Chapter 36

123 37 7
                                    

Waktu pulang yang ditunggu pun tiba. Akhirnya semua murid yang tengah berbaris di lapangan, memasuki kelas masing-masing setelah mengikuti Pramuka dibawah terik matahari. Mengambil tas lalu absen diri baru kemudian diperbolehkan pulang.

Kelas 72, tersisa Felina, Hany, Alfia, Ajeng, Luna dan Gifta untuk menunggu Alfia yang tengah mencari keberadaan tas ranselnya, lupa menaruh atau disembunyikan. Serta masih ada dua murid lagi dan satu tas berwarna pink di pojok belakang, belum diketahui siapa pemiliknya.

Sastra si ketua kelas menggendong tasnya dan mengangkat bangkunya lalu ia berkata, "Kalian nanti pulangnya jangan lupa kunci pintu kelas! Fel, gue udah kasih kuncinya ke Lo ya." Ucap Sastra untuk mengingatkan Felina. Karena sekarang Felina piket, jadi kunci kelas diserahkan kepada Felina.

"Shiapp." Jawab Felina dan merogoh sakunya memastikan kuncinya aman. Setelah dirasa sudah, Sastra langsung keluar kelas ini.

"Matiin kipasnya juga ya." Ucap Shelomita lalu menutup buku absen. Sebagai sekretaris kelas, maka Shelomita harus mengabsen murid-murid yang bolos dan ikut Pramuka. Bagusnya semuanya patuh mengikuti Pramuka karena telah diancam 'Yang bolos Pramuka, nilai rapot akan merah dan tidak naik kelas'. Seram banget ya diancam begitu. By the way, Sekolah kalian gimana?

"BAIK, BU SEKRETARIS." Teriak Luna langsung ngegas duluan.

"Gue masih muda woi." Ucap Shelomita tidak terima lalu ia melanjutkan ucapannya lagi, "Gue duluan yaa. Dah." Kemudian gadis yang dipilih sebagai sekretaris kelas menghilang dari pandangan.

Suasana kelas ini kembali seperti semula. Hening. Dengan Alfia yang bingung.

Sebagai anak yang suka bertanya-tanya, jadi Hany menghampiri Alfia untuk menanyakan sesuatu. "Emangnya kamu tadi kemana aja? Terakhir taruh dimana? Ke kantin bawa tas gak? Ke perpustakaan bawa tas gak? Ke kamar mandi bawa tas gak? Atau jangan-jangan tasnya kebuang ke tempat sampah?" Tanya Hany bertubi-tubi katanya agar detail dan tidak membingungkan. Padahal satu pertanyaan saja, Alfia bingung ingin jawab apa.

"Kalo inget, daritadi tasnya udah ketemu lah." Jawab Alfia sambil mengelilingi satu kelas ini.

"Makanya taruh tasnya itu yang bener!" Ucap Gifta ketus.

"Tasnya gak dibawa kemana-mana selama disekolah. Kayaknya." Ucap Alfia, pusing.

"Masih kayaknya bisa jadi Lo tadi bawa kemana-mana. Gak mungkin kan tas Lo ada yang ngumpetin, temen sekelas kita pada baik semua." Jelas Ajeng.

Alfia menjawab dengan ragu-ragu. "Iya sih." Entah kenapa pikirannya tertuju kepada Clarissa. Semenjak kedatangan dia, kehidupan Alfia di Sekolah merasa terancam.

"Tasnya ada pelacaknya gak? Biar gue yang lacak pake kucing gue atau tikus mainan Abang Lo, Fel." Tanya Luna.

Felina menepuk keningnya. "Ya pastinya gak ada pelacak lah. Ngomong-ngomong kenapa bawa-bawa tikusnya Abang gue?" Felina memicingkan mata, menatap Luna curiga

"Suudzon aja Lo! Nih ya, gue mau nanya tikusnya Abang Lo beli dimana?" Tanya Luna.

"Nemu di got juga banyak." Jawab Felina asal.

Alfia masih sibuk mencari dibantu oleh Hany. Yang lainnya hanya menunggu, entahlah kenapa perlahan kepedulian mereka menghilang. Namun tak ada yang menyadarinya dan sibuk mengobrol.

"Alfia, aku udah periksa di semua yang ada di kelas ini. Bahkan semut yang lagi kondangan aku berhentiin dulu dan nanya. Tapi malah dikacangin." Cerita Hany, sangat aneh.

"Namanya juga hewan." Jawab Alfia. "Aku mikir kalo tasku diumpetin." Pikirnya.

"Masa sih?" Tanya Hany tidak mempercayainya. Perasaan semua murid tadi sudah lengkap berbaris di lapangan dan memangnya betul kah ada yang ngumpetin? Masa tuyul sih.

Kami Sahabat Sejati [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang