Dia membalikkan badan dan langsung terkejut setelah melihat Felina dan Alfia yang lagi memantau dari kejauhan. Lalu dia menjauhkan ponsel dari telinganya kemudian dia segera berlari menuju Felina dan Alfia.
"Jadi Lo, Lun, yang nakut-nakutin gue pake Annabelle. Bukannya Lo tau kalo gue phobia sama itu! Lihat gambarnya aja gue ketakutan, apalagi lihat bonekanya langsung!" Ucap Alfia menatap mata Luna dengan penuh emosi. Tatapannya semakin menajam. Sungguh Alfia tak menyangka jika Luna lah yang menaruh boneka itu di dalam tasnya.
Alfia ingin marah-marah. Tapi tidak bisa karena Luna sahabatnya. Mungkinkah Luna juga orangnya yang meneror dengan tikus dalam keadaan berdarah-darah?
"Al, gue bisa jela---"
Alfia memotong ucapan Luna dan langsung memasang wajah kecewa. "Ternyata selama ini gue salah menilai Lo. Gue yakin Lo pasti disuruh Clarissa ya kan? Andai aja Lo tau kenapa gue bisa takut banget lihat boneka itu."
"Maksud Lo apa sih, Al? Gue gak ngerti sama sekali. Lo lagi demam ya, makanya gak jelas banget tiba-tiba ngomong itu?" Tangan Luna ditempelkan ke dahi Alfia, namun segera di tepis.
"Udahlah, gue tau Lo cuman pura-pura gak ngerti! Dan sekarang gue tau mana yang benar-benar sahabat, dan mana yang benar-benar pengkhianat." Lalu Alfia menunjuk Luna.
"Lo adalah musuh dalam selimut yang sebenarnya. Terimakasih." Setelah itu Alfia segera berlari dari sini dan terlihat pundaknya sedikit bergetar. Menangis, maybe. Alfia sangat kecewa kenapa dunianya selalu mempermainkannya.
Kadang Alfia lelah selalu bertemu dengan orang-orang pengkhianat. Ia kira Luna adalah sahabat sejati yang baik, namun Luna justru menerornya sampai dua kali dan tidak menyebutkan alasannya, juga pura-pura tak mengerti.
Padahal Alfia selalu berbuat baik dan mencintai semua orang, Tetapi nyatanya hanya segelintir saja orang yang benar-benar baik dan mencintai balik dirinya. Alfia ingin menghindar dari kehidupan yang penuh pengkhianat untuk sementara, jika boleh untuk selamanya.
Felina masih berada disana dan segera berbicara dengan Luna. "Puas Lo neror Alfia pake boneka, surat berdarah sama tikus? Sayangnya rencana Lo gak berhasil. Lo gagal! sama seperti Clarissa dan Chika."
Felina bertepuk tangan bukan tanda ia bangga, tapi
Felina juga ikutan kecewa. "Udah basi kalo Lo bilang maaf lagi ke Alfia!" Ucapnya lalu segera pergi dari sini untuk menyusul Alfia.Luna sempat memanggil nama keduanya berulang kali, tapi terhenti karena terdengar suara seseorang dari belakang. "Lo pengkhianat, Lun! Kenapa Lo neror Alfia!?"
"Gifta, maksudnya apa sih?" Tanya Luna balik dan nada suaranya semakin melemah.
Gifta menampar pipi Luna cukup keras membuat Luna terkejut karena mendapat tamparan secara tiba-tiba. "Lo ngelak!? Dan gue makin yakin kalo Lo juga kerja sama dengan Clarissa, jadi jangan mendekati kami lagi, Lo bukan sahabat kami, Lo adalah seorang pengkhianat! Teror Lo gak mempan untuk memisahkan semuanya!"
Gifta menabrak punggung Luna sambil berjalan dan dari kejauhan dia berkata, "Jangan harap Lo dan Alfia berbaikan, karena dia trauma dengan masalalunya, apalagi sekarang Lo orang berikutnya yang berbuat jahat kepada Alfia, tapi sayang baru mulai Lo langsung gagal!" Sindirnya pedas.
Luna mematung menatap semuanya telah pergi. Dia berbicara sangat lirih tanpa berekspresi, "Maafin gue, Alfia, tindakan gue emang salah demi menutupi orang sebenarnya."
Gerimis mulai turun seakan tahu apa yang tengah terjadi, namun Luna justru mendudukkan dirinya di kursi panjang dan merenung hingga membiarkan bajunya basah.
Tanpa disadari Alfia ternyata masih memantau Luna dari jarak yang sangat jauh tanpa diketahui oleh siapapun. Sebenarnya dia bingung dengan pilihannya. Alfia tidak membenci Luna, tapi entah kenapa di hatinya jadi bimbang sendiri. "Sebetulnya apa yang lagi Lo sembunyiin, Lun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kami Sahabat Sejati [COMPLETED]
Ficción General"Persahabatan sejati kami tidak akan mudah hancur bila tak ada satu pengkhianat." Berawal dari Hany, Felina, Ajeng, Alfia, Luna dan Gifta memasuki SMP Winanta. Mereka menjadi sebuah sahabat sejati dan berjanji akan saling menjaga satu sama lain. Ala...