"Sebenarnya aku..." Ara sengaja menggantung omongannya membuat Alfia penasaran.
Namun karena kedatangan Sofi membuat Ara tidak jadi melanjutkan omongannya. Sofi membawa nampan yang berisikan gelas dan cemilan lalu ditaruhnya di atas meja. "Sebelum lanjut ngobrolnya, diminum dulu nih minumannya sama dimakan cemilannya juga. Enggak usah malu-malu." Kata Sofi sambil tersenyum tipis.
"Makasih, Tante." Sahut Alfia dan Hany berbarengan
"Iya." Kemudian Sofi buru-buru pergi dari sini, tepatnya untuk menuju kamar.
Tiba-tiba saja suasana menjadi hening. Tapi dengan cepat Ara menghilangkan suasana hening ini. "Kamu emang gak inget siapa aku, Al?" Tanyanya.
"E-enggak." Jawab Alfia gelagapan sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tiba-tiba merasa gatal. Entahlah otaknya tidak mengingat satupun kejadian dimana ia bertemu dengan Kakaknya Ara.
Ajeng dan Hany daritadi hanya menyimak dan mendengarkan percakapan keduanya. Karena keduanya tidak paham apa yang tengah dibicarakan Ara. Sebenarnya Ajeng juga heran sih, kenapa Kakaknya itu menyuruhnya untuk membawa Alfia kesini.
Ara menghela napas sebelum memulai pembicaraan kembali. "Sebenarnya aku adalah orang yang beberapa bulan ngelaporin ke kantor polisi untuk memperlihatkan video tentang kasus kamu, Clarissa dan Iva."
Uhuk.. Uhukk...
Ajeng yang lagi makan kacang langsung tersedak dan segera bergegas pergi ke dapur. Ketiganya sempat melihat kepergian Ajeng, namun hanya sebentar. Entahlah mungkin Ajeng yang terkejut.
"Kak Ara, orang yang nolongin aku?...." Alfia bertanya-tanya dan merasa tak menyangka jika Ara adalah orang yang memberi bukti tentang video itu. Bagaimana bisa?
Sepertinya ada dua kemungkinan. Yang pertama mungkin karena Ara tak sengaja memvideo, tapi seinget Alfia disana tidak ada orang lain lagi.
Yang kedua, kemungkinan Ara sudah tahu kejadian itu akan terjadi dan akhirnya dia memasang kamera diam-diam di tempat yang tersembunyi. Hm, mungkin saja.
"Aku kan lagi muter-muter di tempat itu yang cuman hanya ada sedikit orang yang masih ada disana dan hebohhhh banget. Awalnya aku biasa aja, tapi pas mereka nyebut Iva, perasaanku langsung gak enak. Dan entah kenapa pikiranku tiba-tiba nyuruh aku ke tempat kaca yang pecah itu. Tapi pas aku kesana, udah gak ada pecahan kaca lagi, pokoknya benar-benar bersih. Terus aku enggak sengaja lihat ponsel tergeletak di atas meja, tapi letaknya terlalu disembunyikan."
Ara berhenti bercerita untuk menarik napas kembali karena ia berbicara terlalu panjang. Sementara Alfia sudah larut dalam cerita Ara. Cerita itu benar-benar diluar pemikirannya!
Ara lanjut berbicara, "Aku hapal bangettt tuh ponsel punya Iva dan pas aku cek ternyata kamera ponselnya sedang aktif buat video. Dan video itu aku cek. Aku sempet prustasi lihat Iva yang berdarah-darah dalam video itu. Kemudian besoknya aku pergi ke kantor polisi buat laporin semuanya."
"Sampe sekarang aku masih sedih karena kehilangan Iva, dia sahabatku satu-satunya." Lanjut Ara yang tiba-tiba saja wajahnya langsung murung. Walaupun Ara umurnya dua tahun lebih tua dari Iva, tapi keduanya sudah saling dekat sejak SD. Dan keduanya bahkan sering curhat ketika salah satunya terkena masalah.
Ponsel milik Iva sudah Ara kembalikan kepada Mamanya Ara keesokan harinya setelah melaporkan bukti tersebut. Meskipun ia ditanyai namanya tapi Ara tidak menjawab dan tidak mengaku kalau ia teman terdekat Iva.
![](https://img.wattpad.com/cover/205211547-288-k671310.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kami Sahabat Sejati [COMPLETED]
Fiksi Umum"Persahabatan sejati kami tidak akan mudah hancur bila tak ada satu pengkhianat." Berawal dari Hany, Felina, Ajeng, Alfia, Luna dan Gifta memasuki SMP Winanta. Mereka menjadi sebuah sahabat sejati dan berjanji akan saling menjaga satu sama lain. Ala...