati [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang