Pagi ini sekitar jam 7, seluruh murid memakai baju Pramuka berkumpul di tengah lapangan. Sebelum berangkat pastinya seluruh murid mengecek barang bawaannya. Jangan sampai ada barang yang tertinggal ketika bus sudah berangkat.
Kebanyakan dari mereka hanya membawa satu tas ransel masing-masing, sisanya ada yang membawa tas jinjing dan koper kecil. Namun hanya Luna saja yang membawa tas ransel dipundak, tas jinjing di tangan kiri dan koper kecil di tangan kanan.
Luna tak peduli kalau dijadikan bahan pembicaraan oleh ketiga sahabatnya.
Gifta yang hanya membawa satu tas ransel menganga tak percaya. "Lo serius, Lun, bawa tas segitu?" Tanya Gifta. Padahal ke Cibubur satu hari doang.
Hm... Setahu Gifta sepertinya Cibubur wilayah hutan. Gifta pernah mendengar dari perbincangan guru-guru, pada saat melewati ruang guru.
"Iyalah gue selalu serius." Jawab Luna lalu ia menaruh tas jinjing di bawah karena berat jadi taruh sebentar. Luna merenggangkan ototnya yang agak pegal.
"Gak berat emangnya?" Tanya Ajeng yang membawa tas ransel. Lalu Ajeng membenarkan topi boninya yang sedikit miring.
"Berat banget." Jawab Luna jujur sekali.
"Pasti disuruh sama Mama Lo ya?" Pikir Felina karena setahunya Mamanya Luna sifatnya tidak beda jauh dengan Luna. Jadi kalau kemana-mana harus bawa banyak barang bawaan.
"Iya disuruh. Tapi gue juga yang mau." Jawab Luna.
"Pantesan." Ujar Ajeng dan Felina berbarengan.
"Nah kan bener apa yang gue pikirin!" Gifta langsung geleng-geleng.
Sementara Alfia mendapat tatapan tajam dari Clarissa seakan mengatakan, Kemaren dan sekarang Lo masih tenang, tapi gak untuk nanti.
Dan ini disadari oleh Hany yang berbaris dibelakang Alfia. Hany melambaikan tangan diantara wajah Clarissa dan Alfia ketika tatapan keduanya semakin menajam. "Hei, kalian baik-baik saja?" Tanya Hany.
Clarissa yang duluan lebih sadar langsung mengalihkan pandangannya. "Only your friend ia crazy!" Sahut Clarissa ketus.
Alfia berbisik ke telinga Hany. "Dia ngatain aku gila?" Tanya Alfia untuk memastikan.
"Iya tapi tapi bukan arti gila yang kayak gitu kok." Balas Hany menambahkan sedikit agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Yaudahlah biarin aja." Sahut Alfia. Padahal Clarissa lah yang gila hingga menghilangkan nyawa seseorang.
"Han, bawa tenda kan?" Tanya Felina, takutnya ada yang kelupaan.
"Bawa dong." Jawab Hany cepat. Tenda itu paling utama diantara peralatan lainnya.
"Bagus. Kalian udah bawa senter masing-masing kan?" Tanya Felina lagi.
"Bawa." Jawab semuanya.
Senter ini akan digunakan untung jurit malam.
"Kakak osis pada ikut gak?" Tanya Alfia.
"Ikut lah!" Jawab Gifta.
"Kak Fahri sama kak Raefal ikut dong?" Tanya Ajeng. Sebab Fahri dan Raefal adalah adalah OSIS.
"Yap, betul sekali." Jawab Felina dengan anggukan juga. Felina diceritakan oleh Fahri sebagian anak OSIS akan ikut ke Cibubur.
"Hahh?" Luna terkejut. "Kok ikut? Bukannya Ldks buat kelas 7 doang?"
"Mana gue tau." Jawab Felina.
"Tau apa hayooooo." Luna memperlambatkan omongannya.
"Dibilang gak tau Luna!" Justru yang menjawab Gifta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kami Sahabat Sejati [COMPLETED]
Fiksi Umum"Persahabatan sejati kami tidak akan mudah hancur bila tak ada satu pengkhianat." Berawal dari Hany, Felina, Ajeng, Alfia, Luna dan Gifta memasuki SMP Winanta. Mereka menjadi sebuah sahabat sejati dan berjanji akan saling menjaga satu sama lain. Ala...